Sukses

Wali Baptis Pangeran William Buat Keluarga Kerajaan Inggris Terkena Skandal Rasisme Lagi

Skandal rasisme di keluarga kerajaan Inggris dilakukan Lady Hussey yang sudah menjabat sebagai pembantu pribadi Ratu Elizabeth II selama 60 tahun lebih.

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga Kerajaan Inggris kembali menarik perhatian publik, kali ini karena rasisme. Lady Hussey, wali baptis Pangeran William yang resmi keluar dari rumah tangga kerajaan pada Rabu, 30 November 2022 disebut rasis.

Namun ia juga telah meminta maaf berulang kali lantaran sempat menanyai asal dari seorang wanita berkulit hitam. Wanita tersebut adalah Ngozi Fulani, kepala eksekutif kelompok Sistah Space yang berbasis di London.

Sistah Space merupakan komunitas pendukung wanita Afrika dan Karibia yang terkena dampak kekerasan dalam rumah tangga dan seksual. Dia mengatakan komentar itu muncul saat menghadiri acara tentang penghapusan kekerasan seksual pada perempuan di istana pada Selasa, 29 November 2022. 

Dia menulis di Twitter bahwa "wanita itu mendekati saya, menggerakkan rambut saya untuk melihat lencana nama saya dan kemudian bersikeras menanyakan dari bagian Afrika mana dia berasal,". Melansir dari South China Morning Post, Kamis, (1/12/22) saat ditanya hal tersebut, dirinya menjawab Hackney, Timur laut London. Namun, Lady Susan Hussey kembali bertanya "Tidak, Anda berasal dari bagian Afrika mana?"

Dalam Twitter-nya, Fulani mengatakan insiden itu membuat perasaannya campur aduk setelah mengunjungi acara di istana. Setelah itu, dirinya menjadi tidak fokus pada acara.

Sementara itu, Lady Hussey ingin menyampaikan permintaan maaf yang mendalam atas perlakuan dan luka yang ditimbulkan. Pihak Kerajaan Inggris sudah menghubungi kembali Fulani untuk memberikan keterangan dan permintaan maaf lebih lanjut. 

2 dari 4 halaman

Lady Susan Hussey

Dilansir dari 1 News, Lady Susan adalah dayang Ratu Elizabeth II selama 60 tahun. Ini berarti bahwa tugasnya adalah menjadi pembantu pribadi Ratu. Hussey adalah salah satu dari tujuh wanita yang bersama Ratu selama hidupnya dia dijuluki gadis kepala nomor satu karena peran sentral yang dia mainkan di rumah tangga kerajaan dan kesetiaannya. 

Pada 2013 dia dipromosikan menjadi gelar ksatria tertinggi, Dame Grand Cross dari Royal Victorian Order. Kemudian, dirinya menjadi akbrab dengan Raja Charles III dan menjadi ibu baptis putra sulungnya William, saat masih menjadi Pangeran Wales.

Dia menikah dengan Baron Marmaduke Hussey, mantan ketua dewan gubernur BBC, yang meninggal pada 2006. Pasangan ini tampil dalam sebuah episode drama hit Netflix The Crown, di mana mereka diperankan oleh Richard Cordery dan Haydn Gwynne.

Wanita berusia 83 tahun tersebut memiliki dua anak, salah satunya adalah Kathrine Elizabeth yang mengikuti jejak ibunya dan merupakan salah satu sahabat Permaisuri Camilla saat ini. Saat ini dirinya dikabarkan sudah mengundurkan diri. 

3 dari 4 halaman

Acara Pertama Camilla

Camilla menyelenggarakan acara solo besar pertamanya sebagai Permaisuri di Istana Buckingham sehubungan dengan aktivisme 16 hari PBB untuk Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan. Acara tersebut dihadiri oleh 300 tamu, yang terdiri dari bangsawan dan komunitas perempuan. 

Bangsawan asing lainnya seperti Ratu Mathilde dari Belgia, Ratu Rania dari Yordania dan Putri Mahkota Mary dari Denmark bersama dengan tokoh politik seperti Olena Zelenska, Ibu Negara Ukraina dan Fatima Jabbe-Bio, Ibu Negara Sierra Leone. Kemudian, salah satu komunitas perempuan yang hadir adalah Sistah Space. 

Dalam pidatonya dia mengatakan selama periode 16 hari lebih dari 2 ribu wanita akan dibunuh di seluruh dunia oleh pasangan atau anggota keluarga, sementara di Inggris dan Wales saja, polisi akan mencatat pemerkosaan lebih dari 3 ribu wanita.

"Kami bersatu hari ini untuk menghadapi apa yang disebut sebagai pandemi global kekerasan terhadap perempuan. Menghadapi tantangan seperti itu, sulit untuk mengetahui langkah praktis apa yang dapat kita ambil bahkan untuk mulai membuat perbedaan," kata Camilla, dikutip dari The Guardian. 

Topik kekerasan berbasis gender adalah salah satu fokus utamanya Camilla dalam 10 atau 15 tahun terakhir. Acara tersebut tampaknya berjalan dengan baik.  

4 dari 4 halaman

Reaksi William dan Kate

Tahun lalu Meghan Markle juga mendapatkan rasisme mengenai anaknya, Archie. Sekarang ibu baptis Pangeran William menyebutkan kata-kata rasis pada seseorang tamu di acara besar Istana Buckingham. 

William mendengar hal ini saat sedang menjalani tugas sebagai Putra Mahkota untuk kunjungan ke luar negeri di Boston, Amerika Serikat. Pasangan ini menghadiri Earthshot Prize Awards untuk suarakan ancaman perubahan iklim. Namun, isu rasisme yang dilontarkan Hussey di Inggris membayangi kunjungannya saat ini. 

Menanggapi hal ini juru bicara William dan Kate menyebutkan keluarnya Lady Hussey dari Kerajaan Inggris merupakan langkah yang tepat. "Rasisme tidak punya tempat di masyarakat kami," ujarnya. 

Dia juga mengatakan bahwa William dan Kate tidak ikut campur dalam keputusan itu, tapi meyakini bahwa keluarnya Hussey merupakan tindakan yang tepat. Meski dibayangi isu rasialisme, William dan Kate akan tetap menjalani agenda mereka.

Dalam kunjungan kali ini, mereka bakal bertemu Wali Kota Boston, Michelle Wu. Duta Besar Caroline Kennedy disebut akan membantu pasangan itu memulai hitungan mundur menuju upacara Earthshot Prize yang bertabur bintang di MGM Music Hall pada Jumat besok.

Â