Liputan6.com, Jakarta - Tingkah aneh sejumlah hewan sebelum guncangan dahsyat gempa Turki tengah jadi sorotan. Dilaporkan bahwa sebelum gempa meratakan bangunan dan menewaskan belasan ribu jiwa, burung-burung sempat terbang tidak menentu di atas gedung-gedung yang tertutup salju, sementara anjing melolong keras.
Pengguna media sosial mengklaim hewan-hewan itu berperilaku aneh sebelum gempa besar berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Turki dan Suriah pada Senin pagi, 6 Februari 2023. Anggapan hewan dapat memprediksi bencana pun tengah ramai diserukan. Jadi, benarkah demikian?
Advertisement
Baca Juga
Kendati rekaman "tingkah aneh hewan" sebelum gempa Turki itu belum terkonfirmasi, dikutip dari Washington Post, Kamis (9/2/2023), gagasan bahwa hewan dapat mendeteksi gempa yang kuat sebelum manusia telah jadi teori sejak zaman kuno. Ada juga penelitian ilmiah yang mendukungnya.
Sama seperti mesin seismologis yang dapat mendeteksi getaran yang tidak terdeteksi tubuh manusia, hewan "lebih siap" dalam merasakan gempa awal yang bergerak melalui Bumi beberapa detik sebelum gelombang gempa yang lebih kuat melanda, kata para ilmuwan. Mereka bahkan mungkin dapat merasakannya sebelum gempa, kata beberapa peneliti.
Menurut Survei Geologi AS (USGS), perilaku hewan yang tidak normal pada detik-detik sebelum gempa dijelaskan perbedaan antara dua bentuk gelombang seismik. Gelombang primer, atau P, adalah yang pertama dipancarkan dari gempa, bergerak dengan kecepatan beberapa km per detik dari pusat gempa.
Ini lebih terlihat pada hewan, kata USGS. Gelombang P diikuti gelombang sekunder atau gelombang S yang lebih kuat, yang mengguncang tanah dengan gerakan memutar.
Hewan Deteksi Gempa Lebih Baik dari Mesin Modern?
"Sangat sedikit manusia yang memperhatikan gelombang P yang lebih kecil yang bergerak paling cepat dari sumber gempa dan tiba sebelum gelombang S yang lebih besar," kata pedoman USGS. "Tapi, banyak hewan dengan indra yang lebih tajam mampu merasakan gelombang P beberapa detik sebelum gelombang S tiba."
Getaran awal, yang dideteksi dan dianalisis mesin seismologi, juga digunakan sistem peringatan dini untuk meramalkan gempa, biasanya dengan peringatan kurang dari satu menit. Tapi, bisakah hewan merasakan gempa lebih awal, dan lebih baik dari mesin modern?
Sementara manusia selama ribuan tahun telah secara anekdot mengamati hewan yang tampaknya mendeteksi gempa beberapa menit atau jam sebelum terjadi, sains lebih suram. Seorang peneliti mengatakan hewan mungkin dapat merasakan gempa, bahkan sebelum gempa pertama terjadi.
"Kami memiliki indikasi yang sangat baik bahwa hewan benar-benar merasakan prekursor gempa, dan itu bukan aktivitas seismik," kata Martin Wikelski, direktur Institut Perilaku Hewan Max Planck yang memimpin studi tentang topik ini.
Advertisement
Pengamatan terhadap Hewan
Dalam studi peer-review yang diterbitkan pada 2020, para peneliti menempelkan tanda elektronik pada sapi, anjing, dan domba di sebuah peternakan Italia untuk mengamati pergerakan mereka selama beberapa bulan ketika gempa terdeteksi di dekatnya. Mereka menemukan bahwa hewan tersebut luar biasa "superaktif."
Ini dijelaskan dengan "bergerak terus menerus selama lebih dari 45 menit, sebelum tujuh dari delapan gempa besar terdeteksi di dekatnya." Penelitian, yang dilakukan dengan perangkat yang Wikelski gambarkan sebagai "ponsel kecil untuk hewan," menunjukkan bahwa hewan mungkin dapat mendeteksi gempa berpotensi lebih dari 12 jam sebelum manusia.
Alasan hewan bereaksi tidak biasa belum jelas, katanya. "Ada indikasi bahwa mereka dapat memberitahu kita sesuatu. Bagaimana mereka melakukannya, kami belum tahu," ia mengatakan. Wikelski percaya bahwa kemampuan mereka merasakan bahaya mungkin terkait kemampuan mereka berkomunikasi satu sama lain.
"Sapi-sapi itu awalnya hanya diam. Mereka tidak bergerak sama sekali, dan hal itu membuat anjing-anjing itu sangat gugup, dan mereka mulai jadi gila, menggonggong. Kemudian, domba jadi gila. Secara keseluruhan, itu membuat sapi-sapi akhirnya menggila," paparnya.
Anekdot
Dalam studi Wikelski, hewan mungkin dapat mendeteksi gempa lebih awal hingga 19 km dari pusat gempa, katanya. Ia bermaksud melakukan lebih banyak penelitian, kemungkinan apakah hewan ternak bereaksi terhadap kadar besi yang dilepaskan di udara oleh tekanan bawah tanah.
"Ada faktor-faktor lain yang tampaknya dipahami hewan-hewan ini, tapi itu masih belum terungkap," kata Wikelski.
Namun, tinjauan tahun 2018 terhadap 700 klaim yang tercatat tentang perilaku hewan abnormal sebelum gempa membutuhkan lebih banyak bukti sebelum menarik kesimpulan. Para peneliti memusatkan perhatian pada pertanyaan apakah hewan dapat memiliki kemampuan mendeteksi gempa sebelum mesin seismik.
Di antara hipotesanya, tercatat salah satu kisah anekdot paling awal, yang dikaitkan dengan penulis Romawi Aelian, merinci bagaimana tikus, ular, kelabang, dan kumbang melarikan diri dari kota Helike sebelum dihancurkan gempa dan tsunami pada 373 SM. Pada 2016, 15 menit sebelum gempa melanda Oklahoma, burung terbang dalam jumlah yang sangat signifikan sehingga ribuan di antaranya dapat diamati di udara dengan teknologi radar.
Advertisement