Sukses

Seragam Karyawan McDonald's Finlandia Diubah Jadi Baju Kerja yang Bisa Didaur Ulang

Seragam yang bisa didaur ulang ini menyandingkan sebuah restoran cepat saji dengan kepedulian terhadap lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta - Label fashion Finlandia yang bernama Vain membuat seni daur ulang menjadi semakin menarik. Mereka memanfaatkan seragam karyawan jaringan restoran cepat saji McDonald's menjadi pakaian kerja yang tampak sangat modis.

Ide fesyen ini dikembangkan dalam kemitraan dengan McDonald's Finlandia. Bukan sekadar modis, melansir dari Hype Bae, Selasa (29/11/2022), sebanyak 27 busana baru pada koleksi ini siap menyandingkan sebuah restoran cepat saji dengan kepedulian terhadap lingkungan.

Proses daur ulang yang mampu menghadirkan estetika dari sebuah seragam McDonald's tentu menjadi hal yang menarik. Koleksi ini juga menampilkan fitur-fitur warna dari logo McDonald's atau McD yang khas (merah dan kuning) ke dalam gaun, jaket, dan aksesori.

Jenama tersebut menggunakan seragam karyawan McD sebagai bahan dasar koleksi pakaian daur ulang. Kemeja dan celana standar seragam diubah menjadi gaun yang mengembang, hoodies yang longgar, dan rok mini kecil, di antara bagian-bagian lainnya. Masing-masing busana memiliki tampilan kuat dengan logo M yang ikonik itu.

Peluncuran koleksi tersebut berlangsung di sebuah restoran McD di Helsinki, Finlandia, baru-baru ini. Sang desainer, Jimi Vain menampilkan para peraga busana berlenggok di runway dengan mengenakan desain yang didominasi lambang McD.

Ia menggambarkan koleksi busana itu mengingatkannya tentang masa kecilnya. "Saat anak-anak tumbuh di tanah tak bertuan di pedesaan Ostrobothnia, semuanya terasa begitu jauh. Saat kami tumbuh dewasa dan mulai semakin terlibat dengan budaya pop global, salah satu dari sedikit hal yang terasa akrab bagi kami adalah Golden Arches (simbol McD) yang ikonik," jelasnya sebelum memulai peragaan busana.

"Simbol itu sering terlihat di berbagai acara seni, hiburan, dan olahraga. Itu adalah sesuatu yang memiliki relevansi bahkan bagi kami di ujung utara. Tumbuh dengan McDonald's di sepanjang jalan raya lokal adalah kesamaan yang kami miliki dengan dunia barat dan sekitarnya," tambahnya.

 

2 dari 4 halaman

Budaya Pop

Adapun kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat status ikon merek tersebut dalam budaya pop, dengan harapan dapat menghormati identitas visual dari kedua entitas tersebut. Menggunakan bahan yang ada untuk menciptakan siluet baru, kemitraan ini diharapkan dapat menghilangkan konotasi negatif dari seragam kerja dan memberikan sedikit kebanggaan ke dalam konsep tersebut.

Dari 27 tampilan busana tersebut, setengahnya atau 13 rancangan itu akan tersedia untuk semua karyawan McDonald's Finlandia tapi tidak untuk diperjualbelikan secara massal. Kolaborasi VAIN bukanlah langkah pertama McD ke dunia fashion.

Di awal tahun ini, mereka merilis kolaborasi edisi terbatas dengan merek streetwear Cactus Plant Flea Market. Pada 2014, perancang busana Jeremy Scott mengambil inspirasi dari jaringan restoran McD dalam koleksi debutnya untuk merek mewah Italia Moschino. Pertunjukan Musim Gugur-Musim Dingin 2014 dari label tersebut menampilkan siluet yang terinspirasi dari seragam dan tas tangan paket Happy Meal.

Selain itu, jenama fesyen dari Prancis, Vetements menggelar pertunjukan pakaian pria Musim Semi-Musim Panas 2020 di McDonald's Paris. Mereka menampilkan para model ke runway sambil makan kentang goreng.

3 dari 4 halaman

Tren Pakaian Daur Ulang

Tren pakaian daur ulang juga makin diminati di Indonesia. Situasi pandemi menyadarkan banyak orang akan banyaknya pakaian yang tak terpakai. Tumpukan pakaian itu lalu hanya memenuhi lemari, dan tak jarang jadi sampah. Bila dibereskan, tentu akan ada ruang untuk menyimpan barang-barang lain agar rumah terlihat lebih rapi.

Di sisi lain, banyak orang kebingungan menangani pakaian bekasnya. Terlalu sayang bila dibuang di tempat sampah karena kondisinya masih layak pakai, tapi bingung mau disalurkan ke mana. Kalau pun kondisinya sudah jelek, tak nyaman rasanya dibuang bercampur dengan sampah rumah tangga lainnya.

Melihat hal itu, sebuah perusahaan sosial bernama Bberes.id bersedia menampung pakaian bekas Anda untuk diolah lebih lanjut. Mereka menerima semua kondisi pakaian baik yang layak pakai maupun tidak.

"Sampah pakaian itu masih banyak yang belum melirik bagaimana metode atau sistem daur ulangnya, sehingga pakaian menjadi ancaman lingkungan terbesar kedua setelah plastik, menurut kami," kata Deni, CEO Bberes.id, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 2 Juli 2021. Pakaian bekas kemudian disortir lagi menjadi yang layak pakai dan tak layak pakai. Pakaian layak pakai didistribusikan kepada warga yang memerlukan, sementara sampah pakaian diolah menjadi insulation felt. 

4 dari 4 halaman

Konsep Ekonomi Sirkular

Bberes.id bekerja sama dengan perusahaan daur ulang di Bandung, Eco Touch ID, dalam produksi insulation felt dari sampah pakaian. Insulation felt merupakan bahan yang membuat bioskop atau studio musik kedap suara."Yang menjadi alasan kami memilih untuk mengolah pakaian bekas menjadi insulation felt adalah karena sangat dibutuhkan dalam industri propert, yang penggunaannya sebagai peredam suara di dalam ruangan," katanya.

Insulation felt tersebut berfungsi untuk meredam panas dan menyerap suara. Dikutip dari akun Instagram Eco Touch ID, produk tersebut diklaim dapat mengurangi panas yang cukup signifikan pada suatu ruangan.

"Insulator kami juga memiliki kepadatan yang tinggi dan dapat menyerap suara dengan baik sehingga produk kami sangat cocok dipakai di ruangan podcast, studio musik, klinik, kamar tidur, dsb," imbuh keterangan akun tersebut.  Produk tersebut merupakan wujud dari konsep ekonomi sirkular, yakni limbah diolah menjadi produk baru dan berkontribusi meningkatkan pendapatan. "Untuk BBERES.ID sendiri kita pun konsepnya adalah 70 persen untuk operasional kami, dan 30 persen untuk program kemanusiaan," katanya.