Liputan6.com, Jakarta - Desainer Indonesia, Bramanta Wijaya, kembali mengadakan pergelaran busana setelah ditunda selama dua tahun akibat pandemi COVID-19. Bertajuk "Cerita tentang Kita: Dulu, Kini, dan Nanti," Bramanta mempersembahkan koleksi gaun pengantin yang terinspirasi dari mendiang ibunya yang meninggal dunia pada awal Januari 2022.
"Karena itu, acara ini saya dedikasikan untuk ibu saya dan seluruh perempuan tangguh yang jadi diri mereka (secara) apa adanya," ujar Bramanta di Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa, 20 Desember 2022.
Â
Advertisement
Baca Juga
Tanggal 20 Desember pun dipilih sebagai waktu pergelaran karena merupakan hari ulang tahun mendiang ibunya. Selain, momen itu berdekatan dengan peringatan Hari Ibu yang jatuh hari ini, Kamis (22/12/2022).
Ada satu mimpi mendiang ibunya yang belum tercapai, dan membuat Bramanta semakin yakin mengadakan peragaan busana ini. "Ibuku berulang kali pernah bilang mau foto pakai gaun pengantin," ucapnya.
Dalam gelaran mode ini, Bramanta juga mencoba hal baru, yaitu mendaur ulang koleksi gaun lama yang disimpannya. Ia mengambil hiasan manik-manik, renda, dan sulaman pada koleksi terdahulu untuk digunakan kembali pada rangkaian busana teranyar.
Detail terkecil pun diperhatikan Bramanta dalam presentasi koleksi, termasuk dalam hal pemilihan lagu. Tidak lain tidak bukan, sang desainer menyanyikan lagu untuk mengiringi para model melenggang di catwalk.
Kemudian, akan ada salah satu teman Bramanta yang menari dengan iringan suling Jawa dalam latar belakang ombak. Tampilan latar belakang ini dipilih bukan semata-mata sebagai hiasan, tapi anggukan pada saat melarung abu mendiang ibunya.
Tiga Babak
Presentasi koleksi ini dibagi dalam tiga babak. Pemilihannya, disebut Bramanta, mewakili tiga masa yang dialami manusia. "Dan cerita bagaimana bahagia dan derita menghiasi kehidupan manusia. Bahkan, sampai akhir hayat nanti yang bisa kita berikan sebenarnya hanya sebuah cerita," tuturnya.
Menurutnya, gaun pengantin merupakan sebuah warisan yang bisa meninggalkkan banyak cerita dan kenangan. Babak pertama presentasi menceritakan tentang koleksi Bramanta yang pernah digunakan pada pagelaran fesyen, 11 tahun lalu.Â
Sementara untuk babak kedua, rangkaian itu didaur ulang jadi koleksi baru Spring/Summer 2023 dari Bramanta Wijaya Sposa. Pada babak ini, gaun yang ditampilkan lebih modern dengan banyak desain potongan pada gaun sehingga terlihat lebih terbuka.Â
Di babak ketiga, ada 11 model yang disebut sebagai muse oleh Bramanta. Mereka adalah keluarga, teman, dan klien pengantin pertama Bramanta pada 2010 lalu. Masing-masing babak menampilan tidak kurang dari 11 gaun karena menandakan ulang tahun ke-11 lini mode sang desainer.Â
Advertisement
Tren Gaun Pengantin
Dalam pagelaran ini, Bramanta juga membuat koleksi gaun pengantin yang diperkirakan akan jadi tren tahun depan. Koleksi ini muncul pada babak kedua yang menampilkan detail pita, puffy sleeves, model kerutan pada gaun, dan potongan asimetris.
11 looks dalam babak ini menyuguhkan tampilan rok A-line, mermaid skirt, jumpsuit, dan midi skirt. Khusus koleksi jumpsuit, desainnya menyesuaikan tren gaun pengantin yang menampilkan dua look dalam satu tampilan.
Busana ini kemudian jadi pilihan canggih untuk dipakai saat akad nikah maupun resepsi, kendati dengan modifikasi minor. Koleksi ini juga dapat digunakan sebagai after party dress.Â
Untuk warna, Bramanta masih mempertahankan putih untuk semua koleksi gaun pengantinnya karena memiliki kesan elegan dan klasik. "Kapan lagi kamu pakai baju putih panjang berekor kalau enggak di pernikahan sendiri?" ujarnya.Â
Bramanta juga ingin menyimpan makna mewah dalam warna putih dengan prinsip, "Simple, but not plain. Classic, but not old."
Tips Memilih Gaun Pengantin untuk Badan Curvy
Tidak semua tubuh perempuan memiliki bentuk yang sama. Menurut Bramanta, para wanita yang memiliki bentuk tubuh curvy lebih cocok menggunakan pakaian A-line dengan bagian atasnya memiliki model wrap sehingga memberi aksen lekukan tubuh.Â
"Yang ingin ditonjolkan (adalah) bentuk badan seperti jam pasir. Lebar di atas, kecil di bagian pinggang dan lebar di bagian pinggul," katanya.
Dalam pembuatan koleksi gaun pengantin ini, Bramanta juga selalu bertanya mengenai kepercayaan diri para klien pada baju yang dibuatnya. "Proses pembuatan gaun pengantin ini tidak hanya datang dari aku, tapi pengantin juga," ucapnya.Â
Ia juga menyebutkan, dalam menyimpan gaun pengantin, perlu beberapa detail penting. Ini termasuk gaun pengantin harus digantung di dalam lemari. "Lemari cukup tinggi agar gaun bisa jatuh ke bawah, sehingga memiliki umur yang lebih lama," katanya.
Kemudian, gaun pengantin harus diangin-anginkan minimal seminggu sekali agar tidak mudah lapuk. Walau akan tetap ada perubahan pada gaun ketika sudah disimpan selama 10--20 tahun, perbedaannya bisa sangat kecil, tergantung pada material awal yang pilih.Â
Â
Â
Advertisement