Liputan6.com, Jakarta - Setiap 21 November diperingati sebagai Hari Pohon Sedunia. Tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Pohon Sedunia untuk menghormati jasa-jasa Julius Sterling Morton, seorang pencinta alam asal Amerika Serikat (AS) yang giat mengampanyekan gerakan menanam pohon.
Hari Pohon Sedunia ini untuk mengingatkan manusia akan pentingnya pohon bagi kehidupan makhluk hidup lainnya, memerangi pemanasan global, mencegah bencana alam, dan melindungi tempat hidup mahhluk hidup di dunia. Pohon menjadi sumber kehidupan bagi manusia dan berperan sangat penting untuk alam. Oleh karena itu, tugas manusia untuk menjaga pohon.
Advertisement
Baca Juga
Melansir laman rupbasan-jakut.kemenkumham.go.id dan berbagai sumber lainnya, Minggu (20/11/2022), sejarah mengenai peringatan Hari Pohon Sedunia berawal dari usulan untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menanam pohon. Pandangan ini disampaikan melalui Rapat Dewan Nebraska di AS pada 1872. Kemudian, di tahun yang sama usulan tersebut disetujui.
Kampanye tentang Hari Pohon Sedunia ini pun selanjutnya dibawa oleh utusan-utusan AS ke berbagai benua. Kini, perayaan Hari Pohon Sedunia telah dilakukan oleh banyak negara di beberapa benua termasuk di antaranya di Indonesia.
Hari Pohon Sedunia memang merupakan salah satu hari peringatan yang diadakan setiap tahun. Namun, peringatan ini belum tentu diketahui oleh semua orang.
Jadi, salah satu pentingnya keberadaan peringatan Hari Pohon Sedunia adalah untuk memberitahu masyarakat bahwa ada Hari Pohon Sedunia. Tujuannya adalah untuk mengingatkan masyarakat untuk memahami pentingnya pohon bagi kehidupan.
Oksigen Tetap Terjaga
Dalam sebuah buku yang berjudul Hari-hari Penting Internasional, dijelaskan bahwa pohon sangat penting bagi kehidupan. Pohon dapat menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi makhluk hidup baik itu, manusia, hewan, maupun mikroorganisme.
Hal tersebut yang membuat manusia perlu untuk menjaga dan menanam pohon supaya kualitas oksigen di bumi tetap terjaga. Lalu, memangnya kenapa kalau tidak ada pohon?
Contoh paling sederhana adalah kita tentu merasa tidak nyaman saat bernapas di tengah kota di jalanan yang padat dengan kendaraan bermotor. Berbeda kondisi Ketika kita bernapas di alam terbuka yang terdapat pohon dan tumbuhan yang sehat, bernapas tentu lebih nyaman. Selain itu, berkurangnya pohon dunia tentu akan memengaruhi segala unsur kehidupan baik itu kesehatan makhluk hidup, suhu lingkungan, pencemaran, dan berbagai hal lainnya.
Menyambut Hari Pohon Sedunia, tak lengkap rasanya tanpa mengulas kondisi deforestasi terkini di Indonesia. Apalagi, negeri ini gencar mempromosikan isu keberlanjutan lingkungan kepada para pemimpin G20 saat berkunjung ke Bali. Berdasarkan perhitungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), angka deforestasi di Indonesia pada 2019--2020 adalah 115 ribu hektare.
Advertisement
Hutan di Indonesia
"Angka ini merupakan pencapaian terbaik karena penerapan beragam kebijakan corrective action yang diambil KLHK dan berkat koordinasi antar-lembaga yang saling mendukung dan terintegrasi," kata Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan, Dirjen Planologi Kehutanan dan Lingkungan (PTKL), Belinda Arunarwati kepada Liputan6.com secara tertulis, Jumat, 18 November 2022.
Kawasan hutan di Indonesia, sambung dia, terdiri atas hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi. Kawasan hutan menurut UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan Putusan MK Nomor 45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Februari 2012, adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
Sementara, di luar kawasan hutan disebut areal penggunaan lain (APL) yang umumnya menjadi pusat kegiatan manusia secara legal. Berdasarkan data luas kawasan hutan Indonesia di daratan kurang lebih 120 juta hektare, sementara luas APL sekitar 67 juta hektare. Selain Hari Pohon Sedunia, di Indonesia juga ada Hari Menanam Pohon Indonesia yang diperingati setiap 28 November.Â
Hari Menanam Pohon Indonesia
Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No 24 Tahun 2008 yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Dalam Keppres itu disebutkan, pencanangan Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon di Desa Cibadak, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, pada 28 November 2008.
Aksi tersebut merupakan awal dimulainya kegiatan menanam selama Desember 2007 sebagai Bulan Menanam Nasional. Intinya, kegiatan itu sebagai momentum strategis bangsa Indonesia dalam upaya mengantisipasi perubahan iklim global, degradasi dan deforestasi hutan dan lahan, serta kerusakan lingkungan lainnya yang mengakibatkan penurunan produktivitas alam dan kelestarian lingkungan.
Selama 2013 Kementerian Kehutanan, pemerintah telah menanam 1,8 miliar pohon di Indonesia. Pada tahun sebelumnya, telah ditanam 1,6 miliar pohon. Beberapa jenis bibit pohon yang ditanam, seperti buni, sukun, durian, rambutan, damar, nyawai, kokolecean, mahoni, manglid, pulai suren, salam, hingga puspa. Selama menjabat Presiden, SBY telah menanam banyak pohon, salah satunya bibit nyamplung (Calophyllum inophyllum, yang disebut berkhasiat sebagai obat gosok, mengobati HIV/AIDS, bahan biodesel.
Advertisement