Sukses

Sejarah Beras Pandan Wangi Khas Cianjur

Cianjur yang baru saja terdampak gempa merupakan salah satu penghasil beras terbaik di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Cianjur dan beras ibarat dua sisi mata uang. Kabupaten yang baru saja terdampak gempa bermagnitude 5,6 merupakan salah satu sentra produksi beras terbesar di Jawa Barat, tepatnya nomor dua seprovinsi.

Beras yang diproduksi juga tak main-main, bahkan bisa jadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Namanya tersohor, yakni varietas beras pandan wangi.

Sesuai namanya, beras yang terkenal sejak 1937 tersebut mengeluarkan aroma pandan. Selain itu, rasanya enak dan pulen sehingga beras pandan wangi bernilai jual yang tinggi.

Dilansir dari berbagai sumber, Selasa, 22 November 2022, varietas beras pandan wangi hanya cocok ditanam di Cianjur. Lokasinya tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Warungkondang, Gekbrong, Cugenang, Cibeber, Cianjur, Cilaku, dan Kecamatan Campaka. Beras jenis seperti ini diketahui hanya bisa dihasilkan oleh dua negara, yaitu Indonesia dan Siberia.

Bahkan, peneliti dari Kementerian Pertanian Prof. Djoko Said Damardjati menyatakan hanya Warungkondang yang cocok untuk menanam varietas pandan wangi. "Pandan wangi akan menghasilkan aroma dan rasa seperti rasa pandan wangi jika ditanam di daerah Cianjur Kecamatan Warungkondang. Di luar itu hasilnya akan berbeda," tutur dia, dikutip dari kanal Health Liputan6.com.

Bulir beras varietas unggul itu berbentuk bulat dengan titik putih di tengahnya. Aroma yang menguar itu alami, bukan dari bahan kimia buatan. 

Jenis tanah rendzina merupakan lahan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan padi varietas tersebut. Tanah ini dikenal terbentuk dari batuan kapur yang mengandung bahan organik tinggi.

 

2 dari 4 halaman

Sejarah Pandan Wangi

Tidak ada data pasti soal penemu varietas pandan wangi. Namun, sejumlah sumber menyatakan beras varietas itu dipopulerkan oleh seorang pedagang beras bernama Haji Jalal pada 1970 yang berasal dari Warungkondang, Cianjur.

Dia membawa beras tersebut kemudian memperkenalkannya ke sebuah restoran di Ibu Kota. Setelah sukses mendapatkan keuntungan dari beras yang dibawanya, jejak Haji Jalal diikuti oleh petani di kampung dan mulai menanam beras pandan wangi ini. 

Tahun selanjutnya, jenis beras ini mulai banyak dikenal di Jakarta dan memiliki kualitas yang bagus. Namun, perkembangan beras Pandan Wangi sempat tertahan pada pertengahan 2000-an karena banyak beredar beras palsu atau oplosan dari Pandan Wangi. Para penipu menggunakan pewangi buatan untuk mengelabui konsumen yang sangat menyukai beras pandan wangi.

Para penipu lalu mengedarkannya ke publik dengan harga lebih murah. Konsumen banyak tergiur dengan iming-iming harga miring, padahal mengonsumsinya sama saja dengan membahayakan kesehatan.

3 dari 4 halaman

Perbedaan Pandan Wangi Asli dan Palsu

Kandungan pewangi dalam beras pandan wangi palsu itu merusak rasa. Selain itu, bahan kimia yang tidak semestinya digunakan dalam makanan berisiko merusak ginjal saat dikonsumsi. Harga lah yang jadi penentu. Jangan mudah tergiur dengan harga murah, pahami harga pasaran, dan pastikan Anda membeli dari pedagang beras terpercaya.

Selain beras pandan wangi palsu, konsumen juga dirugikan dengan kemunculan beras plastik. Karena itu, konsumen harus jeli dalam membedakan beras pandan wangi yang asli dan palsu. Berikut tipsnya:

1. Bentuk dan tampilan beras asli, yaitu memiliki guratan dari bekas sekam padi dan berbentuk bulat. 

2. Pada ujung-ujung bulir beras asli, terdapat warna putih yang merupakan zat kapur yang mengandung karbohidrat, sedangkan beras plastik tidak nampak warna putih. 

3. Ketika direndam dalam air, beras asli akan menjadi berwarna putih sedangkan beras plastik tidak, dan tidak akan menyatu dengan air. 

4. Jika beras palsu diletakkan di atas kertas, beras terlihat tidak natural, berbentuk lengkung, serta tidak ada patahan. 

4 dari 4 halaman

Kampung Budaya Pandan Wangi

Disebut sebagai kota Lumbung Padi, salah satu yang terkenal adalah beras pandan wangi. Untuk melestarikan beras Pandan Wangi, dilansiir dari Trip Advisor Cianjur membangun wisata Kampung Budaya Pandan Wangi yang terletak di Jalan Jambudipa, Desa Mekarwangi, Kecamatan Warungkondang, Cianjur, Jawa Barat.

Destinasi wisata seluas 12 hektare ini selain untuk rekreasi dan menjadi spot foto, dibuat untuk memperkenalkan budaya pertanian Cianjur pada pengunjung. Harapannya agar generasi selanjutnya tidak lupa dengan budaya pertanian tersebut.

Fasilitas yang diberikan cukup lengkap, seperti tempat ibadah, toilet, penginapan, serta museum tani. Museum ini dibangun agar pengunjung bisa mengenal lebih dalam mengenai padi pandan wangi, seperti alat pertanian yang digunakan untuk menanam padi jenis ini. Tentunya, tempat ini memiliki berbagai macam spot foto menarik. 

Jam operasional kampung budaya ini mulai dari pukul 07.00-17.00 WIB. Harga tiket masuknya hanya Rp7000. Sementara, biaya untuk menginap di homestay setempat mulai dari Rp150.000.Â