Liputan6.com, Jakarta - Wisata urban telah jadi salah satu tren yang berkembang di masa pandemi COVID-19. Daya tariknya memang meliputi banyak hal. Namun, yang belakangan mulai dilirik secara lebih serius adalah taman kota.
Secara khusus, ruang terbuka hijau ini tidak semata menawarkan kelapangan di tengah sibuk pergerakan kota. Tidak jarang di antara taman kota itu yang mengambil peran tematik, seperti Taman Literasi Martha Christina Tiahahu.
Advertisement
Baca Juga
Taman kota di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, ini merupakan ruang publik hijau di Kawasan Berorientasi Transit Blok M dan Sisingamangaraja, menurut Corporate Secretary Manager PT Integrasi Transit Jakarta, Nadiya Fithriya. Taman ini dibangun dan dikelola salah satu anak perusahaan PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Transportasi Jakarta (TJ), yaitu PT Integrasi Transit Jakarta," katanya melalui pesan pada Liputan6.com, Sabtu, 28 Januari 2023.
Ia menyambung, "Taman ini dibangun di area yang memiliki pendekatan pembangunan di kawasan mudah dijangkau transportasi publik, dalam hal ini adalah MRT Jakarta dan Transjakarta. Selain itu, Taman Literasi juga dibangun sebagai salah titik temu para penggiat literasi, para penulis, para penerbit, dan ekosistem penerbitan dengan masyarakat umum yang memiliki minat pada karya literasi."
"Sebagai bagian dari UNESCO Creative City of Literature, masyarakat diharapkan dapat dengan mudah mengakses sekaligus mengaktivasi ragam kegiatan literasi di taman," sebut Nadiya. "Filosofi bentuk ruang dan bangunan taman mengangkat karakter dan cerita sosok Martha Christina Tiahahu yang merupakan pejuang kemerdekaan wanita dari tanah Maluku."
"Terdapat ruang dengan garis imaginer yang berorientasi menuju tanah kelahiran Martha Christina Tiahahu di Nusalaut, Maluku Tengah," imbuhnya.
Memanfaatkan Tren Wisata Urban
Memanfaatkan ceruk tren wisata urban, Nadiya menyebut, pihaknya berkolaborasi dengan berbagai komunitas dan stakeholders, seperti mitra, Pemerintah Kota Jakarta Selatan, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam melakukan berbagai aktivitas, yang mana keseluruhannya dapat dicek melalui tagar #kembaliketaman dan #kolaborasibangunJakarta.
"Jadi, Taman Literasi tidak hanya sebagai ikon taman publik, tapi juga ruang terbuka yang edukatif bagi masyarakat untuk berkumpul dengan pasangan, teman, dan keluarga," ucapnya.
Sementara itu, fenomena wisata urban juga booming di kota Semarang, Jawa Tengah. Selain mengandalkan nama-nama populer, seperti Kota lama, Lawang Sewu, dan Sam Poo Kong, taman kota juga menjelma jadi daya tarik Kota Lumpia.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, R Wing Wiyarso Poespojoedho, mengatakan melalui pesan, Sabtu, 29 Januari 2023, "Taman-taman dibangun pemerintah kota (Semarang)Â melalui dinas teknis untuk mempertahankan dan menambah ruang terbuka hijau."
"Selain itu, taman-taman ini juga sebagian difungsikan untuk jadi ruang interaksi antarwarga," lanjutnya. "Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang memberi sentuhan dengan penampilan atraksi musik antara lain Rabu keroncong."
Advertisement
Ragam Pertunjukan
Secara bergantian, Wing menyebutkan, Rabu keroncong diadakan di Taman Nada, Taman Kasmaran, dan Taman Srigunting Kota Lama. "Taman kota sangat berpotensi jadi destinasi wisata urban dengan meningkatkan frekuensi dan memperluas cakupan taman sebagai lokasi pertunjukan, baik seni pertunjukan ataupun seni musik," tuturnya.
Ia berbagi, "Selama beberapa waktu, sudah dilaksanakan sejumlah pertunjukan wayang on the street di open teater Kota Lama yang ternyata banyak sekali penontonnya, sehingga tidak menutup kemungkinan (pertunjukan ini_ terus dipertahankan dan ditingkatkan."
"Sejak sebelum pandemi, ruang-ruang terbuka di seputar Kota Lama juga (sudah) jadi tempat pertunjukan kreativitas anak muda," sebutnya, menambahkan bahwa pertunjukan musik ini bisa dalam format musik akustik maupun atraksi permainan ragam alat musik, termasuk biola.
Kembali ke Jakarta, Taman Literasi saat ini memiliki berbagai pojok taman untuk dapat dinikmati masyarakat, seperti Ruang Baca, di mana publik bisa melakukan berbagai aktivitas, termasuk membaca buku secara gratis.
"Ruang baca juga didesain mengikuti tren work from anywhere," Nadiya mengatakan. "Kemudian, ada Plaza Anak; Plaza Kabaresi; Taman Atap Abubu; Plaza Bunga; dan berbagai tenant yang saat ini sudah mulai beroperasi."
Dijanjikan Terus Berkembang
Utamanya, Taman Literasi memang menargetkan seluruh masyarakat di Kota Jakarta. Namun, pihaknya juga tidak menutup kemungkinan adanya pengunjung dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan luar negeri.
Dalam pengembangan, Integrasi Transit Jakarta (ITJ) akan terus berkolaborasi dan berinovasi melakukan berbagai kegiatan di Taman Literasi untuk mengedepankannya sebagai kawasan edutainment. "Sejak Oktober 2022 atau sejak dioperasikan sampai Januari 2023, Taman Literasi mencatat sebanyak 112.332 pengunjung," sebut Nadiya.
Ia menyambung, "PT ITJ akan terus berupaya jadi bagian dari city regenerator. Tagar #UbahJakarta yang digaungkan MRT Jakarta dan #kolaborasiBangunJakarta yang kami gaungkan akan terus kami jadikan acuan dalam proses bisnis kami yang fokus untuk pengembangan kota."
Taman kota, bersama ruang publik lainnya di Kota Semarang, juga dijanjikan akan terus dikembangkan. Kegiatan-kegiatan di ruang publik, menurut Wing, akan membuat Kota Sematang "lebih hidup," sehingga wisatawan yang berkunjung ke sana semakin betah dan tinggal semakin lama.
"Dengan sendirinya, perpanjangan lama tinggal wisatawan akan berdampak pada peningkatan ekonomi lokal, pendapatan daerah, dan kesejahteraan masyarakat," tutupnya.
Advertisement