Sukses

Seniman Indonesia Bikin Bra dari Keyboard Bekas, Dibeli Orang Amerika hingga Eropa

Seorang seniman Indonesia menciptakan bra unik dan beberapa benda lain menggunakan keyboard yang dipamerkan dan dijual di situs jual beli online.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang seniman Indonesia, Alfaz Syam, menciptakan benda unik yaitu bra dengan keyboard berwarna hitam.  Melalui brand yang diberi nama Button Network, pria asli Sukabumi yang kini tinggal di Bogor ini mendesain benda-benda unik dari keyboard untuk dijadikan benda yang bisa dipakai sehari-hari.

"Sebenarnya ini kami buat sejak bulan Maret tapi kami masih memikirkan konten yang cocok, dan untuk saat ini mungkin kami hanya ingin mengunggahnya seperti ini. KEYBOARD BN BRA Oleh: @skatesuckers," tulis akun Button Network di Instagram, dikutip Jumat, 4 November 2022.

Dalam profil virtualnya di Instagram, penciptanya, Alfaz Syam menyebut dirinya seorang anak yang mendaur ulang sampah keyboard menjadi sebuah seni. "Art yang aku buat itu wearable semua, kebanyakan yang beli dari luar negeri Eropa hingga Amerika, sudah 10 negara pengirimannya," sebut Alfaz saat dihubungi Liputan6.com, Kamis 3 November 2022.

Ia pun bercerita bagaimana bisa mendapat ide menciptakan berbagai benda dari keyboard. Menurutnya, hal itu bermula saat melihat foto-foto di Pinterest, waktu itu Alfaz yang terobsesi dengan dunia fesyen bahkan membeli mesin jahit untuk memulai karyanya tapi ternyata kini belum dipakai lantaran sibuk memenuhi pesanan untuk benda-benda keyboard-nya. 

Awalnya pada Februari 2022, ia membuat sandal keyboard tapi tidak full covered atau versi biasa. Kemudian Alfaz juga membuat benda lain seperti kacamata, helm hingga sarung tangan, bahkan ia berencana membuat benda lainnya seperti rompi dari keyboard.

2 dari 4 halaman

Awal Mula Viral

Singkat cerita akhirnya karyanya bisa terkenal adalah berkat media sosial. Saat itu ia mengunggah karyanya di Instagram dengan menyematkan tag akun jual beli produk-produk unik seperti @hypebeast, @hypebae, hingga @highsnobiety.

Dari sanalah banyak orang luar negeri yang tertarik untuk membeli karena foto karyanya diunggah ulang akun yang telah diikuti oleh pengikut dari seluruh dunia. Tak sedikit akhirnya yang mengajak Button Network berkolaborasi dan membeli.

Alfaz menyebut dirinya mulanya hanya ingin melakukan re-work untuk barang-barang yang sudah tidak terpakai seperti keyboard. Tetapi kini konsumennya ada juga yang menginginkan pesanannya dibuat dengan keyboard baru.

Lebih jauh ia mengungkapkan, tempelan keyboard saat pertama kali membuat produk sandal pertamanya mudah copot, tetapi kini sudah sangat wearable dan awet untuk dikenakan penggunanya karena sudah menggunakan lem khusus. Bahkan benda unik buatannya aman untuk dicuci, karena ia sudah menggunakan teknik baru dalam pembuatannya.

"Sudah pernah coba dicuci kuat dan tidak copot. Cuma cucinya dengan penanganan khusus, misalnya direndam dan disikat," sambungnya. 

3 dari 4 halaman

Laku di Luar Negeri

Alfaz mengaku tak menyangka bahwa benda unik dari keyboard buatannya bisa terjual hingga ke luar negeri. Saat itu sandal keyboard yang dibuatnya laku terjual 90 dolar Amerika atau setara Rp 1,3 juta per pasang.  "Sempat ada yang ingin pesan 500 buah, tapi waktu itu belum bisa menyanggupi," kata Alfaz.

Beberapa benda keyboard lainnya seperti sepatu terjual 175 dolar Amerika atau setara Rp3 juta, kemudian kacamata berhasil terjual 50 dolar Amerika yaitu sekitar Rp700 ribu. Serta benda lainnya seperti bra keyboard laku dijual 90 dolar Amerika yang setara Rp1,4 juta. 

"Bulan lalu kacamata kami dibeli oleh fotografer luar yang dipakai di London Fashion Week," tukasnya lagi. Pria berusia 25 tahun ini mengatakan, kebanyakan pembelinya memang dari luar sementara orang Indonesia yang tertarik membeli baru dua orang. Dengan potensi tersebut Alfaz mengaku kedepannya ingin agar bisa menjadikannya bisnis berkelanjutan. 

Terlebih saat muncul ide membuat bra keyboard tidak ada yang terpikir apa-apa, ia hanya merasa bentuk keyboard akan pas ketika dibuat menjadi bra. Bra keyboard yang juga viral di media sosial ini ternyata menurutnya juga bisa dipakai dan dicuci, meski mungkin pemakainya akan menggunakannya saat berjemur di pantai.

4 dari 4 halaman

Seni Terhubung Blockchain

Sementara itu mengakomodir dan menjadi penghubung ekosistem seni di Indonesia, Artopologi menggelar pameran karya seni terintegrasi blockchain bertajuk Rekam Masa pada 28 Oktober - 6 November 2022 di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

Mengutip dari kanal Showbiz Liputan6.com, Minggu, 29 Oktober 2022, bukan hanya mengangkat karya dan peristiwa seni di ruang pamernya, Rekam Masa ikut memperkenalkan kelebihan teknologi blockchain dalam merekam portofolio seorang seniman, jejak sebuah karya dan menyimpan sertifikat keasliannya dalam bentuk digital. Rekam Masa merupakan sebuah pameran yang mengambil tema perjalanan waktu antara seni yang berpadu dengan teknologi.

Makna Rekam Masa juga mengacu stempel waktu atau time stamps yang menjadi landasan teknologi blockchain, di mana setiap karya seni pada pameran ini terintegrasi ke dalam jaringan tersebut. "Teknologi ini dikenal unggul untuk mencatat sejarah data karya serta peristiwa seni, karena aman, transparan, otomatis, dan terdesentralisasi," sebut Founder Artopologi Intan Wibisono di Museum Nasional Indonesia, Jumat, 28 Oktober 2022.

Karya seni fisik yang ditampilkan di Rekam Masa, antara lain lukisan, fotografi, patung, instalasi, pertunjukan, serta fashion masterpiece dari para seniman senior seperti Teguh Ostenrik, Ghea Panggabean, Galam Zulkifli, Dipo Andy, Mang Moel, FJ Kunting, Rinaldy Yunardi, Didi Budiarjo, Joshua Irwandi, dan para seniman muda lainnya. Terdapat juga sajian karya seni digital dan instalasi art wedding.