Sukses

3 Teh Racikan Spesial Terinspirasi dari Filosofi Wot Batu dan Falsafah Sunda

Teh racikan spesial yang terinspirasi dari filosofi Wot Batu mewakili tiga tahap perjalanan hidup manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Inspirasi datang dari mana saja, seperti dari Wot Batu, karya seni instalasi berskala ruang dari Sunaryo, seniman kontemporer Indonesia. Oza Sudewo yang seorang spesialis peracik teh Indonesia berhasil membuat teh racikan yang merespons karya Sunaryo.

Wot Batu merupakan karya seni yang diciptakan Sunaryo sebagai 'jembatan spiritual', menghubungkan jiwa manusia dengan wujud ragawi kehidupan dan menghubungkan empat elemen yang ada di alam. Sementara bagi Oza, Wot Batu sarat makna spiritual yang menggambarkan perjalanan hidup manusia modern dan dualisme kehidupan, yakni fana dan baka, material dan spiritual, purba dan modern, hingga makrokosmos dan mikrokosmos.

Filosofi tersebut dihadirkan dalam tiga varian teh yang merespons karya seni, diracik khusus untuk mewakili tiga tahap perjalanan hidup manusia, yakni awal, tengah, dan akhir. Menurut Oza, racikannya juga terinspirasi dari konsep Tri Tangtu dalam falsafah Sunda.

"Perjalanan manusia sejak lahir, hidup hingga akhir hayat, kami tampilkan dalam tiga varian, Ambu, Indriya, dan Suwung," kata Oza dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 24 Januari 2023.

Varian pertama dinamakan Ambu, berarti ibu dalam bahasa Sunda, yang menjadi simbol awal perjalanan manusia dalam kehidupan. Racikan ini terinspirasi dari instalasi Batu Indung yang berbentuk patung pohon jambu di Wot Batu.

Racikan Ambu berbahan jambu, apel, rosella, dan serai, sehingga menghadirkan nuansa yang segar sekaligus menenangkan. Warnanya merah terang, layaknya aksen yang khas pada karya-karya Sunaryo.

 

2 dari 4 halaman

2 Varian Lainnya

Varian kedua bernama Indriya, atau indra. Indra merupakan alat yang digunakan manusia memproses kehidupan di dunia, baik dalam menyerap lingkungannya maupun mengekspresikan dirinya.

Teh Indriya mengandung satu bahan khusus yaitu kemangi, sebagai perlambang budaya Sunda yang menciptakan dimensi rasa dan aroma yang lebih kompleks. Dimensi rasa dan aroma ini diharapkan bisa memicu sensori pengunjung Wot Batu. Racikan itu menggambarkan bagaimana budaya Sunda memengaruhi sosok Sunaryo.

Varian terakhir adalah Suwung, yang bermakna kehampaan yang sehadir-hadirnya. Terinspirasi dari makna spiritual dalam Wot Batu, teh Suwung sarat dengan bahan-bahan yang mencerminkan dualisme kelahiran dan kematian.

Teh hijau dan kurma di dalamnya menggambarkan kehidupan, pandan dan serai hadir sebagai perlambang kematian, serta getah pohon kamper mewakili kehidupan setelah kematian. Menurut Oza, pertemuan kelahiran dan kematian yang saling meniadakan, menghadirkan kehampaan atau suwung.

"Tiga varian tea blending yang saya hadirkan turut menjadi sebuah karya seni teh yang menggambarkan perjalanan manusia mulai dari sumber kehidupan yang berasal dari Ambu atau Ibu, Indriya yang menggambarkan penggunaan indera saat hidup, hingga Suwung yang memiliki filosofi sakralnya kematian," kata Oza.

 

3 dari 4 halaman

Hanya di Wot Batu

Teh racikan Oza ternyata hanya bisa dinikmati pengunjung Wot Batu. Mereka juga menyediakan berbagai pilihan kudapan sebagai teman minum teh sembari menikmati mahakarya Sunaryo.

"Wot Batu adalah sebuah mahakarya seni. Karenanya, kami sangat bangga menjadi partner dalam kolaborasi yang mendukung sebuah pengalaman menyeluruh di Wot Batu ini, mulai dari dilihat, dinikmati, dan dikecap," ujar Oza.

Sebagai pemilik Oza Tea, Oza telah lama berkecimpung di dunia teh dengan menjadi Certified Tea Blender. Ia secara aktif terlibat sebagai juri Tea Master Cup, sebuah kompetisi teh berskala internasional yang memperkenalkan ragam daun teh sekaligus menemukan master teh terampil yang mampu mengolah jenis teh untuk menghasilkan teh terbaik yang siap dikonsumsi.

Diselenggarakan sejak 2013, kompetisi teh bergengsi ini turut mengapresiasi beraneka ragam jenis teh berkualitas premium yang dihasilkan oleh Indonesia dengan cita rasa dan aroma yang begitu nikmat. Pengalaman panjang dan sertifikasi Oza sebagai peracik teh itulah yang mendorong Wot Batu mengajaknya bermitra dalam meracik varian khusus yang menangkap karakter dari karya Sunaryo.  

 

4 dari 4 halaman

Sekilas tentang Wot Batu

Wot Batu Bandung merupakan karya seni pada ruang terbuka yang dibangun oleh perupa senior Sunaryo. Situs batu besar berada di lahan seluas 2.000 meter persegi terletak di Jalan Bukit Pakar, Bandung.

Dalam bahasa Jawa, Wot bermakna 'jembatan'. Selain Batu Air, ada juga Batu Merenung. Dibangun pada 2015, lokasi tersebut dibuka untuk umum sejak 2016.

Ada satu batu yang lain daripada yang lain di Wot Batu. Berjudul Batu Suryamedal, ini satu-satunya batu yang bukan batuan vulkanik, melainkan batu kapur. 

"Jutaan tahunnya, batu ini berada di kawasan perairan dangkal yang terkena cahaya matahari, sehingga muncul kehidupan dari mikro-organisme yang kini memfosil, menimbulkan warna putih yang cantik pada batuan tersebut," tulis akun @wotbatu.

Matahari adalah sumber dari segala bentuk kehidupan. Kini, batu itu dihadapkan ke arah timur dari Wot Batu, tepat ke arah terbitnya matahari. Setiap hari, batu ini disirami cahaya matahari pagi, sebagaimana jutaan tahun yang lalu, ketika kehidupan dimulai. Tempat tersebut juga menjadi buah bibir setelah menjadi tempat pernikahan Tara Basro dan Daniel Adnan pada Juni 2020.