Sukses

Pendukung Inggris Dilarang Masuk Stadion di Qatar, Diduga karena Pakai Kostum yang Menyinggung Muslim

Muncul perdebatan di medsos bahwa kedua suporter Inggris di Qatar tersebut mengenakan kostum yang kontroversial karena menyerupai ksatria Inggris saat perang salib di Yerusalem.

Liputan6.com, Jakarta - Kemenangan tim nasional (timnas) Inggris atas Iran dengan skor 6-2 di laga perdana mereka di Piala Dunia 2022 Qatar tentu disambut dengan antusias oleh para pendukung. Tapi yang masih jadi pembahasan adalah tentang dua orang suporter Inggris yang menggunakan pakaian yang nyeleneh saat ingin menonton pertandingan.

Kedua fans Inggris ini viral di media sosial (medsos) saat datang ke Stadion Internasional Khalifa di Doha pada Senin, 21 November kemarin. Mereka menggunakan kostum berupa baju zirah ksatria abad pertengahan lengkap dengan properti berupa pedang dan tameng.

Dilansir dari Daily Mail Jumat (25/11/2022), kedua fans ini sempat dicekal oleh polisi Qatar yang menjaga berlangsungnya acara Piala Dunia 2022. Mereka kemudian dilarang masuk ke stadion tersebut.

Kabarnya, baju zirah yang dipakai oleh kedua suporter Inggris tersebut adalah pakaian yang dulu dipakai oleh ksatria Santo George (St George). Namun muncul perdebatan di medsos bahwa kedua suporter Inggris tersebut mengenakan kostum yang kontroversial karena menyerupai ksatria Inggris saat perang salib di Yerusalem.

Perang salib adalah peristiwa yang terjadi dari tahun 1095 hingga 1291, ketika prajurit-prajurit Kristen dari Eropa berjuang merebut kembali Kota Yerusalem dari kekuasaan pemerintahan Islam. Meski telah terjadi ratusan tahun lalu, namun isu sensitif itu dapat menyebabkan pertikaian. Karena itu pihak penyelenggara meminta pemahaman pendukung sepak bola Inggris.

Sementara itu otoritas Qatar mengklarifikasi alasan melarang kedua fans itu masuk karena pakaian yang dikenakan oleh kedua suporter Inggris itu dikategorikan sebagai senjata dan alat pelindung badan. Otoritas Qatar juga menegaskan telah memiliki aturan berpakaian di dalam stadion yaitu melarang hal-hal yang berbau politik, menyinggung pihak tertentu dan diskriminatif.

2 dari 4 halaman

Dukungan dari Kelompok Anti Rasisme

Kelompok anti rasisme di Inggris bernama Kick It Out Today juga telah memperingatkan para warga Inggris yang menonton Piala Dunia 2022 di Qatar agar tidak memakai kostum ksatria. "Saran Kantor Luar Negeri yang dikeluarkan sebelum turnamen menyatakan bahwa penggemar harus membiasakan diri dengan kebiasaan setempat, dan kami akan mendorong penggemar untuk mengambil pendekatan ini," ungkap Kelompok anti rasisme di Inggris.

Tak hanya saat laga melawan Iran, otortitas Qatar kemungkinan juga akan menerapkan aturan serupa saat Inggris menghadapi Amerika Serikat di Stadion Al Bayt pada Jumat malam, 25 November 2022 waktu Qatar. Bukan hanya pendukungnya, para pemain timnas Inggris juga dikabarkan kurang puas dengan kebijakan penyelenggara Piala Dunia 2022.

Hal itu terungkap saat kapten timnas Inggris, Harry Kane, mengaku kecewa karena FIFA melarang pemakaian armband atau ban kapten pelangi di Piala Dunia 2022 di Qatar. FIFA mengancam akan memberikan kartu kuning jika para kapten dari Eropa nekat memakai armband pelangi.

Qatar menolak simbol pelangi yang mendukung LGBT. Segala pernak-pernik tersebut dilarang dibawa ke area stadion. Presiden FIFA Gianni Infantino pasang badan membela Qatar.

 

3 dari 4 halaman

Tak Hanya Inggris

"Kami kecewa," ujar Harry Kane seperti dikutip Eurosport, Selasa (22/11/2022). Kane berkata sudah berniat memakainya, namun ia menyebut keputusan itu direbut dari tangannya.

Ancaman FIFA muncul sebelum Inggris bertanding melawan Iran. Ketika tiba di stadion, Harry Kane mengaku sudah membawa armband pelangi OneLove, namun ia disuruh memakai armband yang sudah mendapat izin FIFA.

Armband baru itu bertuliskan No Discrimination. "Itu di luar kendali kami sebagai pemain. Saya yakin FA (Football Association) dan FIFA akan terus berdiskusi, tetapi yang paling penting kami fokus pada pertandingan dan mendapatkan hasil yang luar biasa," ucap Kane, dikutip dari kanal Global Liputan6.com, Rabu, 23 November 2022.

Selain Inggris, tim Wales dan Belanda batal memakai armband pelangi karena ancaman kartu kuning. Keputusan asosiasi-asosiasi sepak bola tersebut dikritik oleh mantan kapten Inggris, Rio Ferdinand. Ia berkata harusnya para asosiasi itu lebih kuat lagi dan memakai analogi kartu saat menyorot langkah mundur mereka. 

4 dari 4 halaman

David Beckham Dikritik

Di sisi lain, nama mantan kapten timnas Inggris David Beckham juga ramai dibicarakan publik setelah ditunjuk sebagai duta Qatar untuk Piala Dunia 2022. Beckham mengklaim bahwa Piala Dunia 2022 di Qatar tersebut menjadi sebuah platform untuk kemajuan, inklusivitas, hingga toleransi.

"Qatar bermimpi membawa Piala Dunia ke tempat yang belum pernah ada sebelumnya, tapi itu tidak akan cukup hanya dengan mencapai sesuatu di lapangan," katanya. "Laga di lapangan akan menjadi platform untuk kemajuan."

Namun, hal tersebut menjadi perbincangan publik terutama ketika masalah hak pekerja dan juga LGBTQ+ menjadi topik utama. Isu tersebut menjadi ramai dibicarakan karena Qatar menegaskan bahwa negaranya menolak keras LGBTQ+ dan salah satunya melarang simbol apapun terkait hal tersebut. 

Adapun ungkapan dari David Beckham menjadi buah bibir publik terutama oleh para kelompok LGTBQ+ yaitu Three Lions Pride atas posisi Beckham yang menjadi duta Piala Dunia Qatar 2022. Melansir dari The Guardian, Beckham sendiri telah menerima 150 juta pound sterling dari Qatar untuk membuat pesan video optimisnya yang diputar untuk tamu dalam acara festival pemuda “Generation Amazing”.

Beckham semakin dikritik oleh kelompok LGBTQ+. Di Cunningham, salah satu pendiri kelompok Three Lions Pride, pekan lalu mengatakan dia seharusnya tidak lagi dianggap sebagai sekutu yang hebat karena peran duta besarnya yang dibayar. Namun, Beckham mengatakan Qatar dan para duta besarnya mengubah kehidupan menjadi lebih baik.