Sukses

Mengakselerasi Ekosistem Digital Logistik dengan Logee Port

Ekosistem digital yang dibawa Telkom melalui Logee Port sejalan dengan harapan pemerintah untuk menurunkan biaya logistik nasional,

Liputan6.com, Jakarta - Pengurusan gate pass di pelabuhan sudah menjadi kegiatan operasional sehari-hari oleh Pemilik Barang atau PPJK. Pemanfaatan teknologi juga sudah merambah di terminal pelabuhan, karena sudah menggunakan Terminal Operating System (TOS).Meski begitu, pemesanan truk untuk pengiriman kontainer masih cenderung sulit dan tidak cepat, karena pemilik barang harus menelepon satu per satu pemilik truk yang tersedia.

Terlebih lagi, ketika kontainer sudah diangkut di dalam truk, pemilik barang tidak dapat memantau lokasi terkini truk tersebut. Pengalaman serupa dirasakan oleh Direktur PT Adhika Maju Mandiri, Yosua Suryadhika. Menurut Yosua, industri logistik dan kepelabuhan di Indonesia merupakan sektor bisnis yang memiliki banyak potensi, tetapi begitu kompleks.

Salah satunya, kerumitan tersebut membuat proses pengiriman barang cenderung sulit, lama dan tidak transparan. Digitalisasi diharapkan bisa terimplementasi pada semua aspek di sektor kepelabuhan dan logistik di Indonesia sehingga mampu beradaptasi terhadap transformasi di era saat ini. Akselerasi ekosistem digital logistik di pelabuhan inilah yang dihadirkan oleh Logee Port.

Sebagai platform B2B one stop service solution, Logee Port mengolaborasikan pemilik barang atau Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) di Terminal Peti kemas, dengan menyediakan layanan untuk pengurusan gate pass kontainer ekspor dan impor hingga pencarian armada secara digital ditambah fitur lengkap visibility dashboard hingga digital gate pass yang bisa didapatkan oleh driver.

“Setelah menggunakan Logee Port sejak Agustus 2021, permasalahan ini bisa teratasi dan pengurusan gate pass serta pengiriman barang jadi lebih mudah dan cepat,” terang Yosua.Hal senada juga dituturkan oleh Direktur PT Sarana Prima Logistindo, Gindo Arisandy. Ia mengaku, operasional pengurusan gate pass yang dilakukan perusahaannya menjadi lebih cepat dan mudah berkat pemanfaatan Logee Port.

“Kami melihat Logee Port sangat bisa diandalkan. Kami sudah menggunakan Logee Port selama enam bulan. Kami berharap Logee Port terus melakukan inovasi dan terobosan," tutur Gindo.

Direktur Digital Bisnis PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), Muhamad Fajrin Rasyid, mengatakan kehadiran Logee Port bagian dari upaya Telkom dalam mengakselerasi ekosistem digital logistik. Semua proses konvensional dipindahkan secara paperless, simplicity, and transparency, dengan tujuan mengurangi cost operational logistics PPJK.

“Saat ini, Logee Port telah terintegrasi dengan Terminal Peti kemas NPCT1 (New Priok Container Terminal One), TPK KOJA, National Logistic Ecosystem (NLE), dan yang terbaru yaitu JICT (PT Jakarta International Container Terminal),” ujar Fajrin.

2 dari 2 halaman

Kedaulatan Digital

Ekosistem digital yang dibawa Telkom melalui Logee Port sejalan dengan harapan pemerintah untuk menurunkan biaya logistik nasional, yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 Tentang Rencana Aksi Penataan Ekonomi Logistik Nasional. Pasalnya, biaya logistik di Indonesia sebesar 26% dari Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan rata-rata biaya logistik di negara-negara tetangga hanya 13%.

“Lewat digitalisasi, pemerintah berharap biaya logistik bisa ditekan hingga 17% pada 2024. Telkom sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertransformasi menjadi digital telekomunikasi, memiliki tanggung jawab untuk mengakselerasi ekosistem digital ini,” imbuh Fajrin.

Head of Digital Vertical Ecosystem Logistic, Natal Iman Ginting, menuturkan terintegrasinya Logee Port dengan terminal besar di Tanjung Priok dan JICT menjadi akselerasi terciptanya ekosistem digital di sektor kepelabuhan dan logistik, agar ongkos dan proses pengiriman bisa lebih hemat serta efisien.

“Integrasi ekosistem logistik sangat penting untuk mencapai efisiensi di rantai pasok logistik itu sendiri. Lingkup logistik ini adalah sebuah ekosistem, yang artinya melibatkan banyak hal dengan berbagai pihak. Mulai dari Perusahan Pelayaran, Bea Cukai, Terminal Peti Kemas hingga Depo. Logee Port mengefisiensikan proses tersebut,” ujar Natal.

Logee Port merupakan bagian dari ekosistem LOGEE, produk digital besutan Telkom yang berada di bawah payung Leap sebagai umbrella brand dari produk dan layanan digital Telkom untuk mengakselerasi digitalisasi masyarakat Indonesia. Dengan adanya Leap, diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia demi mengakselerasi terwujudnya kedaulatan digital nasional, sejalan dengan target pemerintah dalam beberapa tahun mendatang.