Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pesawat milik maskapai British Airways terpaksa mendarat darurat di Bandara Heathrow, London. Keputusan diambil setelah penumpang melaporkan bahwa mereka mencium 'bau aneh' di dalam penerbangan.
Situs pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa pesawat itu semula akan menuju Nice, Prancis, sebelum mendarat darurat tak lama setelah lepas landas. Flightradar menunjukkan pesawat bernomor BA 348 itu mendarat di Heathrow setelah memberi kode squawk 7700.
Dikutip dari Daily Mail, Jumat (30/12/2022), kode itu menandai penerbangan membutuhkan perhatian darurat segera dari bandara terdekat. Pesan itu ditujukan pada Kontrol Lalu Lintas Udara, seraya menambahkan pilot pesawat Airbus A320-232 itu terlihat mengenakan masker oksigen.
Advertisement
Baca Juga
Mereka mencuit, "Petugas pemadam kebakaran memasuki kokpit melalui jembatan udara. Sepertinya tidak ada yang terlalu kritis karena penumpang masih di dalam."
Flightradar menunjukkan A320-232 mencapai Sevenoaks sebelum pilot memutuskan untuk memutar balik. Seorang juru bicara maskapai mengonfirmasi pesawat kembali ke bandara akibat masalah teknis. Para penumpang kemudian menunggu pesawat pengganti untuk mengangkut mereka ke wilayah Prancis selatan.
"Keselamatan pelanggan dan kru kami selalu menjadi prioritas kami," juru bicara maskapai menyampaikan.
Meski begitu, masalah teknis yang dimaksud belum diketahui pasti. Pihak Bandara Heathrow hanya mengonfirmasi bahwa pesawat itu mendarat darurat setelah kru bersiap lepas landas. Dikatakan bahwa petugas darurat mendatangi tempat kejadian sebagai tindakan pencegahan dan status bahaya dicabut pada pukul 7 malam.Â
Maskapai Jetstar
Dalam pekan yang sama, pesawat Jetstar Airways tak jadi mendarat di Denpasar, Bali, pada Selasa, 27 Desember 2022. Pesawat terpaksa putar balik ke Melbourne lantaran izin pendaratan tidak diberikan pihak otoritas Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Dikutip dari news.co.au, Kamis, 29 Desember 2022, Jetstar mengonfirmasi insiden itu terjadi karena 'miskomunikasi internal' lantaran maskapai gagal memenuhi persyaratan yang diminta otoritas Indonesia setelah mengganti pesawat. Pilot baru diberitahu bahwa mereka tak boleh mendarat di Bali di tengah perjalanan.
"Kami menukar pesawat yang melayani rute Melbourne ke Bali kemarin dengan pesawat Boeing 787 yang berukuran lebih besar untuk mengangkut lebih banyak penumang selama musim liburan," demikian penjelasan seorang juru bicara Jetstar pada Rabu pagi, 28 Desember 2022.
General Manager PT. Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Handy Heryudhitiawan mengamini penjelasan Jetstar. Ia mengatakan bahwa penerbangan Jetstar Airways JQ035 memutuskan kembali karena ada persyaratan yang belum dipenuhi internal maskapai untuk dapat melanjutkan penerbangan ke Indonesia.
"Koordinasi dengan manajemen Jetstar, solusinya adalah sebagian penumpang dialihkan ke penerbangan Virgin Australia dan Qantas di malam tersebut, sebagian ada yang bermalam di hotel dengan tanggungan Jetstar," kata Handy dalam pernyataan tertulis kepada Liputan6.com.
Advertisement
Delay Berkali-kali
Selanjutnya, Jetstar menerbangkan pesawat tersebut dari Melbourne sebagai penerbangan ekstra bernomor JQ1035 pada Rabu, 28 Desember 2022. "Kami berharap, ke depan untuk penerbangan yang dilaksanakan oleh para maskapai dapat dipastikan telah memenuhi syarat dan prosedur yang ada. Dan pastikan kordinasi dengan pengelola bandara bilamana terjadi irregularity," ujar Handy.
Penerbangan JQ035 itu disebut mengangkut lebih dari 300 penumpang. Drama panjang dihadapi para penumpang sejak sebelum pesawat mereka memutuskan memutar balik.
Sebelum pesawat lepas landas pada Selasa pukul 11 malam, para penumpang terpaksa menunggu hampir lima jam lebih lama dari jadwal seharusnya. Pesawat Boeing 787 Dreamliner yang mereka tumpangi sudah melintasi Broome di Australia Barat sebelum dipaksa memutar balik ke Melbourne.Â
Penumpang yang tak sadar awalnya mengira mereka telah mendarat di tujuan, padahal mereka kembali ke asal pada keesokan paginya. Seorang penumpang menggambarkan kejadian yang dialaminya sebagai 'mimpi buruk liburan'.
"Dia (pilot) menyarankan mereka telah menyelidiki Darwin dan Perth (sebagai tempat pendaratan), tetapi memilih Melbourne karena kami memiliki cukup bahan bakar dan akan lebih baik untuk staf, dan karena itu penerbangan baru," kata penumpang yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Â
Belum Pernah Terjadi
"Sebagian besar penumpang yang pernah mengalami masalah besar beberapa kali merasa kesal dan bingung bagaimana sebuah penerbangan yang sudah jalan 80 persen bisa ditolak mendarat," kata penumpang itu lagi.
"Kebingungan ini juga dialami staf yang kebanyakan mengatakan bahwa mereka belum pernah mendengar hal itu pernah terjadi sebelumnya."
Pihak maskapai selanjutnya menjadwalkan penerbangan pengganti pada keesokan harinya. Mereka merencanakan penerbangan itu berangkat pada pukul 16.45, Rabu waktu setempat, tetapi nyatanya kembali tertunda.
Pesawat Boeing 787 akhirnya diberangkatkan pada pukul 18.15 waktu setempat, sesuai jadwal penerbangan semula. Mereka tiba di Bali pada pukul 23.45 WITA.
Pihak maskapai pun meminta maaf atas insiden yang merugikan penumpang itu. "Kami tahu ini merupakan pengalaman yang sangat membuat frustrasi pelanggan dan dengan tulus meminta maaf atas apa yang terjadi," kata juru bicara maskapai
Dia mengatakan penumpang yang kecewa mendapatkan kompensasi berupa kamar hotel, voucer makan dan akan diberikan voucer perjalanan 200 dolar Australia. Jetstar juga berkomitmen untuk menanggung biaya transportasi bandara tambahan.
Advertisement