Liputan6.com, Jakarta - Presiden Rusia, Vladimir Putin, baru-baru ini, terlihat berpose dengan sepatu hak tinggi. Namun, orang dalam Kremlin, sebutan pemerintah Rusia, mengklaim itu adalah tubuh Putin yang lain.
Mengutip The Sun, Jumat (27/1/2023), Putin mengenakan sepatu itu saat bertemu para siswa di Moskow. Saluran Telegram General SVR, yang mengklaim diberi informasi orang dalam Kremlin, menduga pria dalam foto itu sebenarnya adalah "tubuh kembaran kedua" Putin.
Advertisement
Baca Juga
Pihaknya mengklaim memperhatikan beberapa "perbedaan yang jelas." Salah satunya, potret penampilan pada Rabu, 25 Januari 2023, itu memperlihatkan wajah Putin tersenyum. Adapun video sehari sebelumnya menunjukkan sang diktator tampak murung dengan tangan kanannya tersembunyi dari pandangan.
Ia diduga menggunakan tubuh ganda yang disebut kembaran mirip dirinya beberapa kali dalam satu tahun terakhir, termasuk pada pertemuan puncak di Iran. Kepala intelijen militer Ukraina sebelumnya mengklaim Putin memiliki tiga kembaran "yang bisa ada di mana saja."
Menurut saluran General SVR, Putin mengirimkan satu kembarannya ke Universitas Negeri Moskow Lomonosov pada Rabu untuk Hari Pelajar Rusia. Dikatakan, "Selama pertemuan publik dengan siswa, banyak yang memperhatikan beberapa keanehan dan ciri fisiologis, tremasuk wajah dari sang 'presiden.'"
Kembaran Putin merupakan seseorang yang mirip dengannya, namun tidak seperti aslinya. Tampak sosoknya sama sekali tidak takut berada di dekat sejumlah orang yang kurang dikenal dan sama sekali tidak dikenal, yang bukan tipikal presiden dalam beberapa tahun terakhir.
Perbedaan Wajah
Seorang sumber menyebut, "Perbedaan yang jelas diamati pada wajah pseudo-Putin dan perilakunya. Tulang pipi kiri kembarannya bengkak dan bergerak tidak wajar dengan ekspresi wajah 'presiden.'"
"Bibir atas yang menggantung secara tidak wajar adalah hasil dari 'kembaran' pengganti yang gagal," imbuhnya. Diklaim juga bahwa kembaran Putin telah menjalani terlalu banyak suntikan botoks.Â
Saluran itu menambahkan, "Gaya tertawa kembaran Putin berbeda dari Putin, sementara beberapa gerakan tampak tertahan.Penampilan ganda presiden ini bukan yang paling sukses, tapi tidak ada yang bisa dilakukan karena Putin tidak dapat mengambil bagian dalam acara seperti itu." Â
Putin tiga tahun lalu mengakui bahwa pejabat mendesaknya menggunakan sosok kembaran, tapi ia mengklaim menolak ide tersebut. Sebuah video sebelumnya menunjukkan pertemuan Putin dengan Vyacheslav Gladkov, gubernur wilayah Belgorod yang berbatasan dengan Ukraina dan telah berulang kali dilanda penembakan dalam perang.
Dalam rekaman ini, presiden pada satu titik tampak kesakitan dan tangan kirinya terlihat gelisah memegang wadah pensil.
Advertisement
Diduga Sakit Kritis
Sementara, tangan kanan Putin tetap tidak terlihat saat sesi berlangsung dan wajahnya berkedut beberapa kali. Jenderal SVR telah berulang kali mengklaim tiran itu "sakit kritis" dengan desas-desus yang dipicu wajahnya yang bengkak dan kakinya yang gemetaran.
Dokumen mata-mata yang bocor ke The Sun tampaknya mengonfirmasi bahwa ia menderita kanker pankreas dan penyakit Parkinson stadium awal.
Mengutip kanal Global Liputan6.com, Putin sempat meminta kepala badan intelijennya, Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB), dan sektor keamanan lainn untuk berburu para "pengkhianat, mata-mata, dan penyabot" yang mendukung Ukraina.
"Badan-badan kontraintelijen, termasuk militer, perlu menunjukkan kesiapan dan konsentrasi maksimal," sebut Putin.
Ia juga meminta semua badan keamanan untuk melawan terorisme dan melindungi "tempat-tempat ramai, fasilitas strategis, transportasi, dan infrastruktur energi."
"Penting untuk menghentikan aktivitas khusus dari pihak asing, serta segera mengidentifikasi para pengkhianat, mata-mata, maupun penyabot," ungkap sang predisen menurut laporan Moscow Times.
Mata-Mata
Putin lebih jauh meminta Penjaga Perbatasan FSB untuk melindungi perbatasan Rusia, termasuk wilayah yang dianeksasi yang coba direbut Putin awal tahun ini, dikutip dari Fox News, 21 Desember 2022.
"Anda menghadapi tugas-tugas sulit sekarang," ungkap Putin. "Situasi di Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, serta wilayah Kherson dan Zaporizhzhia sangatlah rumit."
Pasukan Rusia tak hanya gagal bergerak maju di wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir, namun juga telah kehilangan wilayah yang signifikan di Ukraina sejak September 2022, saat tentaranya dipaksa mundur dari Kharkiv.
Pasukan Rusia dipaksa mundur dari kota Kherson pada November 2022 dan menyeberangi Sungai Dnieper yang memisahkan kota itu dari wilayah timur Kherson. Putin juga sempat memerintahkan menteri pertahanannya untuk memberlakukan gencatan senjata selama 36 jam di garis depan perang Ukraina dalam rangka perayaan Natal Kristen Ortodoks yang dimulai pada 6 Januari 2023.
Keputusan Putin memberlakukan gencatan senjata diambil setelah muncul seruan dari Kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriarch Kirill pada Kamis pagi. Kirill meminta semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk berhenti menembak dan membuat gencatan senjata Natal.
Advertisement