Sukses

Pangeran Harry Salahkan Media Inggris sebagai Penyebab Meghan Markle Keguguran

Tak hanya Pangeran Harry, Meghan Markle juga meyakini keguguran yang dialaminya akibat tekanan bersiteru dengan media Inggris.

Liputan6.com, Jakarta - Meghan Markle dan Pangeran Harry meyakini keguguran yang dialami Meghan merupakan dampak langsung dari gangguan media pada kehidupan mereka. Hal itu diklaim pasangan Sussex dalam serial dokumenter Netflix, Harry & Meghan, yang dirilis Kamis, 15 Desember 2022.

Berbicara di depan kamera, pengacara pasangan itu, Jenny Afia mengatakan bahwa dia mengetahui keputusan Meghan mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan media Inggris, Associated Newspaper pada 2020, setelah Mail on Sunday dan MailOnline mencetak bagian dari surat pribadi yang dia kirimkan kepada ayahnya, Thomas Markle, setelah pernikahannya dengan Pangeran Harry pada Mei 2018.

Afia menambahkan bahwa Meghan yang sedang hamil tidak bisa tidur karena tekanan yang dirasakannya. Di saat bersamaan, pasangan itu baru saja pindah ke rumah baru mereka di Montecito, California.

"Pagi pertama kami terbangun di rumah baru kami adalah ketika aku keguguran," kata Meghan, dikutip dari People, Jumat (16/12/2022).

"Aku meyakini istriku mengalami keguguran karena apa yang dilakukan The Mail," imbuh Harry. "Aku melihat semuanya."

"Sekarang apakah kami tahu pasti bahwa keguguran terjadi karena hal itu? Tentu saja, tidak," ia menambahkan soal kurangnya bukti keterkaitan antara kedua hal itu.

"Mengingat stres yang menyebabkannya kurang tidur dan periode kehamilan, selama beberapa minggu saat itu, aku dapat mengatakan dari yang kulihat bahwa keguguran itu disebabkan oleh apa yang mereka coba lakukan kepadanya," sambung Harry seraya menyebut Meghan saat itu bersikap berani dan tabah.

 

2 dari 4 halaman

Permintaan Maaf

Pada Desember 2021, Meghan menerima permintaan maaf penuh dari Mail on Sunday setelah pertarungan di Pengadilan Tinggi London yang berlarut-larut. Surat kabar itu mencetak mea culpa untuk Duchess of Sussex seperti yang diperintahkan berdasarkan berbagai keputusan mengingat bahwa Mail on Sunday dan laman MailOnline telah melanggar privasi Meghan pada Februari 2019 setelah mengutip sebagian dari surat lima halaman yang ditulisnya kepada ayahnya.

"The Duchess of Sussex memenangkan kasus hukumnya atas pelanggaran hak cipta terhadap Associated Newspapers untuk artikel yang diterbitkan di The Mail on Sunday dan diunggah di Mail Online," demikian bunyi pemberitahuan halaman depan.

"Menyusul sidang pada 19--20 Januari 2021, dan sidang lanjutan pada 5 Mei 2021, Pengadilan telah memutuskan untuk Duchess of Sussex atas klaimnya atas pelanggaran hak cipta. Pengadilan menemukan bahwa Associated Newspapers melanggar hak ciptanya dengan menerbitkan kutipan dari surat tulisan tangannya kepada ayahnya di The Mail on Sunday dan di Mail Online. Kompensasi uang telah disetujui," sisa permintaan maaf publik terbaca di halaman 3.

Surat tersebut salah satunya berisi tentang permintaan Meghan Markle kepada ayahnya untuk berhenti berbicara kepada media. Seorang sumber yang tak disebutkan namanya mengatakan, "Dia bilang, 'Ayah, hatiku benar-benar hancur. Aku mencintaimu. Aku punya seorang ayah. Ku mohon berhentilah menjadikanku korban lewat media, agar hubungan kita bisa membaik,".

 

3 dari 4 halaman

Klaim Meghan

Kedua media berusaha mengajukan banding atas keputusan tersebut, namun Pengadilan Banding London kembali menyatakan terjadi kasus pelanggaran privasi dan hak cipta sesuai keputusan pada 2 Desember 2021. Dalam sebuah pernyataan, Meghan menyatakan bahwa keputusan itu adalah kemenangan tidak hanya untuknya, tetapi siapa saja yang pernah merasa takut untuk membela apa yang benar.

Dia mencatat, "Meskipun kemenangan ini merupakan preseden, yang paling penting adalah bahwa kita sekarang secara kolektif cukup berani untuk membentuk kembali industri tabloid yang mengkondisikan orang untuk menjadi kejam, dan mendapat untung dari kebohongan dan rasa sakit yang mereka ciptakan."

Meghan melanjutkan,"Sejak hari pertama, saya telah memperlakukan gugatan ini sebagai ukuran penting dari benar versus salah. Terdakwa telah memperlakukannya sebagai permainan tanpa aturan. Semakin lama mereka menyeretnya, semakin mereka dapat memutarbalikkan fakta dan memanipulasi publik (bahkan selama upaya banding), membuat kasus menjadi  sangat berbelit-belit untuk menghasilkan lebih banyak berita utama dan menjual lebih banyak surat kabar — sebuah model yang menghargai kekacauan di atas kebenaran. Dalam hampir tiga tahun sejak ini dimulai, saya telah bersabar menghadapi penipuan, intimidasi, dan serangan yang telah diperhitungkan."

 

4 dari 4 halaman

Persaingan Antar-Bangsawan

Dalam serial dokumenter Netflix jilid 2, Meghan dan Harry kembali mengungkit perseteruannya dengan anggota Kerajaan Inggris lainnya. Pasangan itu mengklaim bahwa popularitas mereka menyebabkan masalah dalam rumah tangga kerajaan, dengan tur mereka di Australia digambarkan dalam dokumenter sebagai titik balik.

Harry menyebut, popularitas Meghan secara khusus menyebabkan masalah di Istana, mengingat kemiripannya Putri Diana yang menikah dengan keluarga kerajaan dan dicintai publik. "Masalahnya adalah ketika seseorang yang menikah, yang seharusnya jadi pendukung, kemudian mencuri perhatian atau melakukan pekerjaan lebih baik daripada orang yang dilahirkan untuk melakukannya, itu membuat orang kesal. Itu menggeser keseimbangan," kata Harry.

Pasangan itu mengenang bagaimana liputan media mulai berubah jadi negatif, dengan Meghan Markle semakin dikaitkan dengan kiasan rasis, seperti narkoba, kriminalitas, bahkan terorisme. Situasi itu, kata ibunda Meghan, Doria Ragland memicu pemikiran untuk bunuh diri karena terus menerus "ditandai oleh burung bangkai ini" di media.

"Bahwa ia benar-benar berpikir untuk tidak ingin berada di sini ... Itu tidak mudah didengar oleh seorang ibu," kata Ragland.

Harry berkata, ia "tidak pernah berpikir bahwa itu akan sampai ke tahap itu," dan fakta itu terjadi membuatnya merasa "marah dan malu." Meghan mengatakan, ia ingin mendapatkan bantuan, tapi dicegah di tengah kekhawatiran bahwa hal itu dapat memengaruhi citra institusi tersebut.