Sukses

Cerita Akhir Pekan: Konsep Rumah Pintar, Mahal Atau Murah?

Belakangan ini sistem rumah pintar atau smart home makin diminati dan fitur-fitur keunggulannya semakin banyak, tapi benarkah lebih mahal?

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun belakangan istilah rumah pintar atau smart home semakin sering terdengar dan bahkan mulai menjadi tren. Hal ini seiring dengan berkembangnya inovasi teknologi yang membawa kepraktisan tidak hanya dalam urusan bisnis dan pekerjaan tapi juga dalam urusan rumah atau tempat tinggal.

Istilah atau konsep smart home’ pun seolah mampu menjadi booster dalam menaikkan harga jual rumahnya. Wajar saja, karena instalasi dalam pemasangan sistem rumah pintar tidak bisa dibilang. Namun bagi sebagian orang hal ini justru sepadan dengan apa yang akan didapat yakni kemudahan dan keamanan lebih mumpuni

Smart home sejatinya merupakan cerminan rumah berbasis teknologi dan lebih ramah lingkungan. Dengan konsep ini, Anda bisa mengatur dan mengontrol rumah secara otomatis dari jarak jauh, dari mana saja dan kapan saja sehingga bisa lebih hemar listrik. Pengaturan dilakukan tentunya dengan mengandalkan koneksi internet dengan perangkat seluler (smarthphone) sebagai media atau remote.

Sistem rumah pintar menghubungkan seluruh perangkat di rumah, sehingga memungkinkan penghuninya untuk mengontrol beragam fungsi seperti akses keamanan ke rumah, suhu ruangan, lampu, mengaktifkan AC, mematikan TV bahkan home theater dari jarak jauh. Secara tampilan, rumah yang dilengkapi smart home system nampak tidak berbeda dengan rumah konvensional tapi semakin banyak peminatnya.

Hal itu diakui oleh Bobby Arifianto, seorang developer dan konsultan properti. Menurut Bobby, teknologi smart home di Indonesia mulai berkembang sejak lima sampai enam tahun lalu dan awalnya banyak digunakan di sejumlah perumahan terutama untuk membuka pagar rumah secara otomatis.

Belakangan ini sistem rumah pintar makin diminati dan fitur-fitur keunggulannya semakin banyak. Pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita lebih banyak di rumah diyakini ikut mempengaruhi pertumbuhan pesat konsep smart home.

"Dengan memakai internet, kita bisa mengendalikan CCTV. Cara ini makin banyak dipakai karena sekarang banyak yang sekolah dan bekerja dari rumah. Secara penjualan memang relatif meningkat belakangan ini," terang Bobby pada Liputan6.com, Jumat, 23 Desember 2022.

"Kekurangannya pasti ada, terutama karena butuh kuota internet yang lebih banyak, terus kadang ada gangguan sinyal, tapi kalau masalah sinyal di kawasan Jabodetabek relatif kecil. Sejauh ini pemakaian CCTV paling banyak diminati untuk konsep smart home," tambahnya.

2 dari 4 halaman

Semakin Terjangkau

Menurut Bobby, konsep rumah pintar memang butuh banyak biaya dan lebih banyak digunakan di kelas atas. Namun beberapa perumahan sudah mulai menawarkan paket smart home pada calon penghuni. Mereka biasanya bekerja sama dengan jasa penyedia internet maupun operator telekomunikasi untuk membuat paket smart home untuk membuat bundling sistem smart home dalam jangka waktu minimal setahun.

"Sistem pengaturan untuk CCTV, alarm dan keamanan rumah sekarang ini banyak diminati. Perkembangannya cukup pesat dan mulai diminai kelas menengah karena beberapa peralatannya bisa dibeli di martketplace jadi bisa lebih terjangkau. Jadi perkembangannya cukup bagus ke depannya," jelasnya.

Sedangkan menurut Daris Suryansyah, seorang arsitek yang sudah lama mengikuti perkembangan konsep rumah pintar, ia meyakini sistem smart home ini sudah semakin diminati kalangan menengah dan bakal semakin berkembang. Alasan utamanya adalah perkembangan teknologi smartphone atau telepon pintar yang semakin maju dan harganya semakin terjangkau.

"Konsep smart home sekarang ini adalah, semua peralatan elektronik di rumah bisa diatur dan dikendalikan dengan satu perangkat saja yaitu smart phone, bahkan tanpa memakai internet dan tidak terhalang jarak, tidak pakai internet, yang penting tidak sedang mati listrik," ucap Daris pada Liputan6.com, Sabtu, 24 Desember 2022.

"Jadi saat kita lagi di kantor atau dalam perjalanan mau liburan tapi lupa mematikan lampu rumah atau AC di kamar, bisa kita lakukan dari mana saja, asalkan listrik di rumah tetap menyala," tambahnya. Produk smart home lainnya yang termasuk semakin diminati adalah mengatur terangnya lampu dengan teknologi LED yaitu memberi perintah lewat suara atau voice command untuk mengendalikannya

3 dari 4 halaman

Produk yang Makin Diminati

Mengenai anggapan smart home itu mahal, menurut Daris hal itu sebenarnya relatif. Ada memang beberapa peralatan yang mahal karena mereknya sudah dikenal luas, tapi biasanya ada versi yang lebuh terjangkau harganya dengan kegunaan dan fungsi yang sama.

Ia mencontohkan salah satu peralatan smart home yang makin diminati adalah kamera CCTV yang kini harganya semakin dijangkau. Di beberapa laman belanja online, harganya bahkan harganya sekitar R200 ribu. Kesan bahwa hanya rumah mewah saja yang menggunakan kamera pengawas sepertinya sudah tidak berlaku lagi, karena sekarang semua rumah bisa saja menggunakan CCTV.

Teknologinya bahkan semakin maju karena bisa dikendaikan dan dilihat dari jarak jauh. Kameranya juga bisa diputar secara memutar sehingga seluruh tempat atau ruangan di dalam rumah bisa dipantau.

"Kalau mau cari mahal memang ada, tapi yang lebih murah juga sudah banyak dan kualitasnya hampir sama. Yang mahal biasanya karena dari merek terkenal, jadi itu tergantung pilihan si pemilik rumah, apa yang jadi prioritas utamanya, pilih merek bergengsi atau yang biasa saja tapi kualitas dan fungsinya sama," tutur Daris.

Seiring waktu, Daris menambahkan, harga berbagai produk untuk smart home akan semakin terjangkau karena permintaan diyakin akan semakin banyak dan produsen yang membuat peralatan smart home juga akan semakin bertambah.

"Contoh jelasnya ya brand Xiao Mi.  Merek ini kan sudah dikemal karena harga produk-produknya cukup terjangkau, dan mereka ternyata punya banyak peralatan untuk smart home dengan harga yang juga terjangkau dan bisa dikendalikan dengan ponsel merek lain," sambungnya.

4 dari 4 halaman

Water Purifier

Berbagai produk atau peralatan yang terkait dengan smart home juga semakin berkembang. Salah satunya adalah water purifier atau pemurni air.  Bagi pemilik rumah, kebutuhan akan produk water purifier semakin tinggi seiring dengan tingkat polusi yang semakin meningkat.

Di beberapa daerah di Indonesia, air masih mengandung kontaminan seperti kotoran, kuman, dan mikroorganisme berbahaya lainnya yang dapat menimbulkan risiko penyakit. Untuk mengatasi masalah itu, kita bisa menggunakan water purifier atau pemurni air yang berfungsi menyaring kontaminan tadi. Dengan menggunakan water purifier, kita bahkan bisa langsung meminum air dari keran, baik dingin maupun panas tanpa harus melalui proses memasak.

Menurut Water Specialist sekaligus pengajar Fakultas Teknik Lingkungan dan Sipil ITB, Rofiq Iqbal, water purifier termasuk konsep smart home yang mulai banyak isukai dan bahkan diyakini bakal semakin banyak peminatnya.Dengan menggunaka water purifier, Anda bisa mengurangi penggunaan galon maupun air dalam kemasan lainnya.

"Dengan adanya water purifier di rumah kita sangat bisa mengurangi pemakaian air dalam galon. Selain bisa menghemat uang, ini juga bagus untuk lingkungan karena kita bisa ikut mengurangi jumlah sampah, jadi ini bisa berdampak positif," kata Rofiq saat ditemui dalam sebuah acara di Jakarta, beberapa hari lalu.  Mengenai harga water purifier yang masih termasuk mahal, menurut Rofiq, produk tersebut justru bisa menjadi investasi karena bisa mengurangi anggaran rumah tangga untuk membei galon air.

"Sayangnya, masih banyak masyarakat kita yang lebih memikirkan kondisi saat ini dibandingkan bagaimana kedepannya nanti. Mereka lebih memilih air dalam galon yang jauh lebih murah padahal harus selalu membeli. Kalau kita pakai produk seperti water purifier ini awalnya memang harus keluar uang lebih, tapi setelah itu kita jadi lebih hemat dan mungkin tidak perlu beli air galon lagi," pungkasnya.