Sukses

Cerita Pengusaha Teh Lokal Berdayakan Petani Teh dan Perajin Bambu Sekaligus

Tak hanya ingin besar sendiri, pengusaha teh asal Sukabumi juga ajak petani teh dan petani bambu maju bersama.

Liputan6.com, Jakarta - Kisah UMKM mengembangkan bisnisnya bisa menjadi contoh pahlawan masa kini. Salah satunya Tea Heaven yang berbasis di Sukabumi. Brand teh lokal yang diluncurkan sejak 2017 itu memulai bisnisnya hanya dari satu produk. Kini, Tea Heaven sudah memiliki 100 varian teh.

"Kami memberdayakan ratusan petani teh di lebih dari 20 perkebunan di seluruh Indonesia, di antaranya Bantul, Garut, Ciwidey, Padang, Bali dan masih banyak lagi," kata Devina Amelia, pemilik Tea Heavem, saat Virtual Media Briefing Tokopedia Sambut Hari Pahlawan, Rabu, 9 November 2022.

Devina menerangkan bahwa nama brandnya terinspirasi dari gambaran suasana kebun teh tempat bahan baku diproduksi. Ia merasa damai seperti di surga saat berada di kebun teh tersebut.

Misi Tea Heaven sejak berdiri ingin memperkenalkan teh lokal berkualitas premium, yaitu murni organik tanpa tambahan zat kimia dan promosi gaya hidup lebih sehat. Uniknya, Tea Heaven Indonesia tak sekadar berbisnis tapi juga memberdayakan petani lokal.

Melalui Tea Heaven, Devina ingin memperkenalkan teh herbal Indonesia yang sangat kaya, mengedukasi lebih luas tentang teh asli Indonesia. Tak hanya teh, Tea Heaven juga menyertakan para perajin bambu dalam perjalanan bisnis mereka. Caranya dengan menggunakan kemasan bambu yang dinilainya belum terlalu diberdayakan. 

"Perajin bambu terdampak pandemi karena banyaknya restoran yang tutup kita berdayakan untuk membuat kemasan bambu yang berkualitas," tukas Devina.

Dikutip dari akun Instagram mereka, Tea Heaven bekerja sama dengan Studiowoork yang juga berasal dari Sukabumi untuk merancang kemasan yang eksklusif sekaligus eco-friendly. Mereka menargetkan konsumen kelas A yang lebih sadar soal gaya hidup sehat.

Produk mereka dipasarkan melalui e-commerce dan berhasil menjangkau pelanggan dari berbagai daerah, seperti Jabodetabek, Sumatra, Bali hingga Papua. Bahkan, mereka sudah menjual ke Malaysia.

 

2 dari 4 halaman

Selamat dari Pandemi

Semangat memberdayakan sesama juga dilakoni pemilik Madu Bantal, Chairul Mufti. Lewat bisnisnya, ia memberdayakan lima kepala keluarga yang bekerja sebagai peternak lokal madu.

Ia juga berkolaborasi dengan sejumlah perajin purun khas Kalimantan Selatan untuk membuat kemasan madu. "Kini 70 persen omzet Madu Bantal berasal dari penjualan marketplace di Tokopedia, dengan rata-rata penjualan per bulan mencapai puluhan juta rupiah," ujar Chairul.

Situasi pandemi Covid-19 turut mendongkrak penjualan produk Madu Bantal. Produk laku keras, terutama di awal pandemi. Dengan promosi dan memanfaatkan fitur di marketplace, penjualan Madu Bantal bisa menjangkau Aceh sampai Papua. "Kenaikan omset 400 persen lebih, setelah panen sudah habis lagi," tutur Chairul.

Hal yang sama dirasakan Angga Setyawan yang melanjutkan usaha keluarganya di tengah kondisi pandemi COVID pada 2020. Bakso Damas yang berbasis di Malang kini bisa dikenal hingga luar kota setelah berinovasi melalui produk bakso beku dan dijual secara daring

Padahal, usaha bakso itu mengalami menurun pendapatan hingga 60 persen pada awal pandemi. "Kondisi tersebut justru bukan penghalang. Berkat Tokopedia, omzet online kami bisa tetap naik dan berhasil mempertahankan sekitar 30 karyawan kami yang kebanyakan adalah tulang punggung keluarga," kata Angga. 

3 dari 4 halaman

Berdayakan Masyarakat

Hyperlocal adalah konsep yang diinisiasi Tokopedia untuk mendekatkan penjual dengan pembeli di mana pun mereka berada. Tujuannya tak lain agar UMKM di seluruh penjuru Indonesia punya kesempatan yang sama untuk bertumbuh dan berkembang.

Dengan bantuan marketplace, para pengusaha bisa berjualan online tanpa harus pindah ke kota besar dan pembeli bisa memperoleh produk kebutuhan yang lebih beragam dengan lebih cepat dan efisien.

"Inisiatif Hyperlocal memiliki berbagai contoh manifestasi, seperti layanan pemenuhan pesanan. Dilayani Tokopedia, Kumpulan Toko Pilihan (KTP), kampanye PASTI (Paket Sehari Tiba) dan masih banyak lagi yang dapat dimanfaatkan oleh para pegiat lokal,” ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Regional) Tokopedia, Rizky Juanita Azuz di kesempatan yang sama.

Ia mengatakan, inisiatif Hyperlocal Tokopedia juga telah mendukung tumbuh kembang UMKM lokal. Jumlah penjual yang memanfaatkan layanan Dilayani Tokopedia naik lebih dari 1,5 kali lipat selama kuartal III 2022 dibanding kuartal III 2021. Peningkatan itu ikut mendorong jumlah pembeli yang bertransaksi naik lebih dari dua kali lipat. 

4 dari 4 halaman

Produk Paling Laris

"Selain di Dilayani Tokopedia, kami juga melihat jumlah transaksi dan penjual yang mengikuti kampanye PASTI dan KTP masing-masing melonjak lebih dari 1,5 kali lipat," sebut Head of Regional Growth Expansion (RGX) Central Tokopedia, Nafisah Wulandari.

Nafisah menambahkan, pertumbuhan transaksi tertinggi melalui Tokopedia terjadi selama kuartal III 2022 dibanding kuartal III 2021. "Kecamatan yang mengalami kenaikan antara lain Kutowinangun di Jawa Tengah, Eremerasa, Sanrobone, Arungkeke di Sulawesi Selatan dan Indrapuri di DI Aceh," kata dia.

Tercatat pula beberapa kategori paling laris selama kuartal III 2022 di berbagai wilayah di Indonesia:

- Sumatra, Jawa: Rumah Tangga, Kesehatan, Makanan dan Minuman, Elektronik dan Fesyen

- Bali, Nusa Tenggara: Rumah Tangga, Elektronik, Fesyen, Kesehatan, Makanan dan Minuman

- Kalimantan, Sulawesi: Rumah Tangga, Elektronik, Fesyen, Kesehatan dan Otomotif

- Kepulauan Maluku, Papua: Elektronik, Fesyen, Kesehatan, Rumah Tangga dan Otomotif