Liputan6.com, Jakarta - Nagita Slavina dikenal sebagai selebritas yang punya segudang jadwal kegiatan, namun ia tak membuatnya lupa memerhatikan kebutuhan gizi kedua putranya. Bahkan meski ada Asisten Rumah Tangga (ART), wanita yang akrab disapa Gigi ini pun tak jarang turun tangan sendiri untuk memasak dan menyiapkan sendiri makanan untuk keluarga.
Apalagi sebagai seorang ibu, dirinya sempat merasa khawatir dengan kasus stunting yang salah satu indikatornya bisa dilihat dari kondisi anak kurang berat badan di usia yang seharusnya. Tetapi setelah ikut dalam acara Peringatan Hari Gizi Nasional 2023 bersama kader ibu-ibu yang diinisiasi Royko berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan RI, ia merasa bahwa permasalahan itu tak dialaminya sendirian.
Baca Juga
Acara edukasi masyarakat terkait gizi yang bertujuan menekan angka stunting itu turut menambah pengetahuan untuk Nagita. Ia bahkan ikut berbagi tips seputar gizi sebagai seorang ibu yang juga memiliki anak usia balita.
Advertisement
Saat ditanya menu MPASI Nagita pun tak ragu menjawab. "MPASI andalanku telur dan untuk bayi boleh dua, jadi kalau udah ngga mau makan apa, telur. Mau direbus, kalau snacking aku stock telur rebus," sebut istri Raffi Ahmad itu saat diskusi Hari Gizi Nasional di Jakarta, Jumat (27/1/2023).
Tak hanya memberi telur untuk anaknya, bahkan saat hamil ia juga suka ngemil telur rebus karena mengandung tinggi protein. Kadang kala ia pisahkan bagian putih dan kuningnya, lalu putihnya diberi bumbu penyedap. Ia menyambung, "Tantangan aku, anak 7 tahun yang besar (Rafathar). Kalau yang bayi (Rayyanza yang akrab disapa Cipung) kasih makan apa aja dimakan, siapin gizi seimbang dia mau tapi ketika besar ia bisa memilih.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin yang turut hadir dalam acara menambahkan bahwa telur bisa dikreasikan menjadi banyak menu bahkan hingga 10 menu. "Mau yang sederhana ada telur rebus, telur ceplok, telur dadar, sampai yang namanya eggs bennedict hingga telur balado," tambahnya.
Masak Bergizi Tak Harus Mahal
Sementara itu di acara tersebut Nagita Slavina juga sempat melihat aktivitas para ibu-ibu memasak aneka hidangan sarat gizi. Ia pun menilik menu yang dibuat seperti ikan kembung dan oseng tempe kacang panjang.
Menurutnya masak makanan bergizi tak harus bahan yang dibeli mahal. Seperti garam Himalaya yang sempat viral, ia mengatakan bisa dimulai dari menu sederhana tapi harus lengkap proteinnya.
"Mahal-mahal belum tentu sehat, nggak ada yodiumnya," ungkap Nagita.
Selain itu menurutnya dengan masak di rumah, para ibu juga bisa berhemat dibanding jajan di luar. "Dengan mengatur makan kita iritnya jadi lebih banyak. Makan dulu, kenyangin dulu di rumah. Duit jajan bisa dikumpulin," sambungnya lagi.
Selain itu buat menu lebih beragam, salah satu menu yang akhirnya terpikirkan ingin ia buat adalah sup jagung daun kelor yang ternyata kandungannya luar biasa dan memiliki antioksidan tinggi dengan rasa enak. "Bosen makan sayur-sayuran bisa alternatif daun kelor, kalau dimakan nyes.. nggak bosen cuma bayam," tukasnya.
Advertisement
Status Gizi Indonesia
Diketahui hingga tahun 2022, Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, menunjukkan prevalensi balita stunting berhasil ditekan hingga 21,6 persen yang turun dari tahun sebelumnya 24,4 persen. Namun untuk mengejar ambisi pemerintah menekan angka stunting hingga 14 persen pada 2024, intervensi dari gotong royong multi-sektor berperan penting.
Penekanan stunting melalui penerapan konsumsi gizi seimbang berkaitan erat agar meningkatkan perkembangan baik generasi emas dengan kualitas sumber daya manusia yang unggul menuju visi Indonesia Emas 2045. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia masih memiliki tiga beban masalah gizi yang dapat menghambat pembangunan kesehatan dan kualitas masyarakat.
Tiga beban ini adalah kekurangan gizi makro seperti protein, dan air, kekurangan gizi mikro yang mencakup asupan vitamin dan mineral, serta kelebihan gizi. Selain itu, malnutrisi pada ibu hamil dan balita, serta pola makan yang tidak sehat juga menjadi faktor risiko penyakit dan dapat mempengaruhi capaian pembangunan kesehatan ke depan.
Kesadaran Pentingnya Gizi
Pendekatan tentang kesadaran akan pentingnya pemenuhan gizi seimbang penting dilakukan dari semua pihak dan bisa dimulai dari rumah, lingkungan, dan sekolah. "Peringatan Hari Gizi Nasional adalah momentum yang tepat memperkuat kolaborasi yang sudah terjalin untuk meningkatkan kesadaran guru, orang tua, dan anak-anak tentang pentingnya menjaga kesehatan dan memenuhi kebutuhan gizi agar generasi muda Indonesia bisa tumbuh sehat, semangat belajar, sehingga mereka bisa mencapai cita-citanya di masa depan menuju Indonesia Emas 2045," jelas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim dalam video rekaman yang disiarkan saat Hari Gizi Nasional.
Lebih jauh Menteri Nadiem menjelaskan edukasi kepada anak-anak sedari dini mengenai kebiasaan konsumsi makanan bergizi seimbang yang sangat penting menekan angka stunting. "Kemendikbudristek sendiri memiliki kampanye Sekolah Sehat yang diluncurkan pada tahun 2022 di mana salah satu materi pembelajarannya adalah mengenai nutrisi untuk anak. Gerakan Sekolah Sehat ada tiga pilar, salah satu pilarnya adalah Sehat Bergizi, fokus pembiasaan makan dan minum dengan gizi seimbang,” tambah Menteri Nadiem.
Advertisement