Liputan6.com, Jakarta - The Lego Group mengumumkan kampanye tahunan bertajuk "Everchanging Play for Every Kid’s Way" alias "Permainan Terus Berubah" dalam bahasa Indonesia. Kampanye ini bertujuan menyatukan keluarga dan memanfaatkan momen bermain untuk menjalin ikatan melalui Lego Bricks.
Implementasinya dilakukan berdasarkan survei global yang dilakukan di 35 negara, termasuk Indonesia. Melalui hasil studi itu, mereka bisa lebih mengenai perilaku dan pola permainan di keluarga Indonesia.
Kampanye ini juga merupakan ajakan untuk anak-anak dan orangtua agar dapat mempelajari dan merasakan beragam cara untuk bermain dengan LEGO set, dengan harapan dapat menginspirasi permainan yang terus berubah.
Advertisement
Baca Juga
"Tema utama 'Permainan Terus Berubah' adalah menunjukkan keseruan anak-anak dan orangtua dalam membangun Lego set sambil membiarkan mereka menikmati kebebasan merakit Lego builds dengan cara yang kreatif dan imajinatif," ucap Cesar Ridruejo saat jumpa pers di bilangan Jakarta Pusat, Rabu, 16 November 2022.
Meski ada instruksi tentang cara membangun sebagai panduan, Lego set bisa digunakan dengan bebas sesuai kreativitas seseorang. Dari macan hingga balon udara, semua bisa menggunakan brick yang sama. Dengan begitu, setiap orangtua dan anak-anak bisa bermain dengan keseruan dan kegembiraan tanpa terikat pakem tertentu.
Menurut Rohan Mathur, Marketing Director, South East Asia, The LEGO Group, Lego bricks dapat dibuat sesuai keinginan masing-masing anak. Berapapun umurnya, permainan ini cocok dimainkan sendiri atau bersama keluarga.
Tidak ada cara yang benar atau salah dalam bermain. "Kami ingin dampak positif dari Lego bricks (bisa) menginspirasi kreativitas, menciptakan momen bermain yang berkesan untuk anak-anak, dan berani mencoba hal baru," jelas Rohan di kesempatan yang sama.
Beberapa Temuan
Berbagai manfaat permainan seperti Lego bricks bisa mendorong keterampilan dalam memecahkan masalah untuk anak-anak, serta menciptakan kesenangan dan kegembiraan. Selain, itu juga bisa menciptakan momen yang mendidik sekaligus melatih emosi mereka.
Berikut beberapa hasil studi dari The Lego Group di Indonesia yang mengungkap temuan-temuan menarik:
1. 99 persen anak-anak menyukai dan merasa sangat senang dengan Lego play. Permainan ini sangat diminati, baik orangtua maupun anak-anak di Indonesia.
2. 97 persen orangtua menganggap bahwa Lego bricks dapat membantu tumbuh kembang anak dalam sisi emosional, fisik, sosial, dan kognitif. Bermain juga dapat dijadikan eksperimen dan ruang aman untuk melakukan kesalahan.
3. Hampir semua responden, yakni sekitar 99 persen, merasa bahwa eksperimen dan belajar dari kesalahan dapat membantu perkembangan anak.
4. Lego play dianggap bermanfaat bagi orangtua dan keluarga secara keseluruhan. 98 persen responden menjawab permainan ini dapat membantu anak-anak merasa rileks dan membangun ikatan keluarga yang lebih kuat.
5. Delapan dari 10 anak menginginkan waktu bermain yang lebih banyak dengan orangtuanya. Hal ini senada dengan kampanye "Permainan Terus Berubah" yang mendorong orangtua lebih sering berinteraksi dengan anak-anak mereka.
 Untuk terus membantu keluarga bermain, The Lego Group akan menyelenggarakan Lego Playhouse mulai minggu ini yang akan diadakan di Tunjungan Plaza 6 (Surabaya), Supermal Karawaci (Tangerang), dan Ciputra World (Surabaya).
Advertisement
Permainan yang Ideal
Bermain sendiri merupakan kebutuhan utama anak yang perlu dipenuhi orangtua, tapi permainan tak bisa asal. Menurut psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo, orangtua berperan penting dalam memilih permainan yang tepat untuk mendukung tumbuh kembang anak.
"Permainan atau mainan sebaiknya yang edukatif, sesuai umur anak, serta tidak mengandung unsur kekerasan atau pornografi," kata Vera dalam rilis, beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, permainan yang ideal akan melatih lima aspek penting dalam tumbuh kembang anak. Kelima aspek itu meliputi:
1. Fisik (perkembangan fisik/motorik)
Berikan proporsi yang seimbang antara permainan virtual dengan permainan yang melibatkan fisik. Permainan fisik bermanfaat mengembangkan kemampuan koordinasi motorik kasar anak, seperti berlari, melompat, memanjat, dan mengayuh. Untuk kemampuan koordinasi motorik halus, anak-anak bisa diajak membuat prakarya atau konstruksi bangunan sendiri.
2. Intelektual (kemampuan kognitif/berpikir)
Kegiatan bermain sambil belajar berperan penting untuk mengembangkan kecerdasan intelektual anak. Misalnya, ketika mengajak anak bermain board game seperti catur dan monopoli, anak bisa mulai memahami konsep matematika dasar, seperti penjumlahan, pengurangan, serta kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.
Â
3. Bahasa
Mengembangkan keterampilan bahasa lewat bermain, pilihlah permainan yang memerlukan interaksi sekaligus edukatif, tapi tetap seru, seperti tebak kata, scrabble, bermain peran, atau kuis trivia. Selain itu, orangtua juga bisa mengobrol bersama anak selama atau setelah permainan berlangsung.
4. Emosi
Aspek emosional melatih anak-anak belajar menangani emosi mereka dengan cara yang baik dan sehat, entah itu emosi negatif maupun positif. "Orangtua berperan penting mendampingi anak agar mereka bisa mendapatkan keterampilan emosional dari permainan, termasuk mengajari cara bekerja sama dengan orang lain, dan cara menerima kekalahan dengan sportif," terang Vera.
5. Sosialisasi
Kecerdasan sosial pada dasarnya melatih anak-anak bisa berinteraksi secara efektif dengan orang lain, mempelajari norma-norma yang berlaku, dan memiliki moral yang baik. Jenis permainan yang melibatkan beberapa pemain sangat baik untuk melatih kemampuan ini, karena anak didorong berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain.
Advertisement