Sukses

Apa Kabar Proyek Jembatan Gantung Kaca Seruni Point di Bromo?

Jembatan Gantung Kaca Seruni Point di Bromo ini semula ditargetkan selesai pada September 2022, namun mundur hingga akhir tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Tanggal pembukaan Jembatan Gantung Kaca Seruni Point di Bromo, Jawa Timur belum juga diketahui secara pasti. Sebagaimana diketahui, atraksi baru di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru ini terjadwal selesai pada Desember 2022.

Di akun Instagram Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akhir pekan kemarin, pihaknya menginformasikan bahwa jembatan tersebut telah diuji performa struktur dan keamanannya melalui uji beban. Mereka menulis, "Uji ini bertujuan memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi wisatawan saat jembatan dioperasikan nanti."

Namun demikian, uji beban di Jembatan Gantung Kaca Seruni Point ini sebenarnya telah berlangsung pada 16 Desember 2022, lapor kanal Surabaya Liputan6.com. Pengujian ini disaksikan perwakilan Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Probolinggo dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo.

Saat itu, tim Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) menggunakan total beban sebesar tujuh ton atau setara 100 orang. Berat tersebut hanya 10 persen dari desain daya tahan jembatan gantung kaca. Selain itu, juga ada lima siklus pengujian dengan berat beban yang beberapa kali dilakukan.

Kepala BGTS, Fahmi Aldiamar, menjelaskan bahwa siklus dalam melakukan uji beban jembatan kaca pertama dilakukan dengan berat beban 0 persen. Kedua, pengujian menggunakan berat beban 50 persen, dan ketiga dilakukan pengujian dengan berat beban 100 persen.

"Selanjutnya, pengujian dengan berat beban kembali pada 50 persen dan yang terakhir, pengujian dengan berat beban 0 persen. Selain mengukur displacement menggunakan TS, loading test juga mengukur performa kabel-kabel baja penopang dan bingkai baja jembatan yang dibangun melintasi jurang sedalam 80 meter," sebut Fahmi.

 

2 dari 4 halaman

Kapan Akan Dibuka untuk Publik?

Lebih lanjut Fahmi menjelaskan, terkait frekuensi struktur dan regangan kabel, BGTS menggunakan alat accelerometer dan strain gauge untuk melihat regangan frame baja. Jadi, semakin kecil angka microstrain yang didapat akan semakin bagus, kata dia.

Beberapa instrumen untuk mendapatkan data performa struktur dan kawat-kawat baja pada jembatan tercatat selebar 1,8 m dan 3 m. "Alat yang digunakan berupa Instrumen Total Station (TS) untuk mengukur displacement atau pergeseran titik ukur saat jembatan dilewati beban manusia," katanya.

Ia melanjutkan, "Demi keamanan, loading test jembatan kaca ini menggunakan karung berisi pasir alih-alih menggunakan beban manusia."

Menurut Fahmi, Jembatan Gantung Kaca Seruni Point diberi beban dengan karung-karung pasir seberat 35 kg. Dua karung seberat 70 kg merepresentasikan berat satu orang dewasa. Karung-karung tersebut diletakkan di lantai jembatan dengan jarak masing-masing 75 cm.

"Hasil pengujian beban Jembatan Kaca Seruni Point (prototype) akan dievaluasi Tim Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kementerian PUPR dan itu membutuhkan proses yang cukup lama. Dimulainya atau beroperasinya jembatan kaca Seruni Point itu ditentukan langsung Kementerian PUPR," sebutnya.

 

3 dari 4 halaman

Uji Kekuatan Kaca

Fahmi menegaskan bahwa belum ada informasi resmi terkait waktu peresmian dan beroperasinya Jembatan Gantung Kaca Seruni Point. Peresmiannya, kata dia, menunggu informasi selanjutnya dari pihak Kementerian PUPR.

"Sebagaimana pada saat ini jembatan kaca telah menjalani proses-proses yang ditentukan Kementerian PUPR," ia mengatakan.

Sementara, pengetesan kekuatan kaca telah dilakukan di laboratorium milik BGTS di Bandung, Jawa Barat. Menurut Fahmi, kaca laminated tempered yang digunakan sudah diuji di laboratorium dan hasilnya "sangat kuat." Saat terjadi kerusakan, material itu tidak akan langsung pecah berkeping, namun berbentuk kubus-kubus kaca.

Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengklaim bahwa pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu, baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, hingga perbaikan hunian penduduk melalui rencana induk pembangunan infrastruktur.

Jembatan Kaca Seruni Point sendiri membentang sepanjang 120 meter di atas jurang dengan kedalaman sekitar 80 meter. Jembatan ini tergolong sebagai jembatan gantung pejalan kaki dengan struktur lantai berupa kaca pengaman berlapis dengan ketebalan masing-masing 12 mm dan direkatkan menggunakan lapisan vinyl interlayer.

4 dari 4 halaman

Pihak-Pihak Terlibat

Proyek Jempatan Gantung Kaca Seruni Point mulai dikerjakan pada akhir September 2021 dan semula ditargetkan selesai pada akhir September 2022, namun mundur hingga akhir tahun lalu. Sampai November 2022, dilaporkan bahwa progres fisik proyek tersebut telah mencapai kurang lebih 50 persen.

Pembangunan jembatan ini melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) lantaran melintasi kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru. Selain, Pemerintah Kabupaten Probolinggo juga tercatat sebagai penyedia lahan untuk salah satu kaki jembatan.

Jembatan kaca ini ditargetkan akan jadi destinasi wisata pemacu adrenalin yang menghubungkan Terminal Wisata Seruni Point dengan Shuttle Area. Wisatawan yang melewati jembatan kaca akan melihat pemandangan Gunung Bromo, Gunung Batok, dan Gunung Semeru.

Di samping pembangunan jembatan, penataan ruang publik Seruni Point juga dilakukan. Praktiknya diklaim memperhatikan karakteristik dan kearifan lokal budaya Suku Tengger, salah satunya dengan menerapkan konsep Tiga Bentar pada area kedatangan.

Penataan Seruni Point meliputi pembangunan ampiteater untuk mendukung kegiatan seni dan budaya lokal, area istirahat dan toko suvenir, area parkir, pujasera, toilet, musala, jalur pengunjung, dan bangunan tiket.