Sukses

Curhat Sandiaga Uno di Rakornas Kemenparekraf 2024: Semakin Sukses, Semakin Dikurangi Anggarannya

Menparekraf Sandiaga Uno mengaku ditugaskan menaikkan Travel and Tourism Development Index (TTDI) dari peringkat 32 tahun ini menjadi 30 besar.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno melontarkan keluh-kesahnya saat menjadi pembicara di Rakornas Kemenparekraf 2022. Ia mengulas soal anggaran kementeriannya yang semakin kecil meski target yang dibebankan kepada jajarannya cukup tinggi.

"Jarang sekali sebuah kementerian menjadi victim of our own. Semakin sukses, semakin dikurangi anggarannya. Itulah pariwisata kita," kata Sandiaga di Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Ia menyebut anggaran Kemenparekraf 2023 menyusut sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya. Sementara, pihaknya ditargetkan untuk bisa menaikkan indeks pembangunan perjalanan dan wisata versi World Economic Forum (WEF) ke peringkat 22 dunia pada 2024, berdasarkan informasi dari Kemenko Maritim dan Investasi.

Indonesia pada 2022 berhasil meraih peringkat 32 dalam Travel and Tourism Development Index 2021 (TTDI), lompat 12 peringkat dari tahun sebelumnya. Capaian itu sekaligus mencetak rekor untuk pertama kalinya Indonesia melewati ranking Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam perihal daya saing pariwisata.

"Jangan bersedih. La tahzan. Walau anggaran kurang, kita bisa berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi," ujar Menparekraf.

Mengutip penjelasan WEF, Sandi menyebut ada lima pilar yang meningkatkan prestasi Indonesia di TTCI. Pertama adalah prioritisasi travel dan tourism mengacu pada pemusatan kebijakan pengembangan pariwisata di lima destinasi super prioritas dan destinasi unggulan lainnya.

Berikutnya adalah keindahan alam yang terpromosikan dengan baik. "Pilar ini sudah dilakukan dengan baik walau dengan segala keterbatasan," ujarnya. Tiga pilar berikutnya adalah travel and tourism demand and impact; sumber daya budaya; dan price competitiveness. 

Namun, ada banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan di bidang pariwisata dengan cara berkolaborasi. Di antaranya adalah soal infrastruktur, kesehatan dan kebersihan, keberlanjutan lingkungan, ketahanan sosioekonomi, dan ICT readiness.

"Memang kita hanya 0,16 persen dari total anggaran APBN kita, sangat rendah seperti angka elektabilitas saya, tapi kalau kita lihat yang kita perlukan kolaborasi," imbuhnya.

 

2 dari 4 halaman

Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional

Salah satu strategi mengejar target peningkatan indeks, Kemenparekraf di bawah Kedeputian Bidang Kebijakan Strategi meluncurkan Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional (IPKN). Tim menilai kinerja daerah, kementerian, dan seluruh pemangku kepentingan, terutama kebijakan kepariwisataan dan target-targetnya.

IPKN tersebut diuraikan dalam lima sub indeks, yakni enabling environment, travel and tourism policy enabling condition, infrastruktur, travel and tourism demand driver, serta indeks travel and tourism sustainability. Kelima poin tersebut kemudian diakumulasi menjadi IPKN dan dihasilkan lima teratas.

Secara berurutan, Bali, Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan mendapat indeks tertinggi. Menyusul capaian tersebut, Sandiaga mengingatkan bahwa harus ada tindak lanjut dari para pemerintah daerah.

"Kita menginginkan komitmen lanjutan dari pemerintah daerah. Kedua adalah inovasi seperti dilakukan di level nasional, dan ketiga terpenting adalah kolaborasi. Selain kolaborasi adalah kolaboraksi," jelas Sandiaga.

Deputi Bidang Kajian Strategis Nia Niscaya menambahkan bahwa IPKN merupakan insiatif untuk mendorong capaian dan peringkat Indonesia pada TTDI. "Harus di-capture, dilihat sebenarnya bagaimana sektor kepariwisataan kita," sambung dia.

 

3 dari 4 halaman

Pemenang per Sub Indeks

Nia melanjutkan, keberadaan IPKN juga bertujuan untuk membentuk kesadaran nasional tentang pentingnya membuat ekosistem kepariwisataan Indonesia. Diharapkan dengan IPKN, daerah akan mengetahui keunggulan dan kelemahannya, serta menggunakan data tersebut untuk menyusun dan merencanakan kebijakan.

"Prosedur yang kami lakukan, kami mengambil data-data yang sudah di-publish di BPS per provinsi, data sekunder, ada data K/L. Kita meeting juga dengan pemda," sambungnya.

Meski Bali yang terbaik dengan poin 4,65, bukan berarti provinsi tersebut sempurna di semua bidang. Ada poin-poin tertentu yang memerlukan pembenahan. Indeks dengan nilai tertinggi adalah di sektor keselamatan dan keamanan, tetapi terendah di poin sumber daya non-rekreatif.

"Kemudian DIY, ada sembilan indikator yang mendapat nilai maksimun, tapi ada empat yang mendapat nilai minimum. Yang tertinggi lingkungan bisnis, terendahnya sumber daya alam," ujar dia.

Sementara, Papua yang menempati posisi terbawah bukan berarti seluruhnya dinilai minus. Pilar tertingginya adalah transportasi udara, tapi terendahnya adalah soal prioritas pariwisata. "Mungkin dari anggaran-anggaran," ujarnya.

 

4 dari 4 halaman

Harus Multisektor

Selanjutnya, Nia berharap berdasarkan data IPKN, pembangunan pariwisata di daerah dikerjakan secara multisektor. Ia juga mengingatkan faktor kepemimpinan sangat penting untuk meningkatkan kualitas kepariwisataan.  

Hasil pemeringkatan sub indeks pembangunan kepariwisataan nasional (IPKN) 2022:

Kategori sub indeks enabling environment

Bali

Yogyakarta 

DKI Jakarta

Jawa Tengah

Kalimantan Utara

 

Kategori sub indeks travel and tourism policy enabling condition

Maluku

Sulawesi Selatan

Kalimantan Utara

Jawa Barat 

Nusa Tenggara Barat

 

Kategori sub indeks infrastruktur

Kepulauan Riau

Bali

Yogyakarta

Banten

DKI Jakarta

 

Kategori sub indeks travel and tourism demand driver

Jawa Tengah

Jawa Timur

Jawa Barat

DKI Jakarta

Aceh

 

Kategori sub indeks travel and tourism sustainability

Bali

Sumatera Barat

Yogyakarta

DKI Jakarta 

Papua Barat

 

Selain target peningkatan TTDI, Kemenparekraf juga diserahi tanggung jawab untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan pergerakan wisatawan dalam negeri pada 2023. Kunjungan wisatawan mancanegara ditargetkan meningkat menjadi 7,2 juta kunjungan, dua kali lipat dari target 2022. Sedangkan, pergerakan wisatawan nusantara meningkat dari 600 juta lebih menjadi 1,2--1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara.