Sukses

Arkeolog Berharap Penemuan Benda Bersejarah di Proyek MRT Dijadikan Cagar Budaya

Rel trem yang dibangun di zaman kolonial Belanda tersebut ditemukan di bawah jalur Transjakarta yang akan dibangun jalur MRT.

Liputan6.com, Jakarta - PT MRT Jakarta menemukan artefak zaman kolonial Batavia dan Sunda Kelapa di lokasi pembangunan MRT Fase 2 Bundaran HI-Kota. Temuan tersebut berupa saluran air kuno Batavia dan bagian struktur jembatan Glodok yang merupakan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).

Hal itu mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk arkeolog Candrian Attahiyat . Ia merasa cemas ketika proyek MRT Fase 2 itu dimulai pada 2020.

Jalur sepanjang sekitar 5,8 km itu akan menghubungkan pusat kota dengan bagian utara Jakarta yang berarti akan melewati rel trem yang dibangun di zaman kolonial Belanda.  Rel trem tersebut ditemukan di bawah jalur Transjakarta Pintu Besar atau di Jalan Pintu Besar Selatan.

"Saya sangat cemas. Saya pikr semua orang di komunitas arkeologi akan merasakan hal yang sama tentang penemuan ini," ujar Attahiyat yang nerupakan Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) pada Channel News Asia, Minggu, 18 Desember 2022.  Dalam pembangunannya, MRT menemukan rel trem sepanjang 1,4 kilometer.

Pihak MRT kemudian menggandeng tim ahli arkeologi dan kontraktor pelaksana, untuk menyusun metode pekerjaan penyelamatan temuan rel trem tersebut sesuai dengan ketentuan Undang-Undang tentang Cagar Budaya. Koordinasi rutin juga dilakukan dengan instansi terkait seperti Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Terdapat enam titik eskavasi ditemukannya rel trem di area pembangunan CP202 dengan kedalaman 27 sentimeter, yaitu di area pembangunan Stasiun Harmoni sebanyak dua dari tiga titik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penemuan Rel Rem

Area pembangunan Stasiun Sawah besar dua titik, dan area pembangunan Stasiun Mangga Besar dua dari tiga titik. Menurut Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Silvia Halim, pihaknya sudah berkonsultasi dengan para ahli arkeologi untuk mencari solusi yang tepat dalam menyikapi berbagai temuan tersebut.

Nantinya hasil investigasi tersebut akan dilaporkan secara formal dengan dinas terkait.  "Setelah ada investigasi firm hasilnya akan dilaporkan lebih lanjut kepada Disbud secara formal lalu minta arahan tim TSP arahan lanjutnya," ucapnya.

Sejumlah arkeolog, termasuk Attahiyat berpendapat kalau benda-benda bersejarah yang ditemukan itu tetap berada di tempatnya semula. Namun pihak MRT bersikeras kalau benda-benda atau bangunan itu dipertahankan bisa menganggu jalannya pembangunan jalur MRT.

Attahiyat mengatakan bahwa MRT memang belakangan sering menemukan rel trem sejak zaman tahun 90-an itu ke Pemprov DKI Jakarta. Oleh karena itu, selama proyek MRT tetap berjalan sesuai rencana, ia mengatakan bahwa penemuan rel trem itu bisa saja terjadi lagi di kemudian hari.

3 dari 4 halaman

Mengamankan Penemuan

Ia menegaskan bahwa rel trem yang ditemukan tersebut sudah seharusnya diperlakukan sebagai cagar budaya. Dengan begitu, MRT harus segera mengamankan penemuan rel tersebut melalui perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD).

"Itu diamankan, emang jalur jalur itu apabila memang yang terkena dengan stasiun itu akan dibongkar, tetapi yang tidak terkena dengan stasiunnya tidak dibongkar. Jadi apabila itu memang di stasiun pasti dibongkar dan rel rel itu akan disimpan di PPD," terangnya.

Sementara itu, Direktur Umum (Dirut) PT MRT Jakarta Mohamad Aprindy mengungkap adanya temuan artefak peninggalan zaman kolonial, Batavia, dan Sunda Kelapa di lokasi pembangunan MRT Fase 2 Bundaran HI-Kota.  Menurut Aprindy, penemuan artefak-artefak bersejarah ini merupakan tantangan tersendiri dalam proyek pembangunan MRT fase ini.

"Tantangan berikutnya adalah yang mendampingi kami Badan Arkeologi Nasional untuk membantu kami karena banyak temuan di fase dua ini, temuan-temuan artefak lama. Ada dari zaman Batavia (dan) Sunda Kelapa," kata Aprindy kepada wartawan di Kantor MRT Jakarta, Wisma Nusantara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2022), melansir kanal News Liputan6.com.

4 dari 4 halaman

Proses Dokumentasi

Secara lebih rinci, pada Desember 2021, MRT menemukan saluran air kuno Batavia dan bagian struktur jembatan Glodok yang merupakan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).Kemudian, pada 30 Juli 2022, MRT bersama dengan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Tim Ahli Cagar Budaya, dan TSP menyetujui untuk melakukan proses dokumentasi yang baik dan sebagian temuan saluran air kuno Batavia akan dipajang dalam rencana stasiun MRT Kota.

"Makanya di stasiun BEOS (Jakarta Kota) kami buatkan visitor center gallery MRT. Itu ada di tengah stasiun kota, fungsinya selain masyarakat atau penumpang kereta yang turun di Kota itu bisa tahu informasi seputar tentang MRT juga ada display terkait peninggalan artefak didapat juga ada one stop information," jelas Aprindy.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo memastikan temuan rel trem peninggalan zaman Belanda, tidak akan menghambat pekerjaan proyek pembangunan MRT Fase 2A Glodok-Kota.

"Pembangunan MRT Fase 2A tetap berlanjut. Terkait temuan itu akan ditindaklanjuti BUMD PT MRT dan Dinas Kebudayaan," kata Syafrin di Balai Kota Jakarta, Selasa (28/12/2021). Syafrin mengatakan, proses pemindahan merupakan kewenangan PT MRT Jakarta dan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.