Liputan6.com, Jakarta - Alat musik tradisional asli Indonesia, angklung, akan ikut meramaikan gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar. Sebagai tuan rumah, Qatar menggandeng sejumlah pihak memeriahkan gelaran Piala Dunia tahun ini.
Salah satu pihak yang digandeng panitia penyelenggara adalah Katara Cultural Village Foundation. Yayasan ini merupakan pusat kebudayaan yang berlokasi di Doha dan kerap menampilkan pertunjukkan teater, sastra, musik, seni visual, dan pameran.
Advertisement
Baca Juga
Pada Piala Dunia 2022, Katara Cultural Village Foundation bekerja sama dengan kantor Kedutaan Besar negara-negara di Qatar untuk membuat pertunjukan seni guna menyambut turnamen empat tahunan ini. Salah satunya dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Qatar.
Dilansir dari laman resmi Katara, performa angklung akan digelar di Al-Ibdaa Courtyard Gedung Katara di Doha, Qatar pada 18--28 November 2022 pukul 18.00--20.00, waktu setempat. Adapun dalam pelaksanaan ekshibisi musik tersebut, Katara dan KBRI di Qatar menggandeng Saung Angklung Udjo Bandung.
Informasi ini disampaikan pihak KBRI di akun Instagram resminya. "Saung Angklung Udjo datang ke Doha! Anda tidak hanya dapat menyaksikan pertunjukan spektakuler, tetapi juga belajar dan memainkan alat musik unik ini," tulis mereka dalam unggahan pada Selasa, 15 November 2022.
Unggahan itu juga dibagikan ulang akun Instagram pada hari yang sama. Selain pertunjukkan angklung, Katara Cultural Village Foundation dan KBRI juga menyajikan akan ekshibisi pembuatan batik yang akan digelar pada 1--8 Desember 2022 pukul 10.00--22.00, waktu setempat.
Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Turnamen di Qatar kali ini akan jadi edisi ke-22 Piala Dunia dan jadi kedua kali terselenggara di Asia setelah edisi 2002 di Korea Selatan dan Jepang, sekaligus yang pertama digelar di kawasan Jazirah Arab. Pembukaan Piala Dunia 2022 akan dilangsungkan di Stadion Al Bayt, Al Khor, pada Minggu malam, 20 November 2022, mempertemukan tuan rumah Qatar dengan wakil Amerika Selatan, Ekuador.
Sementara itu, angklung dikenal sebagai alat musik tradisional dari Jawa Barat yang dinobatkan sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada 16 November 2011. Semenjak penobatan tersebut, tanggal 16 November kemudian diperingati sebagai Hari Angklung Sedunia.
Angklung di Indonesia selama beberapa tahun terakhir identik dengan Mang Udjo. Peringatan Hari Angklung Sedunia pun jadi momen tepat untuk kembali mengenal kembali pria yang bernama lengkap Udjo Ngalagena tersebut.
Dikutip dari laman angklung-udjo.co.id, Mang Udjo lahir pada 5 Maret 1929. Ia adalah putra keenam dari pasangan suami Istri Wiranti dan Imi. Udjo kecil sudah memperlihatkan bakat dan ketertarikannya dalam dunia seni, musik, dan budaya.
Advertisement
Saung Angklung Udjo
Seiring berjalannya waktu, ia berguru pada sejumlah maestro kesenian Sunda, seperti Mang Koko ahli kecapi, Rd. Machyar Angga Kusumahdinata seorang guru gamelan, dan Daeng Soetigna sang inventor angklung diatonik. Udjo juga mempelajari angklung dalam tangga nada pentatonik yang membuatnya mahir memainkan berbagai jenis musik, mulai dari musik tradisional Sunda dan lagu-lagu populer.
Pria yang pernah jadi guru kesenian di beberapa sekolah di Bandung itu kemudian diangkat jadi asisten Daeng Soetigna. Kecintaannya pada seni dan budaya membuat Mang Udjo dan istrinya, Uum Sumiati, mendirikan Saung Angklung Udjo (SAU) pada 1964. Di tempat itu, pengembangan seni berfokus pada tiga unsur, yakni anak-anak, alam, dan seni dengan alunan angklung.
Udjo Ngalagena meninggal pada Sabtu, 3 Maret 2001. Kini, saung angklung dikelola anaknya, Taufik Hidayat Udjo. Anak kesembilan dari Mang Udjo ini turut hadir pada acara Pendeklarasian Bandung sebagai Kota Angklung pada Mei lalu.
Menarik dan Mendidik
Taufik berkata, dikutip dari bandung.go.id, "Kami, mewakili masyarakat Kota Bandung, yang mencintai seni dan budaya angkung meliputi para pengajar, pelajar, pengrajin, pemain, akademisi, pemerhati, dengan tokoh masyarakat dan Pemerintah Kota Bandung, menyatakan bahwa angklung jadi identitas baru Kota Bandung dengan sebutan Bandung Kota Angklung."
Berlokasi di Jalan Padasuka Nomor 118, Bandung, Jawa Barat, saung ini sudah menjadi tujuan wisata budaya dan edukasi untuk masyarakat. Di sanggar ini, pengunjung dapat melihat berbagai jenis angklung dan belajar proses pembuatan angklung.
Saung Angklung Udjo mengadopsi filosofi pertunjukkan yang ringan, menarik, dan mendidik. Pengunjung yang hadir kerap disuguhi pertunjukan angklung interaktif yang mengajak mereka bermain angklung bersama. Mereka tak harus mahir karena akan ada dirijen yang membantu.
Masing-masing pengunjung akan dipinjamkan alat musik angklung per tangga nada, kemudian diarahkan untuk membunyikan sesuai perintah yang diberikan. Rangkaian nada yang terbentuk akan memainkan sebuah lagu populer. Selain pertunjukan angklung, mereka juga bisa mempelajari permainan tradisional dari anak-anak sanggar.
Advertisement