Sukses

Mabuk, Turis Inggris Hancurkan Patung Kerbau Albino di Pameran Seni

Turis Inggris yang mabuk itu tak mau membayar ganti rugi atas kerusakan yang dibuatnya terhadap patung kerbau yang dipamerkan Bangkok Art Biennale 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis asal Inggris yang mabuk dituduh menghancurkan patung kerbau albino raksasa yang dipamerkan di area Sam Yan, Bangkok, Thailand. Karya seni itu sengaja dipamerkan di luar ruang dalam rangkaian pameran seni Bangkok Art Biennale 2022.

Dikutip dari The Thaiger, Selasa, 10 Januari 2023, pameran seni itu mengusung konsep CHAOS:CALM. Lebih dari 200 karya seni dari 73 artis Thailand dan mancanegara dari 31 negara ditampilkan.

Patung kerbau albino jadi salah satu karya seni yang ditampilkan di luar ruang. Karya yang dijuduli Kwai:Calm (Kerbau:Kalem) itu dibuat seniman Thailand Maitree Siriboon.

Kerbau albino merupakan hewan langka dan dianggap memberi keberuntungan di Thailand. Namun, karya seni itu kini hancur berantakan. Retakannya sengaja dibiarkan untuk menggambarkan elemen 'kekacauan' yang menjadi tema pameran, alih-alih menampilkan 'ketenangan' sebagaimana dimaksud di awal.

Badan patung kerbau tergeletak miring, sedangkan penumpangnya compang-camping di tanah. Profesor Apinan Poshyanada yang terlibat dalam mengorganisir pameran mengunggah kabar tersebut di akun Facebook-nya pada Sabtu, 7 Januari 2023.

"Sangat menyedihkan untuk mengatakan bahwa karya seni Kwai Calm yang dibuat Maitree Siribon di Samyan Midtown, yang dikagumi wisatawan dan para pecinta seni, telah dihancurkan sekeompok turis Inggris dan Jerman pada pukul 2 pagi," demikian pesan yang tertera.

Polisi kemudian menangkap turis mabuk itu yang diidentifikasi bernama Joshua Antoni Burgoyne (34). Ia tertangkap kamera CCTV berusaha menaiki patung kerbau setinggi empat meter tersebut. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tolak Bayar Ganti Rugi

Dalam rekaman yang dimaksud, turis Inggris itu mencoba menaiki kerbau setidaknya dua kali. Pada percobaan kedua, patung itu jatuh hingga pecah berantakan.

Pihak berwajib kemudian membawa turis Inggris yang mabuk dan teman-temannya ke kantor polisi. Namun, ia dituding tidak menunjukkan rasa bersalah dan menolak membayar ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan.

Pameran seni itu masih akan berlangsung hingga 11 Februari 2023. Namun, patung kerbau itu hanya akan dipajang di tempat selama beberapa hari ke depan. Tidak diketahui bagaimana kasus tersebut diselesaikan. 

"Sisa-sisa Kwai Calm akan ditinggalkan di lokasi selama beberapa hari bagi mereka yang ingin mengucapkan selamat tinggal pada karya seni yang membawa begitu banyak kehangatan dan senyuman selama beberapa bulan terakhir. RIP Kwai Calm," tulis Apinan di akun Facebook miliknya.

Serupa dengan Indonesia, kerbau albino asli dihargai mahal di Thailand. Pada Maret 2022, seekor kerbau albino bernama Duangphet dijual seharga 2,5 juta baht di Festival Kerbau Uthai Thani ke-10.

Pemilik barunya, Chaiyong dan Amarin, mengatakan bahwa mereka membeli kerbau albino untuk dibiakkan guna membantu memperbanyak jumlah hewan istimewa ini. Pemilik Duangphet sebelumnya telah menerima tawaran yang lebih tinggi untuk kerbau yang resesif secara genetik, tapi memilih Chaiyong dan Amarin karena niat baik mereka.

3 dari 4 halaman

Batalkan Pembatasan Aturan

Dari sektor pariwisata, Thailand akhirnya membatalkan syarat menunjukkan sertifikat vaksin bagi turis asing yang masuk ke negaranya. Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul menyampaikan keputusan itu pada Senin, 9 Januari 2023.

Dikutip dari Bangkok Post, Anutin mengatakan bahwa bukti vaksinasi tidak diperlukan karena tingkat imunisasi sudah memadai secara global. Pembebasan itu juga berlaku bagi mereka yang belum divaksinasi. Dengan begitu, aturan yang diumumkan regulator penerbangan pada Sabtu, 7 Januari 2022, tidak lagi berlaku.

Sebelumnya, Thailand memberlakukan kembali aturan pembatasan perjalanan mengantisipasi membludaknya turis dari China di tengah lonjakan kasus positif Covid-19 di dalam negeri mereka. Untuk menghindari ancaman wabah, Thailand memutuskan menerapkan aturan tersebut bagi semua turis asing yang masuk ke Thailand.

Pengumuman itu disampaikan Otoritas Penerbangan Sipil Thailand (CAAT) yang semula terjadwal memberlakukan kebijakan itu untuk semua turis asing yang tiba antara 9--31 Januari 2023. Menurut CAAT, para pelancong non-Thailand yang berusia 18 tahun ke atas wajib menunjukkan dokumen yang membuktikan mereka sudah divaksin minimal dua kali.

4 dari 4 halaman

Ribuan Pembatalan

Kebijakan itu nyatanya berdampak pada rencana kedatangan ribuan turis ke Thailand. Dikutip dari The Thaiger, Presiden Penasihat Asosiasi Turis Phuket (PTA), Phumkit Raktae-ngam, mengumumkan bahwa setidaknya seribu pemesanan hotel telah dibatalkan sejak aturan itu diumumkan. 

Ia melaporkan bahwa sejumlah agen perjalanan dari negeri Skandinavia diminta mengembalikan dana klien mereka yang membatalkan perjalanan. Agen perjalanan Jerman juga menginformasikan bahwa lebih dari seribu pemesanan hotel dibatalkan klien mereka setelah kebijakan baru diumumkan.

Agen perjalanan Rusia pun terpengaruh perubahan tersebut. Sejumlah penerbangan carter ke Thailand dari Rusia telah dibatalkan. Besarnya dampak pembatalan itu memaksa pihaknya bersurat pada pemerintah pusat, menyarankan solusi terbaik bagi perekonomian Thailand. 

Sebelumnya, Thailand berharap pemulihan sepenuhnya terjadi di sektor pariwisata mereka pada 2023. Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand Yuthasak Supasorn memproyeksi bisa mendatangkan sekurang-kurangnya 20 juta turis asing untuk mendongkrak pendapatan dari pariwisata hingga 2,38 miliar baht pada tahun ini.

Namun, jumlah itu belum memasukkan kedatangan turis China ke negara mereka. "Setelah China merileksasi banyak pembatasan terkait Covid-19 yang dimulai 8 Januari (2023), kami merevisi target (kunjungan wisman) kami. Kami memproyeksi lima juta turis China mengunjungi Thailand tahun ini," kata Yuthasak dikutip dari Bernama, 3 Januari 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.