Sukses

Cegah Stunting dan Obesitas dengan Pilih Masak di Rumah

Dengan masak di rumah, kita bisa mengatur asupan makanan sehingga mencegah stunting dan obesitas.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting, menurut laporan Studi Status Gizi Indonesia dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2021. Studi tersebut juga menyebutkan kurang lebih terdapat 5 juta anak Indonesia yang mengalami stunting.

Kemekes mendefinisikan stunting sebagai kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan terjadinya kurang stimulasi. Mendasari hal itu, Cookpad, salah satu platform berbagi masakan ingin turut andil mengatasi masalah stunting dan obesitas di Indonesia dengan mengajak masyarakat Indonesia dengan pilih memasak dalam menerapkan pola makan teratur.

"Menerapkan pola makan dan hidup sehat berawal dari rumah, dengan memilih memasak kita bisa mengatur asupan makanan dan lebih higienis," kata CEO Cookpad Indonesia Soegianto dari keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu 25 Januari 2023. 

Lebih jauh ia mengatakan, selain resep yang mudah dan menyenangkan, Cookpad juga menawarkan inspirasi resep makanan sehat. "Cookpad juga mendorong pengguna kami untuk mempraktikkan diet seimbang setiap hari," kata Soegianto.

Berdasarkan data dan penelusuran Cookpad, minat terhadap resep sehat semakin meningkat. Dalam 3 bulan terakhir tahun 2022, lebih dari 90 ribu pencarian terkait topik resep makanan sehat ditemukan di platform cookpad, dan lebih dari 20 Cookbook resep sehat tercipta diplatform.

Di platform tersebut terdapat resep inspirasi berimbang untuk pengguna dengan mengunjungi website Cookpad atau mengundu aplikasinya. Berkat panduan resep yang ada, masak di rumah pun menjadi lebih mudah.

 

2 dari 4 halaman

Terkait Kondisi Ibu

Menurut dr Marya W Haryono MGizi, SPGK, FINEM, dokter spesialis gizi klinis, kondisi stunting terkait dengan kondisi Ibu ketika persiapan kehamilan, selama kehamilan dan dilanjutkan di masa Ibu menyusui. "Pembiasan pola makan guna memenuhi kecukupan gizi Ibu dan anak pada dua tahun kehidupan pertama perlu diperhatikan, dan hal ini perlu melibatkan peran suami, keluarga besar, dan lingkungan sekitar," ujar dr Marya dalam diskusi bertajuk Lawan Stunting dan Obesitas dengan Isi Piringku! yang digelar Cookpad Indonesia melalui daring.

Lalu bagaimana dengan balita yang terdeteksi stunting setelah dua tahun kehidupan mereka? dr. Marya mengungkapkan salah satu kuncinya berupa disiplin dalam membentuk pola makan anak dan menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi anak ketika makan.

"Makan bareng bersama keluarga dan pengalaman yang menyenangkan ketika makan membantu anak mencontoh untuk tidak memilih-milih makanan," kata dia.

Menerapkan pola makan yang sehat tidak hanya bermanfaat mencegah stunting pada anaktapi juga mencegah obesitas. "Jaga pola makan dengan tiga J yaitu Jumlah, Jenis, dan jadwalasupan makanan teratur," kata Marya.

Hal ini bisa diterapkan dengan menjaga isi piring. "½ isi piring didominasi dengan sayuran dan buah, lalu sisanya dipenuhi dengan protein dan karbohidrat," tambahnya.

Cookpad sekarang ini memiliki pengguna lebih dari 10 juta pengguna di seluruh Indonesia. Cookpad menawarkan inspirasi resep untuk menu masakan sehari-hari. Sebanyak 2.5 juta resepmasakan dapat ditemukan melalui aplikasi Cookpad yang tersedia di Playstore and Apps Store.

3 dari 4 halaman

Protein Hewani Cegah Stunting

Sementara itu, mengutip kanal Health Liputan6.com, 21 Januari 2023, untuk mencegah stunting Kemenkes menggaungkan makanan kaya protein hewani seperti daging, telur, ikan dan susu lantaran asupan jenis ini langsung berhubungan dengan stunting. Pemberian makanan protein hewani, menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI Ni Made Diah, diberikan kepada balita sejak usia 6 bulan ke atas.

Di usia tersebut, anak telah mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang pemberiannya dengan makanan kaya protein hewani.

"Terkait intervensi stunting, Kementerian Kesehatan memiliki tanggung jawab untuk intervensi spesifik. Artinya, yang terkait langsung kesehatan. Fokus intervensi yang dipantau secara intensif mulai dari remaja, kemudian ibu hamil sampai dengan balita," kata Diah menjawab pertanyaan Health Liputan6.com ketika Media Briefing: Peringatan Hari Gizi Nasional 2023, "Protein Hewani Cegah Stunting" Jumat, 20 Januari 2023.

"Untuk balita, yang mana setelah lahir, kita perlu memerhatikan gizi balita mulai dari ASI eksklusif. Kemudian setelah 6 bulan, perlu makanan pendamping ASI yang kami gaungkan kaya protein hewani," lanjutnya.

4 dari 4 halaman

Balita Perlu Dipantau

Kemudian, balita dipantau pertumbuhan dan juga dilihat seberapa besar kenaikan berat badan. "Dengan penimbangan berat badan, kalau dia memiliki masalah kenaikan yang tidak adekuat, kemudian berat badannya kurang menurut umur, itu akan mendapat tata laksana dengan makanan tambahan," sebut Diah.

"Saat nanti dia gizi buruk atau stunting, nanti dia mendapat perawatan di fasilitas kesehatan (faskes)," ia menambahkan.

Selain itu untuk pencegahan stunting untuk kelompok remaja, Kemenkes melakukan pemberian tablet obat penambah darah. Upaya tersebut juga diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah anemia.

"Kami fokus untuk mencegah anemia dengan memberikan tablet tambah darah kepada remaja putri. Kemudian skrining hemoglobin dan pada sasaran ibu hamil, kami memberikan tablet tambah darah," Ni Made Diah melanjutkan.

"Buat ibu hamil ini untuk mencegah anemia. Lalu skrining kehamilan sebanyak sedikitnya enam kali selama hamil," katanya lagi.