Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, terus memperbarui informasi tentang korban gempa Cianjur secara berkala di akun media sosialnya. Di antara duka kehilangan dan tindakan tanggap bencana, Emil, sapaan akrabnya, membagikan satu cerita cukup menghangatkan hati.
Mantan Wali Kota Bandung ini berbagi tentang bayi-bayi yang lahir di tenda pengungsian, dan bercerita bagaimana ia menamai salah satu di antaranya. "Gempita Shalihah Kamil, nama yang saya berikan untuk bayi perempuan yang lahir di tenda pengungsian. Kebetulan ibunya, ibu Dewi, meminta saya memberi nama," cuit Emil di akun Twitter-nya, Selasa, 22 November 2022.
Advertisement
Baca Juga
"Gempita, karena lahir saat gempa. Shalihah, doa agar jadi insan yang salihah. Kamil, artinya agar jadi manusia yang paripurna," ia menambahkan.
Lebih lanjut Emil mengatakan bahwa Gempita merupakan bayi ke-3 yang lahir di tenda yang sama, kemarin. "Di balik ujian bencana ini dan banyak yang berpulang, Allah juga memberikan rahmatnya dengan lahirnya bayi-bayi yang akan meneruskan perjalanan peradaban manusia ini," kata Emil.
Akhir utas, Emil menuliskan, "Semoga semua dari kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari setiap takdir peristiwa yang hadir dalam hidup kita ini. Hatur Nuhun."
Sementara itu, melansir kanal News Liputan6.com, Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan anak-anak jadi korban mayoritas dari total 268 korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur, Jawa Barat.
Pendataan Korban
Suharyanto menyebut, pihaknya akan memberikan keterangan lebih lanjut pada hari ini, Rabu (23/11/2022), pukul 17.00 WIB. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sejauh ini, korban gempa yang telah teridentifikasi memang anak-anak.
"Tapi memang kejadian ini, (pukul) 13.21 WIB, bertepatan dengan banyak anak-anak yang sedang mengaji. Jadi, pulang mengaji, sehingga memang sebagian dari yang sudah teridentifikasi ini sebagian anak-anak," terangnya.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian Tito Karnavian menambahkan bahwa pendataan korban akan dilakukan secepatnya oleh Bupati Cianjur beserta jajaran. "Melakukan pendataan mulai dari yang wafat by name, by address. Kalau kemarin kita tahu bahwa ada yang wafat itu untuk cepat dimakamkan dulu," kata Tito.
"Tapi setelah itu, pendataan dilakukan by name by address. Nanti baru bisa ketahuan berapa jumlah anak-anak, dewasa, dan yang lain-lain," imbuhnya.
Sebagai informasi, dari jumlah 268 korban yang meninggal dunia, terdapat 122 jenazah yang sudah teridentifikasi. Selain, ada juga korban hilang yang saat ini masih dicari, yaitu sebanyak 151 orang.
Advertisement
Total Pengungsi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, 58.362 orang mengungsi akibat gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin 21 November 2022. "Kemudian, (korban) luka-luka yang kami peroleh sampai sore ini (22 November 2022) sebanyak 1.083 orang," kata Suharyanto.
Suharyanto menyebut, pihaknya masih terus melakukan pendataan. Karena itu, data bisa saja berubah sewaktu-waktu sesuai temuan di lokasi kejadian. Ia mengatakan, tidak kurang dari 12 kecamatan di Kabupaten Cianjur terdampak gempa.
Di semua kecamatan pun telah berdiri tempat pengungsian bagi warga terdampak. Adapun 12 kecamatan yang dimaksud adalah Kecamatan Cianjur, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Cugenag, Kecamatan Cilaku, Kecamatan Cibeber, Kecamatan Sukaresmi.
Selanjutnya, ada Kecamatan Bojongpicung, Kecamatan Cikalongkulon, Kecamatan Sukaluyu, Kecamatan Pacet, dan Kecamatan Gekbrong. "Dari 12 kecamatan ini masing-masing kecamatan sudah berdiri tempat-tempat pengungsian. Bahkan mungkin jumlahnya bertambah," ucap Suharyanto.
Kendati sudah disiapkan tempat pengungsian terpusat di masing-masing kecamatan, masih ada warga yang mendirikan tenda-tenda seadanya di dekat rumah masing-masing. "Kami usahakan yang masih mengungsi di titik-titik dekat rumahnya bisa masuk ke tempat-tempat pengungsian terpusat agar lebih terjamin dari segi perawatan pelayanan maupun logistiknya," tuturnya.
Kebutuhan Mendesak
Mengutip kanal Regional Liputan6.com, Kepala Dinas Sosial Jawa Barat Dodo Suhendar mengatakan bahwa kebutuhan mendesak untuk membantu korban gempa Cianjur, yaitu tenda gulung, selimut, matras, dan makanan. "Tenda gulung kami perlu 10 ribu lembar, selimut 10 ribu lembar, matras lima ribu lembar, sarden 10 ribu kaleng, dan kornet 10 ribu kaleng,” ujarnya.
Sementara, kanal Bisnis Liputan6.com melaporkan, PT PLN (Persero) telah berhasil memulihkan 100 persen sistem kelistrikan yang terdampak gempa di Cianjur. Pada pukul 23.05 WIB, Selasa, 22 November 2022, 1.844 gardu distribusi dan 21 penyulang yang sebelumnya mengalami gangguan telah berhasil beroperasi.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan, ratusan petugas dikerahkan sejak kejadian untuk segera memulihkan kembali sistem listrik Cianjur yang padam karena terdampak gempa.
"Dengan kolaborasi berbagai pihak, kurang dari 34 jam kita berhasil menyalurkan listrik kembali pada seluruh masyarakat. (Listrik) di fasilitas umum seperti rumah sakit, jalan raya, balai desa, dan posko-posko relawan berhasil dipulihkan kembali," katanya.
Advertisement