Liputan6.com, Jakarta - Seorang ibu asal Australia naik pitam setelah putranya yang berusia 11 tahun tak diizinkan naik pesawat. Bocah laki-laki bernama Jack itu akhirnya terkatung-katung di bandara sendirian.
Sebelumnya, dua anak Emma Garland, yaitu Jack dan Scarlett, dijadwalkan terbang dari Sydney ke Gold Coast bersama ayah mereka. Mendadak sang ayah mendapat panggilan untuk pekerjaannya sehingga tidak jadi terbang.
Emma lalu menelepon dan bertanya kepada maskapai Jetstar apakah anak-anak diizinkan melakukan perjalanan, dengan Scarlett yang berusia 13 tahun siap untuk mengawasi. Dia diberi tahu maskapai bahwa itu tak masalah. Tetapi, keadaan menjadi berbeda begitu kakak-adik itu naik ke pesawat.
Advertisement
Baca Juga
Seorang awak kabin pesawat mengeluarkan Jack dari penerbangan sambil mengatakan dia tidak diizinkan terbang tanpa kehadiran orang dewasa. Namun, Scarlett ditinggalkan sendirian di pesawat tanpa penjelasan mengapa dia dan adiknya dipisahkan.
Sang ibu mengatakan kedua anak itu sendirian dan tidak ada yang bisa memahami apa yang telah terjadi. "Itu adalah salah satu hari paling mengerikan dalam hidup kami sebagai sebuah keluarga," kata Emma dikutip dari The Sun, Jumat (18/11/2022).
"Fakta bahwa Scarlett dan Jack terbang sendiri untuk pertama kalinya membuat mereka cukup stres, apalagi kemudian mendapat telepon dari Jack yang mengatakan bahwa dia telah dikeluarkan dari penerbangan dan dia tidak mengerti," ungkap Emma.
Tidak ada yang memberi tahu Scarlett apa yang sedang terjadi dan pada saat dia tiba di Gold Coast, dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada saudara laki-lakinya. Untungnya, ada keluarga yang siap berangkat ke bandara dan menjemput Jack setelah kesalahan itu sehingga dia tidak terlalu lama sendirian di bandara.
Maskapai Minta Maaf
Buntut dari kejadian tersebut, pihak maskapai akhirnya minta maaf. "Kami dengan tulus meminta maaf kepada Nyonya Garland dan keluarganya atas situasi yang sangat menyusahkan dan mengakui bahwa tim kami seharusnya menangani situasi ini dengan lebih baik," ungkap pihak maskapai Jetstar.
Atas keterlambatan yang dialami, pihak maskapai menyebut pengembalian uang sedang diproses untuk seluruh pemesanan keluarganya. Namun, Emma mengklaim dia masih belum mendengar kabar dari maskapai tersebut, meski dijanjikan pengembalian uang.
Di situs Jetstar disebutkan bahwa maskapai tidak mengizinkan penumpang belia melakukan perjalanan mandiri tanpa orang dewasa yang mengawasi. Situs mereka menyebut, seorang penumpang belia dianggap dapat melakukan perjalanan secara mandiri jika mereka saat ini bersekolah atau terdaftar di sekolah menengah dan dapat menunjukkan bukti saat check-in bahwa mereka sedang bersekolah atau terdaftar di sekolah menengah dan dapat memenuhi Persyaratan Wisatawan Mandiri Jetstar.
Untuk penumpang belia berusia 12 tahun atau lebih, bukti usia dapat diterima sebagai bukti pendaftaran sekolah menengah, karena di Australia dan Selandia Baru, siapa pun yang berusia 12 tahun ke atas pada umumnya wajib terdaftar di sekolah menengah. Sementara, anak-anak yang belum berusia 12 tahun, terdaftar atau bersekolah di sekolah menengah dianggap tidak dapat melakukan perjalanan secara mandiri dan harus didampingi oleh penumpang pendamping yang sesuai.
"Penumpang pendamping untuk orang dewasa harus berusia minimal 15 tahun," inti dari keterangan di situs maskapai Jetstar.Â
Â
Advertisement
Biaya Bagasi Membengkak
Kasus berbeda dialami seorang penumpang Jetstar bernama Jannine Meyers. Ia diwajibkan membayar 2.200 pound sterling atau setara Rp37 juta untuk membawa sebuah koper ke dalam pesawat.
Â
Mengutip The Sun, 12 Otober 2022, Jannine naik pesawat Jetstar rute Auckland ke Christchurch di Selandia Baru. Menurut aturan yang ada, ia seharusnya hanya membayar sebesar 22 pound sterling atau sekitar Rp370 ribu untuk kopernya.
Tetapi karena kesalahan prosedur, Jannine diminta membayar sekitar Rp37 juta. Ia pun syok begitu dikabarkan ada kesalahan yang dibuat oleh seorang staf maskapai asal Australia tersebut.
Jannine lalu menghubungi beberapa staf maskapai untuk mengusahakan agar uangnya bisa kembali, namun tetap gagal. Setelah sempat putus asa, ia akhirnya mendapat kabar kalau uangnya akan dikembalikan dalam 10 hingga 15 hari mendatang.
Meski begitu, ia sama sekali tidak diberi tanda terima maupun bukti lainnya yang mengklaim kalau pihak maskapai telah melakukan kesalahan. Ia pun tak punya bukti kuat jika pihak maskapai tidak menepati janji untuk mengembalikan uangnya.
Merangkak di Lorong Pesawat
Pengalaman kurang menyenangkan di pesawat juga dialami seorang wanita dari Queensland, Australia, yang menggunakan kursi roda terlihat harus merangkak di lorong pesawat terbang Jetstar sekitar empat meter. Ini dilakukannya usai staf diduga menolak permintaan menggunakan kursi roda lorong secara gratis, seperti dikutip dari 7news.com.au, Selasa 1 November 2022.
Laporan mengungkap ia diduga diminta membayar kursi roda lorong untuk turun. Penumpang pesawat diketahui bernama Natalie Curtis itu sedang dalam penerbangan Jetstar dari Singapura ke Bangkok saat insiden itu terjadi sekitar seminggu lalu, lapor Mothership.
Curtis menceritakan hal itu dalam sebuah unggahan Facebook, yang sekarang tidak bisa diakses, pada 31 Oktober 2022 sebagai "pengalaman paling memalukan yang pernah saya alami saat bepergian." Dalam kronologi, wanita itu telah terbang "tanpa drama" dari Brisbane ke Singapura.
Saat penerbangannya dari Singapura ke Bangkok, ia menggunakan kursi roda lorong untuk menuju tempat duduknya. Saat mendarat di Bangkok, ia diduga diberitahu bahwa harus membayar untuk menggunakan kursi roda lorong yang sama.
Menurut Curtis dalam sebuah wawancara dengan 7news.com.au, ia menolak membayar lantaran tidak pernah diminta untuk membayar sebelumnya. Jadi, ia memutuskan untuk merangkak sejauh empat meter.
Advertisement