Liputan6.com, Jakarta - Perempuan di berbagai belahan dunia memiliki cerita dan perjalanan persalinan yang berbeda-beda. Salah satunya datang dari seorang ibu yang melahirkan di taksi.
Dikutip dari The Sun, Rabu (2/11/2022), perempuan bernama Farah Cacanindin itu tiba-tiba melahirkan dalam perjalanan 13 mil atau 20,9 km ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan rutin. Ia melahirkan putrinya Naia seorang diri di jok belakang taksi.
Saat itu, sopir taksi menelepon untuk memberi tahu staf di Rumah Sakit Stoke Mandeville. Beberapa hari kemudian, perempuan berusia 26 tahun ini dikirimi tagihan senilai 90 pound sterling atau setara Rp1,6 juta oleh Arrow Taxi.
Advertisement
Baca Juga
Tagihan tersebut termasuk dengan biaya kebersihan senilai 60 pound sterling atau setara Rp1 juta ditambah 30 pound sterling atau sekitar Rp540 ribu untuk ongkos taksi. Perempuan dari High Wycombe, Inggris itu tak dapat menutupi rasa kagetnya ketika menerima tagihan pembersihan tersebut.
"Saya mengerti bahwa saya memang membuat kekacauan, tetapi agak kurang ajar untuk menagih saya," kata perempuan yang berprofesi sebagai analis itu.
Ia menambahkan, "Itu adalah persalinan tercepat yang pernah ada. Air ketuban saya pecah lima menit dalam perjalanan. Sopir taksi bertanya apakah saya ingin dia menepi tetapi saya berkata untuk terus berjalan karena saya yakin saya akan berhasil sebelum dia lahir." Farah lantas membalut Naia dengan jaketnya setelah tiba di A4128 di Cryers Hill, Bucks.
Melahirkan di Pesawat
"Ketika kami sampai di rumah sakit, bidan sedang menunggu dan terkejut," jelas Farah. "Itu nyata. Saya tidak punya kesempatan untuk takut. Yang lucu adalah perusahaan taksi ada di ujung jalan kita. Saya melihat mobil van yang saya gunakan untuk melahirkan tepat di luar rumah saya."
Kisah berbeda datang dari seorang ibu yang melahirkan di pesawat pada akhir Oktober 2022. Kendria Rhoden terpaksa melahirkan putranya Skylen di bagian belakang pesawat setelah air ketubannya pecah di udara pada usia 32 minggu.
Dikutip The Sun, anak yang dinamai Skylen Kavon-Air Francis ini lahir, dengan berat hanya 3lb 7oz atau setara 1,5 kg. Petugas kesehatan dari Hartford, Connecticut ini sedang dalam penerbangan American Airlines menuju ke Republik Dominika untuk ulang tahun ibunya bersama saudara perempuannya Kendalee.
"Saya mulai merasa kram pada awalnya, tepat di awal penerbangan. Ini terus berlanjut dan 34 menit setelah penerbangan, air ketuban saya pecah," katanya.
"Awak kabin sangat membantu dan mereka harus membantu mengantarkan Skylen di bagian belakang pesawat. Saya hanya ingat semua orang merekam kami ketika kami turun dari pesawat dan mereka semua mengucapkan selamat kepada saya," lanjut Kendria.
Advertisement
Bersalin di Tengah Turbulensi
Ada pula cerita seorang perempuan melahirkan di dalam pesawat yang berangkat dari Ghana, Afrika Barat, menuju Amerika Serikat. Peristiwa tersebut terjadi dalam penerbangan United Airlines Flight 997.
Perempuan yang tak disebutkan namanya itu berangkat dari Bandara Internasional Kotoka di Accra, ibu kota Ghana, menuju Bandara Internasional Washington Dulles, Amerika Serikat, dalam penerbangan 11 jam. Ia mulai menjalani persalinan setelah pesawat enam jam mengudara, seperti dilansir dari CNN, Rabu, 2 Februari 2022.
Beruntung bagi sang ibu, seorang dokter, perawat, dan pramugari United yang merupakan mantan perawat berada di dalam pesawat Boeing 787-8 membantu proses persalinannya. "Kru kami luar biasa," tulis United dalam sebuah pernyataan.
"Mereka bertindak cepat, membantu para profesional medis di pesawat dan memastikan semua orang tetap aman selama penerbangan. Dan kami sangat senang melihat pesawat mendarat dengan satu penumpang ekstra, terutama yang ganteng," lanjut pernyataan tersebut.
Paramedis bandara langsung menyambut perempuan itu setibanya di Amerika Serikat pada pukul 5.41 pagi, Minggu, 30 Januari 2022. Seorang saksi, Tiani Warren dari Los Angeles yang berada di United Flight 997 mengatakan ia kembali dari perjalanan tiga minggu ke Ghana.
Kata Saksi
Warren mengatakan kepada CNN Travel bahwa ia duduk di kelas bisnis, sedangkan perempuan yang melahirkan berada di barisan di belakangnya, meskipun mereka dipisahkan oleh pintu darurat. Itu berarti bahwa perempuan yang akan melahirkan memiliki ruang untuk berbaring.
"Saya sedang tidur. Saya pikir saya sedang bermimpi ketika saya mendengar erangan. Saya bangun dari tempat duduk saya, dan saya melihat seseorang di bawah. Seorang perawat ada di atasnya," kata Warren.
Ia butuh satu menit untuk sepenuhnya menyadari apa yang sedang terjadi. Ia panik dan berpikir perempuan tersebut tidak akan melahirkan di dalam pesawat.
"Kemudian dokter mulai merawat perempuan itu. Mereka mengeluarkan infus untuk dipasang padanya," kata Warren. "Dia mengerang dan berteriak, tetapi setengah orang di pesawat tidak tahu apa yang sedang terjadi."
Pesawat sempat mengalami beberapa kali turbulensi. Warren kemudian mendoakan perempuan itu saat ia mulai mengejan. Perempuan itu menangis hingga bayinya keluar. Warren senang bayi itu lahir selamat dalam kondisi baik. Ia mengatakan tangisan bayi itu sangat nyaring.
Advertisement