Sukses

Cerita Desainer Lego Pertama asal Indonesia, Sudah 10 Tahun Tinggal di Denmark

Niki adalah desainer Lego pertama asal Indonesia, yang kemudian disusul oleh sang suami yang menjadi orang Indonesia kedua yang bekerja di Lego.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan mainan anak kenamaan Lego, ternyata juga menggunakan jasa desainer asal Indonesia. Namanya Niken Ayumurti Hartomo atau akrab disapa Nikki. Terhitung sudah satu dekade Nikki bekerja bersama Lego.

Kariernya sebagai Senior Graphic Designer of The Lego Group Denmark dimulai pada 2013. Awalnya, ia merupakan seorang ilustrator buku anak. Kecintaannya pada dunia anak mengantarkannya pada perusahaan mainan anak terbesar di dunia itu.

"Saya sejak dulu suka dengan mainan dan mengoleksi mainan anak," kata Nikki lewat panggilan video di hadapan media dalam jumpa pers Lego Indonesia di Jakarta, Rabu, 16 November 2022, tentang kecintaannya terhadap mainan.  Kemudian muncul kesempatan Lego membuka lowongan desainer dengan latar belakang ilustrator anak-anak atau balita.

Setelah melamar dan mengikuti serangkaian tes, Nikki dinyatakan lolos dan menjadi bagian dari Lego. Ia pun memutuskan untuk pindah ke Denmark.

Dia tercatat sebagai desainer Lego pertama asal Indonesia, yang kemudian disusul oleh sang suami yang menjadi orang Indonesia kedua yang bekerja di Lego. Tim desainer di perusahaan tersebut terdiri dari nyaris 500 orang dari 55 negara yang berbeda.

Mereka diberi fasilitas kantor yang menarik dan seru untuk menciptakan inspirasi dan memacu kreativitas.  Pekerjaan Nikki adalah membuat desain untuk dekorasi minifigure, elemen, tekstil, juga stiker pada mainan yang sudah beberapa dekade hadir ini.

Beberapa hasil karyanya adalah dekorasi untuk DUPLO IP Disney Frozen, IP Marvel dan DC Superheroes. Produk terbaru di mana dia ikut andil adalah Lego Ideas Vincent van Gogh - The Starry Night yang menampilkan sang pelukis legendaris serta karyanya dalam bentuk Lego.

2 dari 4 halaman

Melakukan Riset

Butuh waktu sekitar setahun untuk mewujudkan konsep hingga menjadi produk yang siap dibeli di toko. Dalam membuat produk ini, Nikki bekerja sama dengan model designer dan element designer yang saling berkolaborasi untuk menciptakan hasil optimal.

Tugas Nikki adalah merancang mini figure Vincent van Gogh dengan gaya khas Lego. "Saya membuat papan mood untuk inspirasi dan membuka kreativitas," ungkapnya.  Nikki mengumpulkan berbagai referensi gambar van Gogh, terutama bagaimana sang pelukis membuat potret dirinya dalam lukisan. Dia pun melakukan riset untuk mencari pakaian seperti apa yang dikenakan orang-orang di era Vincent van Gogh.

Garis-garis kuas khas lukisan potret diri van Gogh jugat dimasukkan oleh Nikki ke dalam minifigure, Dia juga merancang setelan baju yang paling sesuai untuk van Gogh berdasarkan hasil risetnya.

Dia harus menyeimbangkan antara gaya lukisan van Gogh dengan gaya khas Lego. Usai mendapatkan persetujuan dari Museum of Modern Art, tempat lukisan The Starry Night dipamerkan, proses dilanjutkan dengan membuat instruksi agar konsumen bisa mendapatkan pengalaman paling optimal sampai akhirnya produk siap dipasarkan.

"Yang menginspirasi dari desain ini adalah anak-anak, lewat desain saya ingin membawa kebahagiaan, senyum dan keceriaan bagi anak saat bermain," jelasnya.  Sementara itu, Marketing Director The Lego Group in Southeast Asia, Rohan Mathur, mengungkapkan beberapa kualifikasi yang dibutuhkan untuk bisa bergabung dengan Lego.

3 dari 4 halaman

Syarat Calon Karyawan Lego

"Di Lego, kami membuka banyak sekali lowongan kerja. Kalian bisa cek di website kami. Di sana ada lowongan kerja untuk berebagai posisi untuk penempatan di seluruh dunia," ucapnya dalam kesempatan yang sama.

Menurut Rohan, selain membutuhkan kandidat yang kompeten, Lego juga membutuhkan calon karyawan yang dapat berkolaborasi. "Di Lego, kolaborasi adalah hal yang utama. Kami butuh orang-orang yang dapat memberi energi yang baik dan positif untuk orang di sekitarnya, terutama untuk timnya. Karena itu di Lego, kami bekerja dengan banyak sekali orang, bukan individual," tuturnya.

Pada kesempatan itu, The Lego Group juga mengumumkan kampanye tahunan bertajuk "Everchanging Play for Every Kid’s Way" alias "Permainan Terus Berubah" dalam bahasa Indonesia. Kampanye ini bertujuan menyatukan keluarga dan memanfaatkan momen bermain untuk menjalin ikatan melalui Lego Bricks.

Implementasinya dilakukan berdasarkan survei global yang dilakukan di 35 negara, termasuk Indonesia. Melalui hasil studi itu, mereka bisa lebih mengenai perilaku dan pola permainan di keluarga Indonesia.  Kampanye ini juga merupakan ajakan untuk anak-anak dan orangtua agar dapat mempelajari dan merasakan beragam cara untuk bermain dengan LEGO set, dengan harapan dapat menginspirasi permainan yang terus berubah.

4 dari 4 halaman

Cocok untuk Segala Usia

"Tema utama 'Permainan Terus Berubah' adalah menunjukkan keseruan anak-anak dan orangtua dalam membangun Lego set sambil membiarkan mereka menikmati kebebasan merakit Lego builds dengan cara yang kreatif dan imajinatif," ucap Cesar Ridruejo selaku General Manager of The Lego Group, Southeast Asia.  Meski ada instruksi tentang cara membangun sebagai panduan, Lego set bisa digunakan dengan bebas sesuai kreativitas seseorang.

Dari macan hingga balon udara, semua bisa menggunakan brick yang sama. Dengan begitu, setiap orangtua dan anak-anak bisa bermain dengan keseruan dan kegembiraan tanpa terikat pakem tertentu.

Menurut Rohan Mathur, Marketing Director, South East Asia, The LEGO Group, Lego bricks dapat dibuat sesuai keinginan masing-masing anak. Berapapun umurnya, permainan ini cocok dimainkan sendiri atau bersama keluarga.

Tidak ada cara yang benar atau salah dalam bermain. "Kami ingin dampak positif dari Lego bricks (bisa) menginspirasi kreativitas, menciptakan momen bermain yang berkesan untuk anak-anak, dan berani mencoba hal baru," jelas Rohan di kesempatan yang sama.