Sukses

Larangan Jilati Kodok Beracun di Taman Nasional Amerika Serikat

Sejumlah pengunjung taman nasional di Amerika Serikat sengaja menjilati kodok gurun sonora yang kulitnya beracun, demi apa?

Liputan6.com, Jakarta - National Park Service (NPS) meminta orang-orang untuk berhenti menjilati kodok Gurun Sonora yang diketahui mengeluarkan racun kuat. Kodok yang juga dikenal sebagai kodok Sungai Colorado itu merupakan salah satu kodok terbesar asli Amerika Utara.

Menurut NPS, kodok itu memiliki kelenjar parotoid di belakang setiap mata dan beberapa kutil besar di kaki belakangnya. Ketika merasa terganggu, hewan itu mengeluarkan racun sebagai pertahanan.

NPS memperingatkan racun ini dapat membuat manusia sakit jika mereka memegang katak atau memasukkan racun ke dalam mulut mereka. Racun itu dapat bertindak sebagai psikoaktif yang kuat, menurut Kebun Binatang Oakland, yang menghasilkan "sensasi hangat, euforia, dan halusinasi pendengaran yang kuat."

"Yah, itu sangat menakutkan …" tulis NPS dalam posting Facebook baru-baru ini.

"Seperti yang kami katakan dengan kebanyakan hal yang Anda temui di taman nasional, apakah itu siput pisang, jamur asing, atau katak besar dengan mata bersinar di tengah malam, tolong jangan dijilat."

Unggahan itu disertai foto kodok Gurun Sonora yang terekam kamera pengawas yang diambil di Monumen Nasional Organ Pipe Cactus di Arizona. Kodok beracun itu hidup di berbagai habitat, menurut Kebun Binatang Oakland, termasuk semak gurun, padang rumput, hutan pinus ek, semak duri, dan hutan gugur tropis.

Mereka sering ditemukan di dekat mata air, waduk, dan sungai. Lokasinya tersebar di Amerika Serikat, seperti di Colorado selatan, Arizona, barat daya New Mexico, California tenggara, dan banyak lagi. 

 

2 dari 4 halaman

Karakter Kodok

Tubuh kodok bernama latin Incilius alvarius itu bisa mencapai 7 inci (18 cm). Kodok dewasa memiliki kulit berwarna hijau ke abu-abu kehijauan di bagian atas dan putih krem di bawah. Kodok yang baru saja bermetamorfosis akan berwarna cokelat kehijauan dengan bintik-bintik oranye atau merah di punggung.

Dikutip dari desertmuseum.org, tidak seperti kodok jantan lainnya, kodok Gurun Sonora jantan tidak memiliki tenggorokan yang gelap. Kodok jantan memiliki telapak kapalan yang gelap dan tebal di ibu jari kaki depan selama musim kawin. Mereka aktif berkembang biak dari akhir Mei hingga September, meskipun terutama selama musim hujan di musim panas.

Mereka biasanya aktif di malam hari selama bulan-bulan musim panas. Suara kodok jantan terdengar agak seperti peluit kapal feri. Telur diletakkan di kolam hujan sementara dan kolam permanen. Larva bermetamorfosis setelah 6 sampai 10 minggu. Spesies ini hidup setidaknya 10 tahun, dan bisa mencapai 20 tahun.

Kodok Gurun Sonora memakan berbagai serangga sepanjang hidup mereka. Individu dewasa makan terutama kumbang, meskipun individu besar kadang-kadang memakan vertebrata kecil, termasuk kodok lainnya.

3 dari 4 halaman

Efek Racun

Dikutip dari ICEERS.org, sejumlah orang menjadikan kodok beracun itu sebagai sumber narkoba gratis karena mengandung zat psikotropika. Kelenjar kulit mereka mengandung lebih dari selusin senyawa tryptamine, termasuk bufotenin dan 5-MeO-DMT (5-methoxy-dimethyltryptamine), tetapi tidak mengandung DMT (N,N-dimethyltryptamine).

Bufotenin dan 5-MeO-DMT adalah dua zat psikedelik yang kuat. Wujudnya cairan kental berwarna seperti susu. Sebagian turis yang datang ke taman nasional menjilat punggung katak secara langsung. Ada pula yang sengaja menyimpan racun yang dikeluarkan katak untuk digunakan di lain waktu. 

Padahal, racun itu menurut Arizona Sonora Desert Museum, akan menjalar dari mulut, hidung, atau mata. Racunnya bisa membunuh anjing dewasa yang tak sengaja menelan katak.

Gejala keracunan adalah air liur berlebihan, detak jantung dan gaya berjalan tidak teratur, dan mengais-ngais di mulut. Jika seekor anjing menunjukkan gejala-gejala ini, gunakan selang taman untuk membilas mulutnya dari belakang ke depan dan berkonsultasilah dengan dokter hewan.

"Efek racun tergantung pada perspektif Anda. Ada yang menyebutnya racun berbahaya yang bisa membuat orang sakit bahkan bisa mematikan," New York Times melaporkan.

4 dari 4 halaman

Mike Tyson

Salah satu yang mengonsumsi racun kodok tersebut adalah Mike Tyson. Dikutip dari kanal Showbiz Liputan6.com, mantan petinju profesional itu menyebut racun kodok itu mengajarkannya bahwa dia tak akan selamanya hidup di dunia.

"Aku 'mati' saat pertama kali melakukannya," tutur Mike Tyson kepada The Post dalam Wonderland, seperti dilansir dari New York Post, Jumat, 19 November 2021. Wonderland adalah konferensi tentang psikadelia, microdosing, dan obat-obatan.

Mike Tyson mengaku mulai mengenal racun kodok tersebut empat tahun lalu. Kala itu, kondisinya jauh dari prima. Ia jarang aktif, kelebihan berat badan, dan tak bahagia. Dalam keadaan seperti itu, salah seorang teman menyarankannya untuk mengonsumsi racun kodok ini. 

"Waktu itu aku mengonsumsi narkoba berat seperti kokain, jadi kenapa enggak?" kata Tyson. "Sebelum menggunakan kodok ini, aku hancur tak karuan," ia menambahkan. 

Ia mengaku belajar bahwa lawan paling tangguh yang dihadapinya adalah diri sendiri. "Aku memiliki harga diri yang rendah. Orang yang egonya tinggi seringkali punya harga diri rendah, kami menggunakan ego untuk menggantikannya. Kodok ini menyingkirkan ego," kata pria mualaf ini.

Setidaknya sudah 53 kali ia mengonsumsi racun kodok tersebut. Kadang ia bahkan bisa mengonsumsinya tiga kali dalam satu hari.