Sukses

Larangan Masuk ke Klub Malam bagi Pria Bersepatu Merah yang Bikin Penasaran

Sebuah klub malam memberlakukan larangan masuk bagi pria bersepatu merah yang akan berlaku mulai 1 Februari 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah klub malam populer di Perth, Bar1, telah melarang pelanggannya untuk menggunakan sepatu merah. Kebijakan itu pun membingungkan banyak orang.

Menurut News Australia pada Selasa, 10 Januari 2023, kabar ini disampaikan di dalam unggahan Facebook klub tersebut. "Ya, kami serius," tulis Bar1 dan disertai ilustrasi gambar dengan tulisan 'kami tidak butuh pahlawan lain'.

Klub malam yang berlokasi di Hillarys, North Harbor, Perth ini juga menyebutkan bahwa larangan tersebut mulai berlaku pada Rabu, 1 Februari 2023. Pemilik klub, Malcolm Pages mengatakan larangan itu ditujukan untuk "gaya orang tertentu", bukan mereka yang "berpakaian bagus".

 

Menurutnya, beberapa pelanggan yang mengenakan sepatu merah cenderung menjadi pembuat onar di klub. Dia menggambarkan tipe orang yang dimaksud memiliki sikap buruk dan bertindak seakan-akan seperti pria tangguh atau pahlawan.

Kebijakan itu juga berlaku terutama bagi pengunjung yang memakai sepatu kets merah bermerek Nike, Asic, dan New Balance, karena biasanya digunakan oleh para pengunjung yang sering dikeluarkan dari atau ditolak masuk ke dalam klub. Dalam bahasa gaul Australia, mereka disebut eshay.

Pages mengungkapkan kekecewaanya pada beberapa pelanggan tetap setiap minggu yang saat ini lebih sering bergaul dengan orang-orang pembuat onar yang menjadi sasaran peraturan tersebut. Meski begitu, kebijakan itu membuat pengecualian. Jika Anda seorang wanita berpakaian bagus dengan sepatu merah, Anda jelas tidak akan disuruh mengganti sepatunya.

 

2 dari 4 halaman

Ciri-Ciri Eshay

Menurut Urban Dictionary, eshay merupakan istilah lain untuk pemuda Australia yang berlatar belakang buruk. Ini adalah subkultur dan estetika yang dianut oleh kaum muda selama beberapa tahun ke belakang. Umumnya, eshay ditakuti oleh warga karena seringkali memukul orang yang tidak bersalah, semacam preman di Indonesia.

Melansir dari Daily Mail, Eshay seringkali terlihat dengan sepatu kets Nike Tuned Air dengan kemeja polo, jaket puffer, celana training atau celana baggy, lengkap dengan topi baseball di kepala. Beberapa label pakaian juga menjadi salah satu ciri identitas mereka.

Biasanya mereka menggunakan Ralph Lauren, Tommy Hilfiger, dan Lacoste. Kemudian, mereka kerap kali memadupadankannya dengan Nautica, Adidas, Under Armour, dan Ellesse. Pilihan potongan rambut mereka juga sering menjadi perhatian, yaitu model mullet modern.

The Trenspotter juga mengungkapkan kebiasaan para Eshay berbahasa yaitu menggunakan kombinasi fasih bahasa Latin dan Inggris. Sebenarnya, Eshay juga bisa berarti “berlari”.

3 dari 4 halaman

Komentar Para Pelanggan

Unggahan yang membuat rasa bingung pada warganet pun menuai komentar. Beberapa orang memuji tempat tersebut karena mengambil sikap terhadap pelanggan nakal.

“Bagus. Mereka norak dan kotor, “ pada salah satu akun di komentar baca.

'Menurutku klub muak dengan semua orang yang tidak punya budaya yang memulai masalah saat mengenakan monster (sepatu) ini.

“Ini pasti akan membuat bar1 menjadi bangunan berkelas seperti dulu.”

“Saya mendukung penuh gerakan ini. Saya telah melarang orang yang memakai sepatu kets merah dari hidup saya selama lebih dari satu dekade. Seakan mereka berterial aku anak laki-laki berjubah superman,” ujar salah satu wanita.

Sementara sisanya, tidak setuju bahkan berkomentar satir pada akun Instagram klub malam tersebut. “Ini benar-benar lelucon. Semoga berhasil dengan ini. Anda akan membutuhkannya.”

“Aku melihat ini sangat inklusif 😂”

Ungkapan lainnya ditulis oleh akun @rodenick pada kolom komentar bahwa Ia kecewa tidak bisa menggunakan sepatu Nike Air Jordan Chicago. Ia juga menyebutkan ini adalah sebuah omong kosong.

4 dari 4 halaman

Pabrik Nike di Indonesia

Dari Indonesia, tahukah Anda siapa yang memproduksi sepati Nike di dalam negeri? Ternyata, produsennya adalah PT Feng Tay yang sudah menjalankan kegiatan usahanya sejak 1970an di Taiwan. Melansir dari situs website resminya, NIKE bahkan menjadi pelanggan utama dari PT Feng Tay. 

Fokus utama PT Feng Tay di awal menjalankan kegiatan usaha adalah memproduksi sepatu atletik. Kini, perusahaan itu memperluas operasi ke dalam pengembangan dan produksi sepatu kasual, inline skate, sepatu snowboard, bola sepak, bola golf, ransel, dan tongkat hoki es, helm dan peralatan. 

PT Feng Tay mendirikan pabrik di Indonesia di bawah bendera PT Feng Tay Indonesia Enterprises pada 1992. Pada tahun yang sama, mereka bekerja sama dengan NIKE untuk mendirikan pusat penelitian dan pengembangan pembuatan sepatu NIKE pertama di Asia. Upaya PT Feng Tay yang dimaksudkan mencakup terobosan dalam struktur produk, desain, bahan, dan proses manufaktur.

Perusahaan ini juga mengoperasikan satu-satunya pabrik resmi yang memproduksi sol udara untuk Nike. Bahan tersebut menjadi salah satu elemen untuk sepatu Nike Flyknit Racer.