Sukses

Thailand Tetapkan Naga Sebagai Simbol Promosi Ekonomi Kreatif

Naga di Thailand dikenal sebagai Phraya Nak, makhluk mitologis yang hidup di Sungai Mekong.

Liputan6.com, Jakarta - Kabinet Thailand meresmikan naga sebagai simbol kebudayaan Thailand untuk mempromosikan sektor ekonomi kreatif negeri itu. Juru bicara Kantor Perdana Menteri, Ratchada Thanadirek menyampaikan bahwa jajaran kabinet sepakat menggunakan naga sebagai simbol identitas bangsa.

Dikutip dari The Thaiger, Rabu (2/11/2022), Naga dikenal sebagai Phraya Nak dalam bahasa Thailand. Warga Thailand meyakini keberadaan Naga sejak lama, khususnya penduduk di provinsi timur laut yang tinggal di sepanjang Sungai Mekong. Orang Thailand menganggap naga sebagai penjaga agama Buddha dan makhluk yang mampu berkomunikasi dengan alam dan dunia spiritual.

Banyak upacara dan kegiatan yang berlangsung di Thailand berkaitan dengan Naga, seperti Festival Bola Api Naga atau Bang Fai Phraya Nak, Prosesi Perahu Terang, dan Retret Hujan atau Hari Ok Phansa. Naga juga dapat ditemukan dalam arsitektur bergaya Thailand, terutama di kuil-kuil. Sebagian besar kuil Thailand menghiasi tangga mereka ke aula utama dengan mitos Naga.

Ratchada menjelaskan bahwa Kabinet ingin mendorong warga untuk belajar lebih banyak tentang sejarah dan budaya Thailand. Selain itu, mereka ingin makhluk mitos menginspirasi orang untuk membuat produk unik dan meningkatkan soft power dan ekonomi kreatif Thailand.

Komite Kebudayaan Nasional telah ditugaskan untuk bekerja dengan Departemen Seni Rupa untuk merancang simbol nasional Naga yang resmi. Simbol itu akan menggabungkan empat spesies Naga dalam warna emas, hijau, pelangi, dan hitam.

Menurut laporan Kementerian Kebudayaan Thailand, 157 negara di dunia menggunakan 229 makhluk mitos sebagai hewan atau identitas nasional mereka. Beberapa negara memiliki dua makhluk. Misalnya, China memiliki naga dan panda, Indonesia memiliki Garuda dan naga Komodo, dan Yunani memiliki lumba-lumba dan burung phoenix. Thailand juga memiliki gajah sebagai simbol negara mereka.

2 dari 4 halaman

Padat Turis Asing

Dalam kesempatan berbeda, pejabat imigrasi di Bandara Suvarnabhumi Bangkok sedang berjuang mengatasi membludaknya turis asing masuk ke Thailand. Sebuah foto yang merekam padatnya bandara itu pada Minggu, 30 Oktober 2022, menampilkan prospek yang menjanjikan dari high season turis Thailand yang berlangsung dari November hingga April.

Pada akhir pekan lalu, 26 penerbangan mendarat di landasan pacu bandara antara pukul 13.00 hingga 17.00, yang berarti rata-rata 20 penerbangan per jam. Sekitar 3.000--4.000 turis asing per jam melewati imigrasi pada hari itu, menurut juru bicara Biro Imigrasi Mayjen. Choengron Rimphadee.

Angka itu mencatatkan sebagai situasi tersibuk bandara sejak sebelum pandemi. Beberapa kebijakan Thailand dianggap telah berkontribusi pada peningkatan kedatangan asing, termasuk memberikan masa tinggal yang lebih lama kepada wisatawan, legalisasi ganja, dan penghapusan lengkap pembatasan dan persyaratan masuk Covid-19.

Untuk persiapan menghadapi high season, bandara internasional itu menambah jumlah loket imigrasi dari 92 menjadi 112 buah. Selama jam sibuk, setiap loket akan diisi petugas, kata Rhimpadee. Dia menyebut pihak bandara mampu melayani check-in sekitar 6.500 penumpang per jam tanpa mengorbankan keamanan.

3 dari 4 halaman

45 Detik

Untuk memastikan para turis tidak perlu menunggu lebih lama dari satu jam di konter imigrasi, semua loket imigrasi dioperasikan. Para petugas menghabiskan waktu tak lebih dari 45 detik untuk mengecek data paspor, status visa, data biometrik pribadi, dan status pencekalan dari setiap pendatang.

Staf dari Airports of Thailand (AOT) membantu kelancaran proses keimigrasian dengan mengantrekan penumpang dan membantu mereka mempersiapkan dokumen sebelum melalui pemeriksaan imigrasi. Saat ini, Bandara Suvarnabhumi menyambut rata-rata 45.000 hingga 50.000 orang setiap hari dan bandara hanya memperkirakan angka akan meningkat.

Komandan Divisi Imigrasi 2, Mayjen (pol) Montree Pancharoen mengklaim meski mengecek cepat, mereka masih mengerjakan pekerjaan secara menyeluruh untuk memastikan bahwa penjahat asing yang menyamar sebagai turis tidak lolos dari pengawasan dan melenggang masuk ke negara itu.

Thailand akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT APEC di Bangkok pada akhir bulan ini. Acara tersebut rencananya akan dihadiri sejumlah pemimpin dunia. 

4 dari 4 halaman

Syarat Masuk

Sejak 1 Mei 2022, Thailand tidak lagi mengharuskan turis untuk dites Covid-19 sebelum datang atau pada saat kedatangan, terlepas dari status vaksinasi mereka, menurut Otoritas Pariwisata Thailand. Sementara, turis yang divaksinasi penuh bisa memasuki Thailand lebih leluasa.

Turis yang sudah vaksinasi penuh juga dapat bepergian dengan bebas tanpa kewajiban karantina atau menginap di hotel tertentu. Aturannya akan sedikit berbeda untuk turis yang tidak divaksinasi.

Perdana Menteri Thailand mengharapkan 20 juta turis mengunjungi kerajaan itu tahun depan atau sekitar setengah dari jumlah wisatawan sebelum pandemi. PM Prayut Chan-o-cha mengatakan prediksi ini masih mengandalkan situasi Covid-19 tidak memburuk.

PM Thailand mengakui bahwa jumlah wisatawan telah meningkat secara signifikan sejak pelonggaran beberapa pembatasan. Meski terbilang signifikan, jumlah tersebut masih jauh di bawah 10 persen dari jumlah wisatawan yang tiba selama 2019. PM mengatakan, meskipun ada sedikit pelambatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan ekspor sebagai akibat dari melemahnya baht, tapi terjadi peningkatan jumlah wisatawan.