Liputan6.com, Jakarta - Adalah Bernard Arnault, bos raksasa barang mewah Prancis LVMH (LVMHF), yang baru saja jadi orang Eropa pertama yang menduduki puncak daftar orang terkaya di dunia versi Bloomberg. Ia melampaui Elon Musk yang tahun ini berasa di posisi kedua.
Melansir CNN, Jumat (16/12/2022), dengan catatan kekayaan 171 miliar dolar AS (sekitar Rp2,7 kuadriliun), Arnault melampaui kekayaan 164 miliar dolar AS (sekitar Rp2,6 kuadriliun) CEO Tesla pada Selasa, 13 Desember 2022, menurut Bloomberg Billionaires Index. Arnault menggulingkan Musk dari posisi teratas dalam daftar "Real Tine Miliarder" Forbes minggu lalu.
Advertisement
Baca Juga
Lahir di Roubaix di utara Prancis pada 1949, Arnault lulus dari École Polytechnique yang bergengsi, sebuah sekolah teknik di Paris. Ia memulai kariernya di perusahaan konstruksi milik keluarga, Ferret-Savinel, jadi bos pada 1978 setelah promosi berturut-turut.
Enam tahun kemudian, ia mendapat kabar bahwa pemerintah Prancis sedang mencari investor baru untuk mengambil alih Boussac Saint-Freres. Grup tekstil yang bangkrut memiliki aset utama, yakni Christian Dior, rumah mode Prancis yang terkenal.
Arnault membeli kendali grup, mengembalikannya ke profitabilitas dan memulai strategi mengembangkan perusahaan barang mewah terkemuka dunia. "Dalam prosesnya, ia menghidupkan kembali Christian Dior sebagai landasan organisasi baru," menurut biografi di situs web LVMH.
Arnault membeli saham pengendali di LVMH pada 1989, dua tahun setelah grup tersebut dibentuk oleh penggabungan Louis Vuitton dan Moët Hennessy. Ia telah jadi ketua dan CEO perusahaan sejak itu. Meski namanya sendiri mungkin tidak langsung dikenali banyak orang, merek-merek yang telah dikembangkan oleh Arnault, dari Louis Vuitton, Christian Dior hingga Dom Pérignon, telah jadi perusahaan global ternama.
Â
LVMH Jadi Pusat Kekuatan Barang Mewah
Selama tiga dekade terakhir, Arnault telah mengubah LVMH jadi pusat kekuatan barang mewah dengan 75 label yang menjual anggur, minuman keras, fesyen, barang kulit, parfum, kosmetik, jam tangan, perhiasan, perjalanan mewah, dan hotel. Ia membuka toko Louis Vuitton pertama di China di Beijing pada 1992.
Pada Januari 2021, grup ini menyelesaikan pengambilalihan perhiasan ikonis AS Tiffany & Co senilai 15,8 miliar dolar AS, akuisisi terbesar industri mewah yang pernah ada.
Upaya filantropi Arnault dilakukan terutama melalui LVMH, yang memfokuskan perlindungannya pada seni dan budaya. Pada 2019, grup tersebut menyumbangkan 200 juta euro (sekitar Rp3,3 triliun) untuk membantu membangun kembali Notre Dame setelah kebakaran besar melanda katedral Paris.
Arnault telah lama memegang gelar orang terkaya di Eropa, tapi pria berusia 73 tahun itu memiliki profil yang jauh lebih rendah daripada Musk. Ia pun tidak aktif secara pribadi di media sosial utama mana pun, berbeda dengan Musk yang acap kali bikin riuh di jagat maya.
Advertisement
Catatan Kekayaan Bersih
Pada Oktober 2022, ia mengatakan pada Radio Classique milik LVMH bahwa ia menjual jet pribadinya setelah dipermalukan di Twitter karena sering menggunakan pesawat itu. Arnault menikah dan memiliki lima anak, semuanya saat ini bekerja di LVMH atau salah satu mereknya, menurut Bloomberg.
Di catatan terbaru, kekayaan bersih Musk telah anjlok sebesar 107 miliar dolar AS (sekitar Rp1,8 kuadriliun) tahun ini, menurut Bloomberg Billionaires Index. Sementara kekayaan bos Louis Vuitton, yang berasal dari saham pengendalinya di LVMH, telah mengalami penurunan yang lebih kecil sebesar tujuh miliar dolar AS.
Divergensi sebagian disebabkan kinerja saham perusahaan tempat keduanya memiliki saham. Pembelian Twitter (TWTR) oleh Musk juga tidak membantu. Namun, ia tidak dalam bahaya jatuh lebih jauh dari daftar, dengan kekayaannya tetap lebih besar daripada industrialis India Gautam Adani (125 miliar dolar AS) dan pendiri Amazon (AMZN) Jeff Bezos (116 miliar dolar AS), yang menempati peringkat ketiga dan keempat pada daftar Bloomberg.
Â
Pasar Barang Mewah
Sementara harga saham Tesla (TSLA) anjlok 54 persen tahun ini, saham LVMH tetap stabil, didukung penjualan yang kuat di Amerika Serikat dan Eropa. Pasar barang mewah relatif stabil tahun ini, bahkan ketika inflasi yang melonjak telah menyebabkan pembeli yang kurang mampu mengubah kebiasaan belanja mereka.
LVMH memiliki nilai pasar 362,4 miliar euro (sekitar Rp6 kuadriliun). Di sisi lain, tas mewah pria tengah naik daun di pasar barang bekas online tahun ini.
Ada suatu masa ketika tas tangan dipandang sebagai aksesori khusus wanita. Namun karena industri mode dan konsumennya mulai menganut pendekatan desain genderless, rok, sepatu hak, dan tas jadi lebih merupakan barang uniseks.
Di Rebag, situs penjualan kembali tas desainer populer, melansir Vogue, pria saat ini mencapai sepertiga hingga setengah dari basis pelanggan. "Bermacam-macam tas mewah kami yang diperluas dengan label, seperti Christian Dior, Louis Vuitton, Hermes, Prada, dan Chanel, terutama tas selempang, tas kurir, gaya selempang, dan ransel, populer di kalangan konsumen pria," kata Charles Gorra, CEO dan pendiri Rebag.
Advertisement