Liputan6.com, Jakarta - Lagi, kapal wisata Tiana terbalik dan tenggelam di perairan Batu Tiga, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu, 21 Januari 2023. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden nahas tersebut.
Melayani rute Labuan Bajo-Pulau Padar-Labuan Bajo, kapal wisata ini ditumpangi 17 orang yang terdiri dari 13 wisatawan dan empat kru. Warga negara asing mendominasi turis yang menaiki kapal itu.
Advertisement
Baca Juga
Kronologi kejadian tenggelamnya pun diceritakan seorang penumpang asal Pekalongan, Khouw Cynthia Josephine Kosasih (26), dikutip dari Merdeka.com, Senin (23/1/2023). Agen perjalanan pilihannya diduga bekerja sama dengan travel lainnya, sehingga saat tiba, mereka dijanjikan akan naik kapal bernama Nadia dengan satu kamar master dan satu kamar privat.
Saat tiba di dermaga Labuan Bajo, Cynthia justru dinaikkan ke kapal bernama Tiana. "Saya kaget sekali karena kapal ini enggak sesuai seperti yang saya order. Saya protes dong. Terus ada beberapa orang luar negeri yang datang dan kapal yang dipesan enggak sesuai. Mereka pesan kapal lain, tapi naik kapal lain," Cynthia menyebut.
Saat protes karena kapal yang ditumpangi tidak sesuai pesanan, kru kapal menjelaskan bahwa kapal Tiana lebih baru daripada kapal Nadia yang dipesan sebelumnya. "Mereka bilang kamu di sini aman karena kapal ini lebih baru dari Nadia, sehingga saya tidak protes lagi dan kami menginap di situ," ungkapnya.
Namun, setelah dari Pulau Komodo dan ingin melihat spot pari manta di perjalanan hari kedua, kapal yang mereka tumpangi tiba-tiba oleng ke kanan. Seluruh barang bawaan seperti ponsel, KTP, juga pakaian tenggelam dan hilang.
Kapal Bekas Pernah Tenggelam
Cynthia berkata, "Saya sangat ketakutan sekali. Untung pintu kamarnya saya enggak kunci. Kalau dikunci, saya enggak tahu lagi nasib saya bagaimana. Enggak ada live jacket di dalam kamar, enggak ada palu darurat, bahkan kru kapal enggak briefing sebelum berlayar, sehingga saat kejadian, kami bingung dan panik."
Ia menambahkan, saat dievakuasi tim SAR gabungan, Cynthia baru tahu bahwa kapal yang mereka tumpangi merupakan kapal bekas dan pernah tenggelam. "Aneh ya kapal pernah tenggelam, lalu memakan korban jiwa dan kembali dapat lisensi dan di-branding lagi, berlayar lagi, bawa penumpang lagi, itu saya pertanyakan sih," katanya.
Cynthia juga mengatakan, saat kapal yang mereka tumpangi tenggelam, CV Wisata Alam sebagai penanggung jawab, kaget. Bahkan, mereka tidak tahu seluruh wisatawan dipindahkan dari kapal Nadia ke kapal Tiana.
"Saya bingung sekali. Ibu saya itu tidak bisa berenang, dia tidur di kasur. tapi tiba-tiba masuk ke dalam air. Kalau begini, siapa yang tanggung jawab? Apakah dengan uang itu bisa cukup untuk kompensasi? Itu sih pertanyaan saya untuk pengelola kapal," imbuhnya.
Advertisement
Bukan Kali Pertama
Lebih lanjut, Cynthia meminta pihak kepolisian mengecek kembali dokumen kapal-kapal wisata yang beroperasi di Labuan Bajo, sehingga wisatawan tidak jadi korban kelalaian. "Kapal-kapal yang karam itu dihancurkan saja lah atau dibuat rumah bagi ikan-ikan supaya tidak diperbaiki untuk angkut turis lagi," sebutnya.
Ia menambahkan, "Korban-korban hari ini semuanya orang luar negeri, hanya saya yang lokal. Kasihan paspor, pakaian, dan barang berharga semuanya hilang."
Ini memang bukan kali pertama kapal Tiana dilaporkan tenggelam. Melansir kanal Regional Liputan6.com, kapal wisata Tiana Liveaboard berisi 15 orang penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, 28 Juni 2022.
Dua orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut, sementara satu orang lainnya mengalami luka-luka, menurut keterangan Kepala POS SAR Labuan Bajo, Edi. "Kejadian terjadi pukul 05.00 Wita," katanya.
Korban meninggal atas nama Jamiatun Widaningsih (53) ditemukan pukul 06.00 Wita, dan Annisa Fitriani (22), ditemukan pukul 10.00 Wita di dalam kabin. Dua korban meninggal telah dievakuasi ke RSUD Komodo Labuan Bajo, sementara seorang korban luka berat dibawa ke RS Siloam Labuan Bajo.
Para korban selamat saat itu juga telah dievakuasi kembali ke Kota Labuan Bajo. Dalam dokumen manifes, KLM Tiana Liveaboard memuat 15 orang. Kapal terbalik pukul 05.00 Wita diduga akibat angin kencang.
Kasus Lainnya
Sebelumnya, Kapal Motor Aditya yang mengangkut sejumlah wisatawan tenggelam di perairan Pulau Bidadari, Kecamatan Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai barat, NTT, 4 Januari 2020 sekitar pukul 09.00 Wita, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.
Kepala Bidang Humas Polda NTT, Kombes Pol. Johanis Bangun, mengatakan KM Aditya dinahkodai Samsudin bersama tiga anak buah kapal (ABK). Kapal itu memuat lima penumpang dan satu pramuwisata. KM Aditya bertolak dari pelabuhan Labuan Bajo menuju perairan Taman Nasinal Komodo untuk melakukan perjalanan selama tiga hari dengan rute tujuan Pulau Kelor, Menjerite, Pulau Rinca, dan Pulau Kalong.
Nahas, saat kapal tiba di perairan Bidadari sekitar pukul 09.47 WIB, tiba-tiba muncul gelombang tinggi yang langsung menghantam kapal dan membuatnya tenggelam. Beruntung, saat itu kapten kapal berhasil mengontak Kapal Lapiret yang sedang melintas di sekitar lokasi.
Kapten kapal meminta bantuan evakuasi penumpang dan awak kapal. Speed Boat Lapiret dengan cepat mendatangi kapal yang tenggelam untuk mengevakuasi korban. Pada pukul 10.00 Wita, korban dibawa menggunakan speed boat menuju pelabuhan PELNI.
"Sekitar pukul pukul 11.41 Wita semua korban dilarikan ke RS Siloam Labuan Bajo untuk mendapat pertolongan medis," sambungnya. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, sembilan penumpang kapal tenggelam itu dilaporkan dalam kondisi baik.
Advertisement