Sukses

Daftar 32 Desa Wisata Terbaik Dunia 2022 Versi UNWTO Tanpa Wakil dari Indonesia

Indonesia terakhir kali menggolkan Desa Wisata Nglanggeran dalam daftar desa wisata terbaik dunia 2022 versi UNWTO.

Liputan6.com, Jakarta - Tren perjalanan berubah dalam berbagai aspek sejak pandemi melanda dengan salah satunya berdampak positif pada wisata pedesaan. Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) pun merilis daftar desa wisata terbaik dunia 2022 dari berbagai negara.

UNWTO berfokus pada pariwisata yang bertanggung jawab dalam menyusun daftar tersebut. Artnya, desa-desa wisata dipilih karena cara mereka meningkatkan jumlah pengunjung tanpa merusak apa yang akan dilihat oleh para pengunjung.

"Penghargaan ini mengakui destinasi pedesaan yang merangkul pariwisata sebagai pendorong pembangunan dan peluang baru untuk pekerjaan dan pendapatan, sambil melestarikan dan mempromosikan nilai dan produk berbasis masyarakat. Inisiatif ini juga mengakui desa atas komitmen mereka terhadap inovasi dan keberlanjutan dalam semua aspeknya, ekonomi, sosial dan lingkungan," kata UNWTO dalam pernyataan di laman resmi mereka.

Sebanyak 32 desa di seluruh dunia masuk dalam daftar desa wisata terbaik dunia dari 136 kandidat yang diajukan oleh 57 negara anggota UNWTO. Daftar itu tidak menunjukkan peringkat, melainkan dicantumkan menurut urutan abjad negara.

Setiap negara berhak mengajukan maksimal tiga desa wisata untuk pertimbangan. Dikutip dari CNN, Kamis (29/12/2022), hanya Spanyol yang sukses menggolkan tiga usulannya, yakni Rupit, Alquezar, dan Guadalupe. Sementara tetangganya, Portugal, hanya mendudukkan satu desa wisata, yakni Castelo Novo, salah satu dari 12 desa bersejarah yang dikelilingi pegunungan Serra da Gardunha.

Masih dari Eropa, kali ini diwakili Zell am See dari Austria. Destinasi itu disebut lebih cocok disebut kota kecil daripada sebuah desa. Lokasinya berada di tepi danau tenang Danau Zell dan dibayangi oleh Gunung Ktzbuhel Alps. Austria juga berhasil memasukkan Walgrain di dalam daftar desa wisata terbaik, yakni resor ski kecil dekat Salzburg.

 

 

2 dari 4 halaman

Wakil dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin

Benua Asia diwakili banyak negara. China, misalnya, berhasil menempatkan dua desa wisatanya, yakni Dazhai yang berada di utara di Provinsi Guangxi, dan Jingzhu di Chongqing, barat daya China.

Masih dari Asia Timur adalah desa wisata Pyeongsa-ri di Korea Selatan. Sementara dari Timur Tengah diwakili Arab Saudi yang menempatkan AlUla Old Town, dan Yordania lewat desa wisata Umm Qais. Satu-satunya wakil Asia Tenggara adalah dari Vietnam dengan Thái Hải.

Sementara, Indonesia tak menempatkan wakil satu pun. Prestasi terakhir Indonesia dalam daftar desa wisata terbaik dunia adalah lewat desa wisata Nglanggerang di Gunungkidul. Desa itu masuk daftar desa wisata terbaik 2021 UNWTO.

Dalam daftar berikutnya adalah Chile yang memasukkan Puqueldon, desa terbesar dari sembilan desa yang ada di Pulau Lemuy, di Kepulauan Chiloe. Tetapi yang dinilai paling menarik perhatian adalah Choke Mountain Village di Ethiopia.

Desa ekoturisme di Pegunungan Choke itu berlokasi sekitar 200 mil di timur laut ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. Warga yang sebagian besar petani menggunakan energi matahari, biogas, dan mengelola sampah secara ekologi. Mereka juga menerapkan manajemen lahan yang berkelanjutan, serta memperkenalkan wisata perdagangan yang adil. Pengunjung bisa membeli madu, kopi, rempah-rempah untuk obat dan bir lokal selama tinggal di desa itu.

3 dari 4 halaman

Daftar Lengkap

Disebut inisiatif "Desa Wisata Terbaik", program ini bertujuan untuk memerangi depopulasi pedesaan, memajukan kesetaraan gender, inovasi, infrastruktur dan investasi, dan mengurangi pendapatan daerah dan ketidaksetaraan pembangunan sambil memberlakukan pariwisata berkelanjutan, dan mengurangi emisi dan limbah. Desa-desa dalam daftar memiliki "komitmen yang jelas untuk inovasi dan keberlanjutan dalam semua aspeknya baik ekonomi, sosial dan lingkungan. Berikut daftar lengkapnya:

• Zell am See, Austria

• Wagrain, Austria

• Puqueldón, Chile

• Dazhai, China

• Jingzhu, China

• Choachí, Kolombia

• Aguarico, Ekuador

• Angochagua, Ekuador

• Choke Mountains Ecovillage, Ethiopia

• Mestia, Georgia

• Kfar Kama, Israel

• Sauris Zahre, Italia

• Isola del Giglio, Italia

• Umm Qais, Yordania

• Creel, Meksiko

• El Fuerte, Meksco

• Ksar Elkhorbat, Maroko

• Moulay Bouzerktoune, Maroko

• Lamas, Peru

• Raqchi, Peru

• Castelo Novo, Portugal

• Pyeongsa-ri, Korea Selatan

• Rasinari, Rumania

• AlUla Old Town, Arab Saudi

• Bohinj, Slovenia

• Rupit, Spanyol

• Alquézar, Spanyol

• Guadalupe, Spanyol

• Murten, Swiss

• Andermatt, Swiss

• Birgi, Türkiye

• Thái Hải, Vietnam

4 dari 4 halaman

Desa Wisata Sade

Dari dalam negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga memfokuskan pengembangan wisata dari desa wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara. Pemerintah menargetkan jumlah kunjungan wisnus pada 2023 menjadi 1,2--1,4 miliar kunjungan. 

Namun, upaya itu masih tersandung pengalaman tak menyenangkan seorang turis asing yang berkunjung ke Desa Wisata Sade, di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Wisatawan bernama David Akhundzada itu menggunggah sebuah video di TikTok yang berisi klaim menjadi korban penipuan.

"Wisman itu klaim kena scam di Desa Sade, NTB. Kita memastikan bahwa isu yang berkembang bahwa wisatawan mancanegara klaim kena scam merupakan kesalahan persepsi dan komunikasi," kata Menparekraf Sandiaga Uno, dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno, yang digelar secara hybrid, Senin, 19 Desember 2022.

Ia meyakini desa wisata itu tidak demikian, melainkan karena salah persepsi akibat kedua pihak tidak berkomunikasi dengan baik dan lancar. "Sehingga terjadi penggiringan opini terhadap Desa Sade yang dikesankan tidak memperlakukan wisatawan dengan baik," kata Sandiaga.

Karena itu, pihaknya berupaya meningkatkan kemampuan komunikasi masyarakat di dalamnya, termasuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. "Pendampingan nantinya juga akan melibatkan Poltekpar Lombok. Selain bahasa Inggris, juga akan ada pendampingan terhadap produk ekraf agar ada standardisasi kualitas dan juga harga dengan batasan-batasan harga produk ekraf yang layak dan pantas untuk daerah Lombok Tengah," tutur Sandiaga.