Sukses

Sejarah Mi Panjang Umur, Makanan Wajib Saat Rayakan Imlek di Berbagai Tempat

Mi panjang umur selalu ada di meja saat warga Tionghoa merayakan Imlek, meski jenisnya berbeda-beda.

Liputan6.com, Jakarta - Tahun Baru Imlek 2023 biasanya dirayakan warga Tionghoa dengan makan bersama. Salah satu menu yang wajib ada di meja adalah mi panjang umur. Melansir CNN, Kamis, 19 Januari 2023, sesuai dengan namanya, mi panjang umur melambangkan umur yang panjang. Menurut tradisi, koki tidak boleh memotong untaian mi yang dibuat dan setiap untaian mi harus dimakan secara utuh.

Johnny Mui, salah satu koki di restoran Hop Lee di New York punya menu andalan mi panjang umur, yaitu Mi Lobster Yi Mein. Di Hop Lee, mie panjang umur identik dengan yi mein, juga dikenal sebagai ifumi.

Mui biasanya mengikuti resep mi panjang umur yang sudah diwariskan selama beberapa dekade, yaitu dengan bumbu jamur shitake dan diberikan lobster yang sudah digoreng dengan kacang hitam yang fermentasi. Ia juga menambahkan telur, daging cincang, jahe, dan daun bawang, ke dalam mi.

Menurut CNN, jenis mi panjang umur yang harus dimakan saat imlek bisa berbeda untuk tiap orang Tionghoa. Salah satunya adalah mi biang biang yang disediakan dengan bentuk yang lebar dan pipih. Sama halnya dengan mi pada umumnya, pembuatannya menggunakan tepung terigu dan air kemudian ditarik dan dibentuk pipih dan lebar.

Menurut Jason Wang, pemilik Xi’an Famous Food di New York, walaupun berbeda dengan yi mein, simbol untuk melambangkan panjang umur tetap sama. "Jenis mi dapat bervariasi, tetapi idenya tetap mi panjang untuk umur panjang," tuturnya.

2 dari 4 halaman

Asal-usul Mi Panjang Umur

Sejarah mi umur panjang dimulai dari Kaisar Wu dari Dinasti Han (87-141 SM), yang mengatakan kepada para menterinya bahwa ia mendengar rumor jika seseorang berwajah panjang, akan memiliki umur panjang. Karena dia tidak bisa mengubah panjang wajahnya, akhirnya kaisar memutuskan untuk memakan mi panjang. Hal ini dilakukan karena kata 'mi' terdengar mirip dengan kata 'wajah' dalam bahasa Cina. Kebiasaan tersebut pun meluas ke seluruh negeri.

Menurut Zhao Rongguan, penulis sejarah dan budaya makanan Cina menyebutkan bahwa Dinasti Han adalah masa berkembangnya budaya mi di Cina dengan meletakkan dasar dan teknik mi modern. Sementara, Chen Yuanpeng, profesor Universitas Nasional Dong Hwa, Taiwan yang berspesialisasi dalam sejarah makanan Cina menyebutkan, "Dalam Bianwen, diskusi tentang panjang wajah antara Kaisar Wu dan menterinya tidak ada menyebut mi sama sekali."

Menurut Yuanpeng, korelasi antara mi dan umur panjang mungkin ditambahkan dan dibuat-buat setelahnya. Ia mengatakan meskipun hanya mitos, hal itu sudah menjadi bagian dari budaya dan sejarah mi panjang umur lebih dari seribu tahun.

3 dari 4 halaman

Cara Makan Mi Panjang Umur

Konsumsi mi panjang umur tiap negara berbeda-beda, misalnya di negara-negara di Asia. Selama Tahun Baru Imlek, orang Korea Selatan lebih suka makan japchae, yaitu mi goreng khas Korea. Sementara, mi panjang umur di Korea yang disebut janchi-guksu biasanya disediakan untuk pernikahan dan ulang tahun.

Kemudian, komunitas Tionghoa di Singapura dan Malaysia sering menggunakan misua atau bihun gandum sebagai mi umur panjang. Namun, makanan Yee Sang yang terbuat dari campuran sayuran parut berwarna-warni dan ikan mentah, adalah hidangan Tahun Baru Imlek yang lebih populer.

Warga Jepang juga memiliki kebiasaan makan mi untuk tahun baru, yaitu Toshikoshi Soba atau mi soba lintas tahun. Biasanya, mi ini dimakan pada malam tahun baru untuk mendapatkan keberuntungan. Sementara di wilayah utara China, kata Zhao, beberapa orang masih mengikuti cara lama memakan mi panjang umur.

"Ketika mi tiba, para tamu akan berdiri. Mereka akan mengambil beberapa mi dari mangkuk, menariknya ke atas kepala mereka secara teatrikal dengan sepasang sumpit, membawa mi ke wajah mereka dan menyeruputnya sekaligus. Ini adalah cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada tuan rumah."

4 dari 4 halaman

Beda Tradisi

Zhao menambahkan bahwa mi yang berumur panjang harus memiliki panjang dan keuletan untuk bertahan dari tarikan sumpit yang kuat. Mi wajib pada saat perayaan Imlek itu disebut bukan makanan tradisional Festival Musim Semi di Tiongkok, tetapi malah populer untuk komunitas Tionghoa di Amerika Utara.

Terkait hal ini, Zhao menyebutkan bahwa mi masih menjadi tradisi tahun baru imlek ynag populer, terutama di Tiongkok Utara. “Mi umur panjang adalah bagian dari budaya tradisional untuk perayaan Tionghoa selama festival penting tahun baru Imlek, tentu saja harus makan mi," ucap dia.

Adapun alasan banyak orang Tionghoa Amerika terutama mengasosiasikan tradisi dengan Tahun Baru Imlek, Zhao menyebutkan sebuah teori. "Ketika orang menjauh dari akar leluhur mereka, mereka mungkin tidak merasakan identitas mereka selama sisa tahun itu, tetapi selama festival, cinta untuk budaya mereka akan meledak," katanya.

Sementara, Yuanpeng selalu mengaitkan mi panjang umur dengan ulang tahun, bukan untuk tahun baru imlek. “Saya tidak berpikir keluarga saya akan punya mi umur panjang selama tahun baru imlek," tuturnya.