Liputan6.com, Jakarta - Jelang liburan akhir tahun, sejumlah tempat wisata ikonis di Seoul, Korea Selatan, mendapat perhatian khusus. Bahkan, kawasan Myeongdong yang menjadi salah satu tempat gaul favorit anak muda setempat akan lebih sepi daripada tahun-tahun sebelumnya.
Sejumlah pemilik toko berencana untuk menutup toko mereka di malam Natal dan Tahun Baru 2023. Hal itu sebagai upaya pencegahan insiden Itaewon terulang yang disebabkan oleh kerumunan massa yang tidak terkendali hingga menyebabkan ratusan korban jiwa.
Advertisement
Baca Juga
Keputusan itu diambil setelah setelah para pedagang yang tergabung dalam serikat menerima rekomendasi dari Kantor Distrik Jung. Myeongdong dikenal sebagai pusat perbelanjaan sekaligus tempat nongkong favorit anak muda Korea.
"Ini bukan sebuah keputusan yang mudah dan ada sejumlah ketidasepakatan," kata Lee Kang Soo, manajer serikat, kepada The Korea Times lewat wawancara telepon, Senin (19/12/2022).
"Tapi, kami mencapai kesepakatan bahwa keselamatan orang harus didahulukan dan ini adalah keputusan yang tepat untuk masa depan Myeondon dalam jangka panjang," imbuh Lee.
Lee menjelaskan bahwa ini adalah pengalaman pertamanya dalam 20 tahun bekerja sebagai pedagang kaki lima. Seluruh pedagang kaki lima di Myeongdong akan menutup usaha mereka bersamaan di musim liburan tersibuk dan paling dinantikan.
Myeongdong terkenal sebagai distrik perbelanjaan ramah pejalan kaki dan beragam kedai makanan kaki lima untuk memanjakan wisatawan di Seoul. Lebih dari 360 PKL resmi membuka bisnis di Myeongdong dan beroperasi setiap hari mulai pukul 3 sore hingga pukul 11 malam.
Masing kios beroperasi 15 hari dalam sebulan, dengan rata-rata 130 kios beroperasi setiap hari. Para pedagang menjajakan berbagai jajanan tradisional, seperti tteokbbokki dan kentang goreng berbentuk tornado, serta suvenir seperti topi dan pakaian dengan sulaman ala Korea.
Â
Ikut Terdampak Pandemi
Myeongdong termasuk kawasan yang bergantung pada kehadiran turis. Destinasi itu termasuk yang terdampak parah oleh situasi pandemi Covid-19 dengan tingkat keterisian hanya sekitar 52,5 persen sejak Desember 2019, menurut laporan terbaru grup konsultan real estate Cushman and Wakefield yang dirilis pada September 2022.
Laporan itu juga menyebut penurunan penjualan lebih dari 60 persen pada 2020 karena jumlah pengunjung yang juga menurun secara dramatis. Jumlah penumpang di Stasiun Myeongdong di Jalur Metro Seoul Nomor 4 berkurang setengahnya dari 1,24 juta orang, menjadi 610.084 orang, selama tiga tahun dari Juni 2019--Juni 2022.
Lee mengatakan bahwa dia dan rekan-rekannya selama tiga tahun berlangsungnya pandemi terpaksa menutup bisnis mereka dan mencari penghasilan dari bisnis pengiriman dan pekerjaan paruh waktu. Liburan Natal dan Tahun Baru 2023 awalnya diharapkan bisa mengungkit kembali bisnis mereka dan mengharapkan kunjungan meningkat dua kali lipat dari jumlah pengunjung di akhir pekan biasanya.
Namun, Lee mengatakan bahwa, setelah kurang dari sebulan kembali berbisnis setelah meredanya pandemi dan pelonggaran langkah-langkah jarak sosial, dia memutuskan tidak hanya menutup kiosnya tetapi juga menjadi sukarelawan untuk mencegah bencana kerumunan massa seperti yang merenggut 159 nyawa di Itaewon pada 29 Oktober 2022.
Advertisement
Harapan Berikutnya
Sebanyak 25 pedagang kaki lima di Myeongdong akan bergabung dengan Kantor Distrik Jung pada malam Natal untuk mengendalikan lalu lintas penumpang dan mencegah kemacetan. "Kami (pedagang kaki lima) tahu di mana, kapan, dan bagaimana keramaian terbentuk di sini, dari pengalaman puluhan tahun menjalankan bisnis," kata Lee.
"Kami menantikan kembalinya para pelancong asing pada Februari dan Maret," kata Lee. "Kami berharap semua orang mendapatkan liburan yang aman dan bahagia dan berharap mereka akan kembali ke Myeongdong tahun depan."
Sementara itu, insiden di Itaewon terjadi karena ratusan orang berdesak-desakan di gang sempit untuk merayakan malam Halloween. Hampir 200 orang terluka, dan 26 turis asing meninggal dunia akibat peristiwa itu.
Dikutip dari kanal Global Liputan6.com, Yoon Hee-keun, kepala polisi negara itu mengatakan bahwa tanggap darurat "tidak memadai" dan berjanji akan menyelidiki secara menyeluruh mengenai penyebab kejadian itu. Sementara, Menteri Dalam Negeri Korsel Lee Sang-min juga meminta maaf di Majelis Nasional.
Ia mengatakan, dikutip dari Yonhap, "Sangat menyedihkan bagi saya sebagai seorang ayah yang memiliki seorang putra dan putri. Sulit untuk mengungkapkan dengan kata-kata betapa menyakitkan situasi ini, dan sulit untuk menerimanya."
Â
Kelalaian Polisi dan Pemerintah
Kepala Kepolisian Seoul Metropolitan Agency Kim Kwang Ho menjadi polisi dengan jabatan tertingi yang diperiksa karena tragedi Itaewon. Ia menjalani pemeriksaan pada Jumat, 2 Desember 2022.
Berdasarkan laporan Yonhap, Kim Kwang Ho diperiksa karena masalah respons yang lambat menjelang tragedi di Itaewon pada 29 Oktober 2022. Beberapa jam sebelum tragedi, warga sudah menelepon polisi karena situasi yang tak kondusif.Â
Kim Kwang Ho diperiksa karena diduga lalai secara profesional, sehingga mengakibatkan kematian 159 orang. Mayoritas korban di Itaewon adalah anak muda dan perempuan usia 20 tahunan. Ketika tiba di gedung investigasi khusus di Seoul, Kim Kwang Ho mengaku siap diperiksa dan tidak akan menyembunyikan fakta.Â
"Saya akan secara jujur menjalani investigasi tanpa menyembunyikan atau menambahkan fakta-fakta," ujar Kim.
Sebelumnya, Presiden Yoon Suk Yeol meminta maaf resmi pada keluarga korban tragedi Itaewon. Ia juga menyerukan kepada jajarannya untuk menangani dampak dari tragedi Itaewon secara bertanggung jawab. Ia juga mendesak untuk memperbaiki peraturan antibencana dan keselamatan yang sudah ada untuk membuat negara lebih aman.
Â
Advertisement