Liputan6.com, Jakarta - Pangeran Harry kembali berada di tengah gelombang kritik publik akibat memoar barunya Spare. Pasalnya, diklaim terdapat sederet "informasi yang menyesatkan" dalam buku yang resmi dipublikasi pada 10 Januari 2023 tersebut.
Salah satunya, dikutip dari Page Six, Kamis (12/1/2023), Duke of Sussex menulis bahwa Raja Henry VI adalah "kakek buyutnya." Namun, pembaca berkomentar di media sosial untuk menunjukkan mengapa itu tidak mungkin, mengingat putra tunggal Henry VI meninggal dunia sebelum punya anak.
Advertisement
Baca Juga
"Putra satu-satunya Henry VI, Edward dari Westminster, terbunuh di Pertempuran Tewkesbury pada 1471 ketika berusia 17 tahun," cuit seorang pengguna Twitter.
Sementara yang lain berkomentar, "Henry VI tidak punya anak lain, jadi bagaimana ia bisa jadi leluhur langsung? Pangeran Harry tampaknya berpendidikan 'sangat longgar.' Mungkin Eton (sekolah Harry yang didirikan Raja Henry VI) berutang pengembalian dana biaya sekolah pada Yang Mulia Raja (Raja Charles III)."
Yang lain menulis, "Pangeran Harry bahkan tidak dapat memeriksa fakta silsilah keluarganya sendiri mengingat ia tetap menganggap dirinya sebagai keturunan Raja Henry VI, yang putranya meninggal tanpa anak pada usia 17 tahun."
Kesalahan kedua yang telah "diperiksa kebenarannya" adalah seputar klaim Pangeran Harry bahwa ayah Meghan Markle, Thomas Markle, dibelikan tiket pesawat kelas satu dari Meksiko ke Inggris dengan Air New Zealand. "Kami mengatakan padanya, tinggalkan Meksiko sekarang," ia menulis.
"Tingkat gangguan yang sama sekali baru akan menimpa Anda, jadi pergilah ke Inggris. Sekarang," imbuhnya. "Air New Zealand, kelas satu, dipesan dan dibayar oleh Meg."
Awal Klaim
Namun demikian, juru bicara Air New Zealand mengatakan pada New Zealand Herald pada Rabu, 11 Januari 2023, bahwa maskapai tersebut "tidak pernah mengoperasikan penerbangan" antara Meksiko dan Inggris Raya. Juga, mereka hanya menawarkan tarif Bisnis Premier, bukan kelas satu.
Sebelum itu, salah satu kesalahan pertama yang menarik perhatian pembaca adalah klaim Harry bahwa ia sedang bersekolah di Eton ketika mengetahui nenek buyutnya, Ibu Suri, meninggal pada Maret 2002. Tapi, sederet foto dari hari-hari menjelang kematian Ratu Elizabeth dan hari sesudahnya menunjukkan bahwa sang pangeran sedang dalam perjalanan ski di Swiss.
Kesalahan mencolok tersebut membuat orang menggali lebih banyak kesalahan, dan begitulah cara mereka mengetahui bahwa Harry diduga berbohong tentang menerima Xbox sebagai hadiah pada 1997. Disebutkan bahwa Putri Diana telah membelikan gim konsol untuk ulang tahun ke-13 Harry.
Itu diberikan oleh mendiang saudara perempuan ibunya, Lady Sarah McCorquodale, setelah sang putri meninggal dunia secara tragis. Namun, Xbox tidak ada hingga 2001 dan tidak dijual di Inggris hingga setahun kemudian.
Advertisement
Tuai Pro Kontra
Di sisi lain, tetap ada warganet yang terus membela Pangeran Harry dan mengklaim bahwa itu hanyalah kekeliruan minor dalam proses penulisan. "Saya pikir maksud Harry adalah PlayStation yang dirilis pada 1995, atau konsol sebelum Xbox," tweet seorang pengguna.
"Menamai benda itu bisa saja membingungkan dan ia berusia 13 tahun saat itu. Itu 20+ tahun lalu setelah kehilangan traumatis yang sangat besar. Ibunya memberinya gim konsol. Kalian semua nitpick setiap detail," sambung warganet lain.
Yang lain menunjukkan bagaimana penulis bayangan memoar Harry, JR Moehringer, seorang jurnalis pemenang Hadiah Pulitzer, mungkin akan disalahkan pasangan Sussex karena sederet "informasi menyesatkan" tersebut.
"Saya memberi waktu sekitar sebulan sebelum Harry dan 'pemiliknya' Meghan mencoba melemparkan @JRMoehringer ke bawah bus (menyalahkannya) dan mengklaim bahwa kehancuran total reputasi Harry karena #Spare adalah kesalahan si penulis bayangan. Semoga ia memiliki klausul non-disparagement yang sangat kuat," tulis seorang pengguna Twitter.
Istana Bereaksi?
Perwakilan untuk Pangeran Harry dan Penguin Random House, perusahaan penerbit memoat tersebut, tidak segera menanggapi permintaan Page Six untuk mengomentari ketidakkonsistenan tersebut. Namun, Duke of Sussex telah muncul di beberapa wawancara TV di mana ia mengklaim bahwa bukunya berisi kebenaran tentang hidupnya.
Pada Selasa malam, 10 Januari 2022, Harry muncul di The Late Show with Stephen Colbert dan bercanda tentang pengecekan fakta serial Netflix The Crown. Ia berkata sambil menunjuk ke memoarnya, "Ngomong-ngomong, alasan lain mengapa begitu penting adalah bahwa sejarah benar."
Istana Buckingham sejauh ini belum mengeluarkan pernyataan langsung terkait memoar dan sejumlah wawancara Harry. Namun, istana sebenarnya bereaksi dalam "sunyi," lapor kanal Global Liputan6.com.
Kuasa hukum Istana Buckingham dilaporkan telah meminta ABC dan CBS untuk membagikan rekaman utuh wawancara Harry sebelum mempertimbangkan apakah akan mengomentari berbagai klaimnya yang menyudutkan keluarga Kerajaan Inggris. Tapi, permintaan tersebut ditolak kedua media.
Menyusul peluncuran resmi Spare, Harry memang melakukan wawancara dengan sejumlah media. Salah duanya adalah ABC melalui program "Good Morning America" dan CBS lewat program "60 Minutes," catat People.
Advertisement