Liputan6.com, Jakarta - Bottega Veneta menambah panjang daftar ide keberlanjutan yang diinisasi merek mewah dengan mengumumkan garansi seumur hidup pada tas mereka. Ini sekaligus memperkuat komitmen rumah mode itu terhadap kemahiran para perajin.
Melansir Forbes, Selasa (8/11/2022), program Certificate of Craft menawarkan penyegaran dan perbaikan gratis tanpa batas pada tas-tas rilisan merek tersebut. Bottega Veneta dikenal menggunakan kulit terbaik yang dapat tergores jika pemakai ceroboh. Sekarang, mereka dapat mengirimkannya untuk perbaikan cepat.
Advertisement
Baca Juga
"Bottega Veneta adalah (hasil) kerajinan luar biasa dengan desain dan kreativitas yang indah. Certificate of Craft lahir dari keinginan untuk menawarkan pada klien kami layanan yang unggul untuk pelestarian jangka panjang produk mereka," kata Leo Rongone, CEO Bottega Veneta, dalam sebuah pernyataan.
Hal itu dinilai sebagai pernyataan kuat dari komitmen lebih ramah lingkungan, sekaligus anggukan pada DNA jenama, mengingat merek tersebut dikenal menghargai keabadian desain dan umur panjang produk. "Visi kami tetap konsisten dengan salah satu pendiri kami. Mereka ingin Bottega Veneta mewakili bentuk kemewahan yang paling tinggi dan elegan. Kami menghitung hari, bukan jam, untuk membuat produk kami. Mereka dirancang untuk bertahan selamanya," kata Rongone.
Merek Italia itu ingin "Anda mempertimbangkan hanya memiliki satu tas tangan." Dengan program Certificate of Craft yang baru, tas akan terlihat seperti baru tidak peduli berapa lama usianya. Program ini juga menggarisbawahi gagasan bahwa membeli lebih sedikit barang yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi adalah cara yang bertanggung jawab untuk berbelanja, daripada memanjakan diri dengan barang-barang fast fashion yang "berantakan" setelah beberapa musim.
Â
Berlaku untuk Tas Baru
Rongone berkata, "Kami fokus pada pertumbuhan yang bertanggung jawab. Niat kami adalah mempertahankan produk untuk digunakan lebih lama, mengurangi kebutuhan untuk penggantian."
Mulai bulan ini, setiap tas akan disertai kartu fisik dan digital dengan nomor seri sesuai yang tertera di tas. Namun, program Certificate of Craft hanya berlaku untuk pembelian baru.
Gagasan praktik lebih ramah lingkungan sebelumnya telah muncul di berbagai bentuk. Label fesyen mewah Valentino, misalnya, yang tidak lagi menggunakan bulu-bulu hewan untuk koleksi mereka. Koleksi Autumn/Winter 2021/2022 jadi kali terakhir bagi mereka menyertakan bulu dalam rancangan tersebut.
Melansir Hindustan Times, keputusan label fesyen asal Italia itu untuk menyetop penggunaan bulu hewan berangkat dari meningkatnya kesadaran bagaimana industri itu berdampak secara langsung pada perubahan iklim. Selain itu, Valentino juga merespons meningkatnya kesadaran tentang penyalahgunaan hewan demi kepentingan fesyen yang tidak manusiawi.
Sejumlah pesohor dunia secara terbuka berkomitmen tidak lagi menggunakan bulu hewan. Mereka di antaranya Dua Lipa, Kim Kardashian, Charlize Theron, Pamela Anderson, Simon Cowell, Stella McCartney, Olivia Munn, dan Miley Cyrus.
Advertisement
Berhenti Pakai Bulu Asli
Dengan penolakan dari para calon konsumen, sejumlah label fesyen mewah telah berhenti menggunakan bulu-bulu dalam koleksi mereka. Sebelum Valentino, Prada, Versace, Gucci, Burberry, Chanel, Ralph Lauren, dan Armani terlebih dulu menolak penggunaan bulu pada beberapa tahun terakhir.
Pada 2018, Gucci secara terbuka berjanji berhenti menggunakan bulu di koleksi mendatang, sementara Prada memulai debut dengan bulu palsu dalam koleksi pakaian wanita Spring/Summer 2020. Banyak konsumen memilih menggunakan bulu palsu dalam upaya mempromosikan isu keberlanjutan.
"Bagi kami, Maison de Couture berarti kreativitas, keunikan, keintiman, dan pola pikir yang inklusif. Sikap tanpa bulu sangat sejalan dengan nilai-nilai perusahaan kami. Kami bergerak maju seiring penelitian bahan alternatif, mengingat perhatian yang lebih besar terhadap lingkungan, untuk koleksi mendatang," kata CEO Valentino Jacopo Venturini, seperti dilansir dari Women’s Wear Daily.
Meski begitu, banyak pihak pendukung bulu asli menantang pendapat tersebut. Mereka beranggapan bahwa bulu asli lebih berkelanjutan daripada bulu palsu.
Desakan dari Pihak Luar
Desakan praktik keberlanjutan di dunia fesyen juga datang dari "pihak luar." Salah satunya Tash Peterson, seorang aktivis vegan yang nekat menggelar aksi di outlet Louis Vuitton. Perempuan berusia 28 tahun asal Perth, Australia itu tampil hampir bugil, hanya memakai celana dalam, sambil bersimbah "darah."
Aksi ini dilakukannya pada Agustus lalu, dengan maksud mengkritisi pembeli yang membeli produk hewani, melansir Daily Mail. Ia juga pernah berdemonstrasi dengan topik yang sama setahun lalu, dan menyebutnya sebagai "protes paling kuat yang pernah dilakukannya."
"Hai semuanya, Anda mungkin bertanya-tanya mengapa saya terlihat seperti ini ... tapi saya akan menyamar untuk melakukan protes hari ini di dalam Louis Vuitton sebagai peringatan sejak 'gangguan pertama' saya di Louis Vuitton tepat satu tahun lalu," kata Peterson.
Selain ke tubuh, ia juga memercikkan "darah" ke beberapa bagian lantai gerai rumah mode mewah tersebut. Meski tidak jelas apakah darah asli benar-benar digunakan, Peterson mengaku menggunakan darah menstruasinya sendiri dalam demonstrasi tahun lalu.
"Saya sangat gugup, tapi ini akan jadi protes yang luar biasa dan kuat ... jadi doakan saya beruntung," tambahnya.
Foto-foto menunjukkan aktivis itu berdiri di toko Louis Vuitton, sementara pembeli yang kebingungan bergerak di sekelilingnya. Selama intrusi Louis Vuitton pertamanya, Peterson terlihat berparade di sekitar toko mencoba mempermalukan pembeli karena membeli barang-barang yang menampilkan bahan-bahan yang berasal dari hewan.
Advertisement