Sukses

Landasan Pacu SPOTLIGHT Indonesia 2022 Disulap Jadi Lautan Wastra

SPOTLIGHT Indonesia 2022 masih akan terselenggara hingga 4 Desember 2022 di Pos Bloc Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Lautan wastra tiba-tiba muncul di landasan pacu parade fesyen SPOTLIGHT Indonesia 2022. Pemandangan itu jadi penutup apik fashion show seremoni pembuka edisi perdananya, Kamis, 1 Desember 2022 di great hall Pos Bloc Jakarta.

Bertajuk "Celebrating Diversity," edisi perdana SPOTLIGHT Indonesia masih akan terselenggara hingga 4 Desember 2022. Acara yang diinisiasi Indonesian Fashion Chamber (IFC) ini bermaksud menampilkan kekuatan inspirasi lokal dalam produk ready-to-wear yang jadi ciri khas fesyen Indonesia.

"Kami bermaksud mendorong industri fesyen secara general, tapi dengan kekuatan wastra," kata National Chairmain IFC, Ali Charisma, dalam jumpa pers virtual sebelum penyelenggaraan, Senin, 28 November 2022.

Menandai dimulainya acara mode tersebut, tidak kurang dari sembilan desainer mempresentasikan koleksi mereka. Parade dibuka andai by aldrie and L. Bertajuk "Lime," koleksi tersebut memanfaatkan warna menyala itu sebagai inspirasi utama.

Dalam keterangannya, desainer itu menjelaskan bahwa konsep desain rangkaian mode ini "lebih ringan, tapi tetap feminin." Palet busana pria dan wanita ini mengusung warna-warna cerah dengan sedikit aksesn hitam sebagai penyeimbang.

Sembilan artikelnya memperlihatkan siluet oversize, A-line, dan asimetris dengan padanan material katun, linen, serta tenun. Sedangkan, pilihan busananya mulai dari outerwear, blazer, hingga celana lebar.

Kemeriahannya disambung presentasi koleksi Ika Butoni by Mardiana Ika. Dalam rangkaiannya, Ika memanfaatkan wastra dengan padanan merah muda, merah, putih, dan abu. Sementara, ada juga setelan busana dengan detail manik-manik hampir di seluruh bagian. 

2 dari 5 halaman

Potensi Baju Bodo Jadi Busana Ready-to-wear

Lanjut, runway diambil alih rangkaian busana karya Kahfiati Kahdar. Dalam keterangan, disebutkan bahwa pihaknya mengusung tema "BAJU BODO" asal Sulawesi Selatan dalam presentasi kali ini. 

Baju bodo sendiri mempunyai arti "baju tanpa lengan" dari bahan sutra. Pemakaiannya dipadu-padankan dengan sarung sutra "Lipa Sabbe," yang merupakan sarung tenun gedokan.

Pola dasar baju bodo adalah segi empat, yang kali ini dipadukan sang desainer dengan kain sutra organza untuk memberi tampilan kontemporer. Koleksi ini sekaligus ingin menggarisbawahi potensi besar pengembangan baju bodo sebagai busana ready-to-wear.

"Mudah digunakan, kasual, dan tetap mempunyai kearifan lokal yang dikombinasikan dengan gaya kontemporer," katanya. "Teknik printing, stiching, rajut, dan laser cutting merupakan paduan kemajuan teknologi yang perlu dikolaborasikan dengan indahnya kesederhanaan siluet baju bodo."

Lajut, ada HoR x Gagne yang jadi penampil selanjutnya dengan memboyong koleksi bertajuk "Lahir." Dijelaskan bahwa koleksi ini terinspirasi street style, merujuk pernyataan resmi mereka.

 

3 dari 5 halaman

Kolaborasi Wastra dari Berbagai Daerah

Dijelaskan bahwa "Lahir" merupakan kolaborasi apik dari tenun Tasikmalaya, lurik Pekalongan, dan tenun Majalaya. Wastra tersebut kemudian dipadukan dengan bahan denim dari Birla Cellulose.

Potongan modenya antara lain berupa outer, jaket, celana, dan gaun. Visualnya menyertakan detail ragam bordir dalam potongan desain modern.

Bersambung, giliran koleksi Rueverse yang mejeng di landasan pacu. Dalam potongan busana edgy berupa halterneck top, gaun, dan celana pendek, ledakan warna busana mendadak menyita perhatian. Mulai dari merah, kuning, biru langit, putih, abu, hitam, biru elektrik, midnight blue, hijau neon, hingga biru dongker, semua mendeklarasikan lini koleksi colorful-nya.

Penampil berikutnya adalah Yunita Kosasih. Bertajuk "Fulcrum Dynamite," koleksi ini diceritakan terinspirasi dari siklus kehidupan manusia, yang mana diciptakan dari tanah, tumbuh, lalu kembali ke tanah, menandakan hubungan erat dengan Bumi.

Karena itu, Yunita membawa semangat gerakan keberlanjutan dalam presentasi koleksinya di landasan pacu SPOTLIGHT Indonesia 2022. Itu direfleksikan dengan sisa potongan kain yang dibuat dalam pola bulat, dan disambung untuk jadi sebuah "kain."

Menggunakan warna-warna merah dengan kain dari Asia Pasific Rayon dan kain lurik, presentasinya bermaksud memberi gagasan busana modern dengan sentuhan tradisional yang manis.

4 dari 5 halaman

Padanan Kreasi Wastra

Lampu runway padam hanya untuk kembali menyala demi memperlihatkan koleksi REBORN by Fomalhaut Zamel. Sesuai namanya, dijelaskan bahwa rangkaian busana ini merupakan gaya pribadi si desainer yang sudah lama terpendam, hingga akhirnya terlahir kembali.

Sebagaimana diketahui, Fomalhaut lebih dikenal lewat koleksi evening dress dengan gaya Royal Collection. Karakter Reborn sendiri adalah "rebel, military, dan underground, dengan gaya techwear." Motif-motif tenun Sumatra Barat pun diadopsi, lalu dicetak. 

Nuansa seketika berubah ketika Jarum Hijau by Ali Charisma mengambil alih landasan pacu. Dengan dukungan gambar dan suara, penonton seolah diajak menikmati nuansa laut dengan suara ombak meneduhkan.

Wastra-wastra pilihan dipadankan Ali bersama celana lebar, atasan semi off-the-shoulder, diselaraskan dengan material organza, serta diseimbangkan melalui sentuhan warna hitam di sana-sini.

Terakhir, ada Xander.G by Weda Githa. Bertajuk "Retro-Fusion," koleksi ini terinspirasi pruralisme historis suku Banten. Sejarah mencatat, masyarakat Banten memiliki karakter beragam: orang pesisir telah terbiasa berinteraksi dengan pendatang, sedangkan orang dalam seperti suku Badui mengadopsi sistem sosial yang tertutup.

Kapsul koleksi terdiri dari empat look busana pria ready-to-wear bergaya kasual etnik. Eksplorasi material, termasuk tenun Badui, batik Banten, dan Batik Jawa merupakan simbol percampuran budaya dipadukan dengan material modern, dan dikemas dalam konteks kontemporer yang edgy. Desain versatile dengan padu-padan layering pun memberi kesan dinamis dan trendi.

5 dari 5 halaman

See Now, Buy Now

Selama empat hari penyelenggaraan, SPOTLIGHT Indonesia 2022 tercatat melibatkan sekitar 180 desainer dan brand fesyen lokal. Tidak hanya fashion show, ada pula ekshibisi, instalasi tekstil etnik, workshop, dan seminar. Dalam 17 sesi fashion show, lebih dari 130 desainer, jenama, dan institusi pendidikan akan mempresentasikan koleksi mereka.

Rangkaiannya mencakup kategori formal wear, casual/street wear, men’s wear, serta modest wear dengan mengangkat wastra atau budaya Indonesia sebagai inspirasi utama. "Slot fashion show ini ada yang empat, lima, maupun enam per hari," Ali menyebut dalam jumpa pers virtual.

Sementara, ekshibisinya menghadirkan produk fesyen dari 180 jenama, termasuk instalasi wastra Indonesia. Presentasi koleksi pun mendapat dukungan digitalisasi melalui fitur "See Now, Buy Now."

Bagi desainer yang siap, karya yang diperagakan bisa langsung dibeli saat itu juga. Konsumen dapat berbelanja koleksinya melalui kode QR yang terhubung langsung ke e-catalog. "Akhirnya, kami mau mendorong semua publik yang nantinya hadir untuk mendukung brand lokal dengan membeli produknya," tutup Ali.