Sukses

Sambut Tahun Baru Imlek 2023 dengan Festival Lampion Terbesar Se-Indonesia

Perayaan tahun baru Imlek 2023 tidak akan lengkap tanpa kehadiran lampion.

Liputan6.com, Jakarta - Sudah punya rencana apa di tahun baru Imlek 2023 nanti? Jika hanya punya bujet pas-pasan tapi tetap ingin seru-seruan, Anda bisa mendatangi festival lampion yang digadang-gadang terbesar di Indonesia.

Festival lampion bertajuk "The Biggest Lantern Festival in Indonesia" itu digelar di Mal Living World Alam Sutera mulai 17 Januari 2023. Lebih dari 880 lampion beragam rupa dengan ukuran besar dipamerkan di berbagai area outdoor mal selama penyelenggaraan festival ini.

"Festival lampion ini merupakan persembahan istimewa Living World Alam Sutera kepada semua pengunjung di awal tahun 2023. Setelah tiga tahun pandemi, kami berharap melalui kehadiran acara ini yang menampilkan deretan lampion berukuran besar dengan berbagai bentuk dan warna," ungkap Jannywati, Direktur Living World, saat pembukaan festival di Tanggerang, Selasa, 17 Januari 2023.

Lampion dari kertas itu dipersiapkan selama empat bulan dan dibagi ke dalam tiga tema, yaitu Fairytale Fantasy, Oriental Fun Fest, dan Jungle Fantasy. Tema Fairytale Fantasy, misalnya, menampilkan lampion yang terinspirasi dunia dongeng, klasik seperti kereta kencana dalam cerita Cinderella, sepasang angsa yang diambil dari kisah angsa dan telur emas, cermin ajaib serta aneka frame cantik yang tidak boleh dilewatkan untuk berswafoto bersama keluarga. 

Sementara, tema Oriental Fun Fest menghadirkan lampion kelinci raksasa setinggi delapan meter untuk menyambut Tahun Kelinci Air di Imlek tahun ini. Pengunjung juga akan menemukan lampion 11 karakter lainnya, masing-masing setinggi dua meter yang mengelilingi area outdoor mal.

2 dari 4 halaman

Lampion Naga

Masih di area yang sama, pengunjung juga akan menemukan lampion naga sepanjang 35 meter, yang menjadi lampion terpanjang di festival ini. Sepasang lampion barongsai setinggi 5 meter lengkap dengan gerbang imajinasi berwarna cantik juga dihadirkan di festival lampion yang berlangsung hingga awal Maret nanti.

Khusus di area bertema Jungle Fantasy, pengunjung akan diajak menelusuri hutan lampion jamur, lengkap dengan semut berukuran besar serta lampion rusa elk yang spektakuler. Berkonsep negeri dongeng, Jannywati meyakini area tersebut akan menjadi favorit pengunjung yang membawa anak-anak. Pengunjung pun dapat berfoto di depan lampion yang akan lebih bagus terlihat saat malam hari. 

Ia berharap, festival ini bisa menghibur pengunjung bersama keluarga mereka dan menjadi destinasi wisata favorit baru, tidak hanya bagi warga Tangerang, namun juga warga kota sekitarnya. Penyelenggaraan festival lampion ini diapresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.

3 dari 4 halaman

Destinasi Wisata Baru

Sandiaga berharap festival lampion dapat menjadi alternatif atraksi wisata yang menarik bagi masyarakat, khususnya Jabodetabek, dan memberikan multiplier effect untuk pembukaan lapangan kerja yang luas. Hal ini menurutnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sebagai momentum pemulihan ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

Sementara, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan mengaku senang dengan penyelenggaraan festival lampion tersebut.  Pihaknya mendukung penuh penyelenggaraan acara festival lampion tu dengan harapan menjadi salah satu destinasi wisata baru yang fresh dan dapat dinikmati oleh warga Tangerang Selatan dan sekitarnya.

"Semoga dengan kegiatan yang dilaksanakan pasca-pandemi ini memberikan dampak positif dari segi ekonomi dan geliatnya selalu tumbuh," kata Pilar.

Seiring pembukaan festival, pihak mal juga berkomitmen untuk menggelar bakti sosial perusahaan yang ditujukan kepada masyarakat sekitar. "Bertajuk “Berbagi Cahaya untuk Negeri” dalam bentuk bantuan penerangan bagi 10 rumah ibadah dan fasilitas umum lainnya di kawasan Tangerang Selatan," papar Jannywati.

4 dari 4 halaman

Sejarah Festival Lampion

Festival Lampion merupakan puncak sekaligus penutup dari perayaan Tahun Baru Imlek. Melansir dari chinesenewyear.net, Rabu (10/02/2021), Festival Lampion atau Yuan Xiao sudah ada lebih dari 2000 tahun lalu di masa Dinasti Han Barat.

Perayaan ini ditetapkan oleh Kaisar Wu sebagai ritual pemujaan untuk salah penguasa alam semesta bernama Taiyi. Setelah terjadi kerusuhan karena perebutan kekuasaan, Kaisar Wen sebagai kaisar baru menetapkan tanggal 15 untuk merayakan perdamaian dan menjadi hari libur nasional.

Setiap rumah merayakan kebahagiaan dan bersenang-senang dengan menyalakan lampion dan lilin. Sementara, Kaisar Ming dari Dinasti Han Timur setelah mendapat informasi bahwa para Biksu menyalakan lilin untuk Sang Buddha setiap tanggal 15.

Ia langsung memerintahkan kuil dan istana untuk ikut menyalakan lilin, sedangkan warganya diperintahkan menggantung lampion. Hal itu menjadi awal kemunculkan Festival Lampion, yang berasal dari gabungan kedua acara itu. 

Festival ini memiliki banyak makna, salah duanya reuni keluarga dan hari pembebasan. Beberapa orang menyebut Festival Lampion sebagai Hari Valentine China. Saat festival diselenggarakan, banyak tradisi spiritual kuno yang ditampilkan.