Liputan6.com, Jakarta - Pura Mangkunagaran yang dibangun pada 1757 oleh Mangkunegara I alias Pangeran Sambernyawa akan menjadi tempat Kaesag Pangarep dan Erina Gudono melangsungkan resepsi pernikahan mereka pada Minggu, 11 Desember 2022. Di unggahan akun Instagram-nya, Kaesang sempat menyinggung lokasi tersebut.
Disebut juga sebagai Puro Mangkunagaran, bangunan ini adalah istana tempat kediaman Sampeyan Ingkang Jumeneng KGPAA Mangkunegara X. "Istana ini mulai dibangun pada 1757 oleh Mangkunegara I alias Pangeran Sambernyawa yang di mana kami @persisofficial memiliki julukan Laskar Sambernyawa," tulis Kesang sebagai keterangan unggahan, beberapa waktu lalu.
Ia mengutarakan bahwa semangat persatuan dan kebersamaan pasukan Pangeran Sambernyawa itu juga telah menginspirasi Persis Solo menggunakan julukan Laskar Sambernyawa. Kemudian, Kaesang dan Erina juga berfoto prewedding di Pendhopo Ageng, Puro Mangkunegaran.
Advertisement
"Ini ada tempat yang akan menjadi saksi bisu kami melakukan Tasyakuran setelah kami melakukan akad nikah di Yogya pada tanggal 10 Desember 2022. Mohon doanya teman-teman," ungkap pria berusia 27 tahun itu.
Di unggahan lain, Kaesang menjelaskan, warna kuning dan hijau yang mendominasi pendopo merupakan warna pari anom yang merupakan warna khas keluarga Mangkunegaran. Sementara, di bagian langit-langit pendopo terbentang Batik Kumudowati.
"Terdapat delapan kotak di mana bagian tengahnya masing-masing memiliki warna dan arti yang berbeda-beda. Kuning berarti mencegah rasa kantuk, biru untuk mencegah musibah, hitam mencegah rasa lapar, warna hijau mencegah frustasi, putih mencegah pikiran seks birahi, oranye untuk mencegah perasaan takut, merah mencegah kejahatan, dan ungu mencegah pikiran jahat," Kaesang menjelaskan.
Detail Area Bangunan
Mengutip dari laman resmi Puro Mangkunegaran, Jumat (9/12/2022), memasuki Puro Mangkunegaran, pengunjung akan melewati sebuah gapura hijau. Lalu, akan tampak pamedan, yaitu sebuah lapangan hijau tempat latihan prajurit pasukan Mangkunegaran, sementara di sisi timurnya terdapat bangunan Kavallerie Artillerie.
Pintu gerbang kedua menuju ke halaman dalam berdiri Pendopo Ageng yang memiliki ukuran 3,5 ribu meter persegi. Bangunan tersebut berbentuk joglo, pendopo ini dapat menampung kurang lebih 5 ribu sampai 10 ribu orang, pendopo terbesar di Indonesia.
Diketahui tiang-tiang kayu berbentuk persegi yang menyangga atap joglo diambil dari pepohonan yang tumbuh di Hutan Donoloyo di perbukitan Wonogiri. Hebatnya, seluruh bangunan Puro Mangkunegaran ini didirikan tanpa menggunakan paku.
Di pendopo juga terdapat tiga buah gamelan. Ketiga gamelan ditutup kain dan digunakan pada waktu- waktu tertentu. Gamelan-gamelan tersebut bernama Lipur Sari yang ditabuh setiap hari Rabu untuk latihan tari, Kyai Seton (yang terdiri dari Kyai Segoro Windu, Kyai Pamerdasih, dan Kyai Baswara) ditabuh setiap hari Sabtu, serta Kyai Kenyut Mesem yang ditabuh pada upacara pernikahan dan kenaikan tahta.
Advertisement
Bentuk Bangunan
Tepat di belakang pendopo, terdapat Pringgitan. Bangunan ini berbentuk kuthuk ngambang Pringgitan digunakan untuk pertunjukan wayang kulit. Di tempat ini juga terdapat foto KGPAA Mangkunegara IX beserta GKP Mangkunegara IX.
Lalu, terdapat Ndalem Ageng, sebuah bangunan berbentuk limasan yang memiliki luas kurang lebih seribu meter persegi. Sekarang ini, Ndalem Ageng difungsikan sebagai museum.
Terdapat petanen, yaitu tempat persemayaman Dewi Sri yang berlapiskan tenunan sutra dan sering kali menjadi pusat perhatian pengunjung. Museum ini juga memamerkan perhiasan, senjata-senjata, pakaian-pakaian, medali-medali, perlengkapan wayang, uang logam, gambar adipati-adipati Mangkunegara, serta berbagai benda-benda seni.
Di belakang Dalem Ageng, terdapat keputren, yakni tempat kediaman keluarga Mangkunegaran. Di dalamnya ada taman yang ditumbuhi pohon, bunga, semak hias, sangkar berisi burung, patung-patung klasik yang bergaya Eropa, juga kolam air mancur.
Menghadap ke area taman terbuka, terdapat Pracimoyasa, yaitu sebuah ruang keluarga berbentuk segi delapan biasa digunakan untuk rapat. Di dalam bangunan tersebut terdapat perabotan dari Eropa, kaca-kaca berbingkai emas terpasang berjejer di dinding.
Tempat Wisata
Puro Mangkunegaran ternyata merupakan salah satu objek wisata budaya dan wisata sejarah di Kota Solo. Pelancong dapat menikmati kemegahan dan keindahan istana Mangkunegaran, serta mengunjungi museum yang menyimpan berbagai koleksi berbagai benda bersejarah.
Di salah satu ruangannya juga dijadikan wisata makan malam Puro Mangkunegaran atau lebih dikenal dengan Puro Mangkunegaran Royal Dinner. Acara makan malam bertempat di ruang Pracimoyoso.
Paket acara Puro mengedepankan nuansa klasik acara jamuan malam ala kerajaan Jawa, yang meliputi menyaksikan pertunjukan dua tarian khas Puro Mangkunegaran, mengunjungi museum, potong tumpeng dan penyerahan cinderamata dari Puro Mangkunegaran, serta makan malam prasmanan.
Sebagai pusat kegiatan kesenian, setiap hari Rabu dilaksanakan latihan Tari Gaya Mangkunegaran, sedangkan setiap hari Sabtu diselenggaran latihan karawitan. Di halaman situs resminya bahkan ada paket wisata yang ditawarkan di Puro Mangkunegaran:
1. Minimal diikuti 25 orang
2. Workshop Tari yaitu Tari Gambyong Retno Kusumo (putri) dan Tari Bondoyudo (putra)
3. Kuliner yang ditaarkan: apem, kolak dan ketan
4. Teh atau air mineral
5. Mengunjungi Museum
Advertisement