Liputan6.com, Jakarta - Intensitas aktivitas di luar ruangan kembali meningkat setelah pandemi COVID-19 hampir berakhir. Namun lantaran sebelumnya lebih sering berada di dalam ruangan orang tak sadar akan bahaya paparan sinar ultraviolet yang bahkan bisa jadi penyebab kanker kulit.
"Berdasarkan berbagai studi, paparan sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari dapat memicu produksi melanin hingga mendorong penyerapan ultraviolet," ujar Dr. Danang Triwahyudi, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV dalam pemaparannya di acara Edukasi Publik Mengenai Permasalahan Kulit di Le Meredien Jakarta, Rabu 16 November 2022.
Advertisement
Baca Juga
Ia melanjutkan, penyerapan sinar UV yang berlebihan dapat menyebabkan photoaging atau kerusakan kulit akibat sinar UVA/UVB berlebih. Selain itu dampak lainnya adalah imunosupresi yaitu imun yang menurun, hingga fotokarsinogenesis sebagai pembentukan keganasan dipicu akibat proses kompleks dari paparan sinar surya terutama sinar UV.
Riset PERDOSKI lainnya pun menunjukkan bahwa Indonesia sebagai daerah tropis memiliki tingkat UVI yang tinggi, hingga mencapai nilai UVI 10-11+ pada siang hari. Sebabnya kita perlu lebih waspada terhadap efek samping paparan matahari terutama pada siang hari.
Risiko paparan yang semakin tinggi juga sebagai imbas dari aktivitas masyarakat yang kembali berangsur normal. Data Mobilitas masyarakat Indonesia secara signifikan memperlihatkan adanya peningkatan aktivitas luar ruangan hingga 16 persen pada area perkantoran dan 30 persen pada area ritel dan rekreasi.Â
"Kerusakan yang disebabkan oleh sinar ultra violet membuat pertahanan kulit tubuh juga terganggu, sehingga sel yang mengeliminir sel kanker tidak bekerja dengan baik," papar Dr. Danang.
 Â
Jenis Kanker Kulit
lebih lanjut, Dr. Danang menyebut terdapat tiga jenis utama kanker kulit. Pertama yaitu karsinoma, sel skuamosa yang berkembang di sel skuamosa membentuk lapisan tengah maupun luar kulit. Jenis kanker kulit ini bisa ditandai dengan benjolan keras bewarna merah, bercak bersisik, atau luka yang sembuh dan kemudian terbuka kembali.
Jenis kedua adalah melanoma yang termasuk paling serius berkembang di melanosit, sel yang memproduksi melanin. Kanker ini bisa berkembang di dalam tahi lalat atau muncul tiba-tiba di kulitmu sebagai bintik hitam. "Ini salah satu yang terganas, tapi kanker kulit kalau masih stadiun dini masih bisa sembuh sempurna karena tidak menyebar ke tempat lain. Tapi begitu masuk ke pembulu darah hingga menyebar," sebut Dr. Danang.
Sementara jenis kanker kulit lainnya adalah limfoma sel T kulit, dermatofibrosarcoma protuberans (DFSP), karsinoma sel merkel, karsinoma sebaceous. Dr. Danang mengatakan kanker kulit bisa berkembang di bagian tubuh mana pun. Namun, biasanya terjadi karena paparan sinar UV dan sering ditemukan di area tubuh yang terpapar sinar matahari.Â
Â
Advertisement
Tren Meningkat
Kanker kulit di Indonesia saat ini masih termasuk 10 besar. Sementara negara yang paling banyak mengalami kejadian kanker kulit adalah Australia. Dr. Danang menyebut tren saat ini pun terbilang meningkat, salah satu indikasi kemungkinannya karena lapisan ozon yang menangkal sinar UV semakin bolong.
Sebagai antisipasi gejala kanker kulit yang ringan adalah luka yang tidak sembuh-sembuh. Namun jika sudah hebat maka akan menghancurkan struktur jaringan di dalamnya, menurut Dr. Danang pasien kalau datang ke RS biasanya sudah stadium lanjut.
Pemeriksaan awal atau skrining kanker menjadi cara untuk mengenali keberadaan kanker sebelum penderita mengalami gejala penyakit tersebut. Pemeriksaan ini dianjurkan secara berkala, terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi menderita kanker tertentu.
"Memang salah satu yang sedang kita kembangkan adalah deteksi dini kanker kulit melalui skrining. Bisa dilakukan setahun sekali, caranya mudah full body skrining dengan alat non invasif yang akan melihat kulit seluruh tubuh," jelas Dr. Danang.Â
Â
Â
Edukasi
Dr. Danang selaku Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) Cabang Jakarta, memiliki misi bersama asosiasi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Utamanya mengenai kesehatan kulit agar tercapai melalui dukungan berbagai pihak dengan kepedulian seperti edukasi.
Salah satunya PERDOSKI berkerja sama dengan Unilever untuk melakukan edukasi. Esa Mahira Arman, Senior Brand Manager Vaseline menegaskan komitmen Vaseline mengenai pentingnya edukasi kesehatan kulit.
"Kami berharap kemitraan PERDOSKI Cabang Jakarta dengan Unilever yang terjalin sejak 2019 melalui The Vaseline Healing Project dapat terus berjalan," sebutnya.Â
Peningkatan literasi dan pengetahuan perempuan Indonesia tentang efek buruk sinar UVA/UVB serta radikal bebas berlebih, perlu menjadi perhatian bersama. Pihaknya juga mengajak perempuan Indonesia untuk mengambil langkah preventif yang tepat bagi kesehatan kulit mereka.
Salah satunya dengan semakin banyak aktivitas di luar ruangan, Vaseline meluncurkan kembali produk Vaseline UV Extra Brightening Hand and Body Lotion dengan inovasi teknologi GlutaGlow. Bahan tersebut dipercaya akan memberikan perlindungan terhadap radikal bebas, kekuatan 10x antioksidan serta Triple UV Filter untuk perlindungan ekstra terhadap UVA dan UVB.
"Inovasi Teknologi GlutaGlow sebagai langkah preventif terhadap sinar matahari yang telah diperkaya dengan Vitamin B3, Vaseline jelly, Triple Sunscreen, dan antioksidan untuk mencegah radikal bebas," tambah Esa. Â
Advertisement