Kesan Pria Asing Pertama Kali Coba Makanan Indonesia di Kanada, Ada Nasi Goreng dan Nasi Padang

Unggahan ini lantas menarik banyak perhatian warganet. Beragam komentar memenuhi unggahan ini. "Di Indonesia, nasi Padang nggak serapi itu," komentar seorang warganet. "Gimana bisa nikmatin rasa nasi Padang kalau kepisah gitu," komentar warganet lainnya.

"Pakai sendok kak, bukan garpu, makan nasi gorengnya," tulis warganet lainnya. Sampai berita ini ditulis, unggahan tentang makanan Indonesia di restoran Kanada itu sudah disaksikan lebih dari 2,4 juta kali dan disukai lebih dari 324 ribu kali.

Nasi Padang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang terkenal hingga ke berbagai negara. Kuliner Sumatra Barat ini terkenal dengan rasanya yang enak karena menggunakan berbagai rempah.

Dengan harga terjangkau, nasi Padang juga mudah ditemukan, termasuk di luar negeri seperti di Singapura. Meski begitu, ada pula beberapa restoran Padang yang terkenal dengan harga selangit.

Namun, hal tersebut juga didukung dengan rasa dan kualitas makanan yang tidak main-main. Tapi, bagaimana jadinya bila Anda membeli nasi padang harga selangit, namun isinya jauh dari ekspektasi? Pengalaman itu baru-baru ini dialami seorang pria di Singapura.

Dikutip dari Stomp Straits Times, Kamis, 22 Desember 2022, seorang pria sempat menyambangi sebuah warung nasi Padang di kawasan blok 27, Jalan Besar, Singapura. Momen makan nasi Padang ini justru jadi pengalaman apes baginya karena tidak sesuai dengan ekspektasi. Dengan harga Rp63 ribu, pria tersebut justru mendapatkan porsi lauk yang tak sesuai.

Dengan harga Rp63 ribu, pria tersebut justru mendapatkan porsi lauk yang tak sesuai. "Saya sangat sedih dan marah saat bertanya harga (seporsi nasi padang) pada pemilik kedai," ujarnya. Lantaran harganya yang cukup mahal, pria itu mengaku cukup emosi ketika mendapati porsi nasi padang yang tak sesuai harapan.

Pria tersebut mengaku hanya mendapat potongan ayam sebesar 5x5 cm. Selain ayam, piring nasi Padangnya juga hanya berisi sayur tauge. Dilihat dari lauk dan sayurnya saja, hidangan ini harusnya tak sampai puluhan ribu rupiah.

Saking kesalnya, pria tersebut mengaku menyesal telah membeli nasi Padang di kedai tersebut. Alih-alih nasi Padang, uang yang ia bayar menurutnya lebih pantas untuk dipakai membeli paket makanan di restoran cepat saji. Bila dilihat kolom komentar di unggahan publikasi itu, ternyata banyak pula warganet yang setuju dengan pernyataan pria tersebut.

Di sisi lain, makin banyak diaspora Indonesia yang berbisnis kuliner di luar negeri. Yang terbaru adalah restoran Indonesia milik Fenny Bauty yang baru buka di Belanda. Waroeng Boendo, nama restoran itu, resmi dibuka pada Sabtu, 7 Januari 2023, pukul 12.00 waktu setempat.

Dalam video Youtube Reza in Holland yang diunggah Rabu, 11 Januari 2023, ia menjelaskan restoran itu letaknya di tengah kota, dengan kanan kiri adalah deretan toko berbeda, sehingga pengunjung yang naik mobil pribadi harus berjalan kaki untuk sampai di restoran.

Sesampainya di restoran, Reza yang berencana menyicipi makanan bersama teman-teman sesama orang Indonesia, malah tidak kebagian. Rupanya, makanan di warung tersebut sudah habis terjual hanya dalam dua jam.

Fanny mengaku sejumlah pelanggan bahkan sudah antre sebelum restoran dibuka. Mereka penasaran ingin menyantap makanan khas Indonesia. "Ini saya sampai nggak duduk nih, baru aja ditinggal buat shalat," ujarnya dalam video vlog tersebut. Restoran itu sekaligus menjadi tempat tinggalnya bersama suami.

Fenny membuka restoran itu bersama rekannya bernama Lili. Mereka berdua yang memasak semua menu. Menu utamanya adalah masakan padang, seperti rendang dan dendeng balado, yang ditaruh di meja etalase seperti di toko bakery.

"Yah, dendeng baladoku tinggal segitu. Acar kuning, tadinya padahal full, penuh semua," celoteh ibunda Shireen Sungkar menjelaskan jualannya seraya menjelaskan itu merupakan satu-satunya restoran masakan Indonesia di daerah tersebut.

Pada hari pembukaan, ia dan Lili juga membuat nasi kuning. Saking banyak peminat, ia sampai membuat nasi kuning tiga kali di dandang berukuran lima kilogram. Ia pun tak punya lagi stok beras. "Ada kali ya 300 sampai 400 orang hari ini," tuturnya