Sukses

Stasiun Kereta Api Terbesar Se-Asia Tenggara di Bangkok Mulai Beroperasi, Setelah 10 Tahun Pembangunan

Bang Sue Grand Station, stasiun kereta api terbesar di Asia Tenggara yang berlokasi di Bangkok tersebut menelan biaya hingga Rp15,1 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Stasiun kereta api terbesar di Asia Tenggara yang terletak di Bangkok, Thailand secara resmi mulai beroperasi Kamis, 19 Januari 2023. Hal itu menandai era baru perjalanan kereta api di Thailand awal tahun 2023. 

Mengutip Channel News Asia, Jumat (20/1/2023), pemerintah Thailand mengatakan pembangunan besar dan modern di tepi pusat kota Bangkok akan memperkuat posisi negara itu sebagai pusat regional dan digadang akan meningkatkan ekonominya. Secara resmi stasiun disebut Terminal Pusat Krung Thep Aphiwat, nama yang diberikan oleh raja Thailand.

Tetapi bagi kebanyakan orang lokal lebih mengenalnya sebagai Bang Sue Grand Station. Anggaran terminal baru, termasuk stasiun, jalur kereta layang, dan stasiun penghubung untuk sistem transit massal Bangkok menghabiskan sekitar 1 miliar dolar AS atau setara Rp15,1 triliun menurut Direktur Operasi Lalu Lintas untuk Kereta Api Negara Thailand, Takun Indarachome.

Hampir semua layanan kereta api jarak jauh domestik dan internasional Thailand akan melewati terminal baru tersebut, yang pengerjaannya dimulai 10 tahun lalu. Kereta pertama yang keluar dari stasiun baru itu menuju Sungai Kolok, di perbatasan selatan Thailand dengan Malaysia.

Namun, banyak warga Thailand yang mengeluhkan jalur utama di samping terminal sebelumnya, yaitu Stasiun Hua Lamphong di tepi Pecinan Bangkok di tengah ibu kota. Stasiun kuno dengan ruang tunggu berlangit-langit tinggi yang terkenal itu telah menampung generasi pelancong, mulai dari pekerja pedesaan yang mencari pekerjaan di kota hingga turis backpacking yang menuju ke selatan.

Namun, semua tidak hilang untuk nostalgia. Beberapa jalur beroperasi secara lokal dan ke timur masih akan menuju ke stasiun yang lebih tua dan lebih sentral. Untuk saat ini, setidaknya 62 kereta akan menggunakan jalur tersebut setiap hari. 

2 dari 4 halaman

Inisiatif Infrastruktur

Lebih lanjut, pembangunan terminal baru bertepatan dengan proyek-proyek besar yang memperluas jaringan kereta api di Thailand dan negara-negara lain di Asia Tenggara. Sebagian besar pembangunan didorong inisiatif infrastruktur teknologi kereta api berkecepatan tinggi.

Penumpang akan menjumpai stasiun empat lantai seluas hampir 30 hektar. Banyak warga Bangkok sudah akrab dengan tempat itu karena aula besarnya sempat digunakan tahun lalu sebagai tempat utama untuk program vaksinasi COVID-19 gratis pemerintah.

Kereta akan datang dan pergi pada 24 jalur di 12 peron, dengan stasiun tersebut mampu mengelola hingga 40 kereta pada waktu yang bersamaan, menurut pemerintah. Pada saat tersibuk stasiun dapat menangani hingga 600 ribu penumpang per hari, lebih dari 10 kali kapasitas stasiun Hua Lamphong, katanya.

Di ruang kontrol ultra-modern Bang Sue, deretan panel dan layar mengawasi pengoperasian dan memastikan semuanya berjalan lancar. Video dari lebih dari 120 kamera keamanan dipantau menggunakan kecerdasan buatan. Di tempat umum, robot pintar siap membantu penumpang yang bingung, dan kursi roda pintar dapat membawa orang cacat tanpa bantuan manusia. 

3 dari 4 halaman

Stasiun Penuh Kenangan

Sementara itu, karena benar-benar baru beroperasi, warga Thailand pun antusias mencobanya. "Hari ini adalah hari pertama setelah mereka memindahkan layanan dari Hua Lamphong dan banyak orang belum mengetahuinya, jadi tempat itu terlihat kosong,” kata Theerawat Peangda, yang sedang menunggu untuk mengejar kereta ke selatan untuk liburan.

Ia menyambung, "Tapi Menurut saya stasiun ini baik-baik saja, sangat bagus dan nyaman."

Adapun Hua Lamphong, sebaliknya, lebih melihat ke masa lalu daripada masa depan. Berjalan melalui portal stasiun neo-Renaisans yang dirancang oleh arsitek Italia dan dibuka pada tahun 1916, berarti mundur ke masa lalu ke era yang lebih sederhana.

Untuk sementara, bahkan tampaknya akan menjadi museum. "Saya tidak ingin mereka memindahkan stasiun besar. Saya lebih suka tinggal di sini," kata Prathuang Ruengsamut, (68), awal pekan ini saat dia menunggu kereta di Hua Lamphong.

Ia menambahkan, "Mereka hanya perlu sedikit merenovasi tempat ini dan itu akan baik-baik saja."

Ketika rencana untuk memindahkan total dan muncul perdebatan untuk meruntuhkannya, ada protes dari publik dan pihak berwenang mundur. "Seandainya mereka menutupnya dan mengubahnya menjadi museum, itu akan menjadi tidak bernyawa. Tetapi jika kita membiarkan orang tetap menggunakannya, itu jauh lebih baik," kata Thanong Thooptian, (61) yang rutin naik kereta api dari Hua Lamphong.

4 dari 4 halaman

Wisata Premium

Adapun Thailand baru-baru ini mengungkap tak lagi ingin mengejar pariwisata massal. Itu tercermin lewat pernyataan Wakil Perdana Menteri Thailand yang juga Menteri Kesehatan Masyarakat, Anutin Charnvirakul.

"Kita tidak bisa membiarkan orang datang dan tinggal di Thailand karena murah. Tetapkan standar Anda. Jual (wisata) premium. Semakin mahal, semakin banyak pelanggan. Jika tidak, Louis Vuitton tidak akan bisa menjual," sebutnya, dikutip dari Bangkok Post, Rabu 6 Juli 2022.

Pada semester I/2022, Thailand mendapati sekitar dua juta wisatawan internasional, menandai tahap pemulihan menjanjikan setelah sektor pariwisata negara itu terdampak parah pandemi COVID-19 dan beragam pembatasan perjalanan internasional. Meski demikian, Thailand tak ingin lagi menerapkan strategi obral diskon agar bisa menarik turis asing.

Pemerintah mendorong supaya industri perhotelan, pelaku bisnis, dan rumah sakit swasta mengarahkan target kelas mewah dan premium. Pemerintah sebelumnya sempat meluncurkan sederet program visa jangka panjang untuk warga asing dan profesional terampil yang kaya. Hal itu jadi strategi menarik agar lebih banyak tamu berduit untuk mengeluarkan uangnya lebih banyak di Negeri Gajah Putih tersebut.