Sukses

Protes Massa di Peru Mereda, Layanan Kereta ke Machu Picchu Kembali Dibuka

Meski layanan kereta ke Macchu Picchu dioperasikan kembali, sektor pariwisata di Peru masih belum memperlihatkan tanda-tanda perbaikan.

Liputan6.com, Jakarta - Layanan kereta api ke Machu Picchu yang bersejarah di Peru sebagian dilanjutkan pada Rabu, 8 Februari 2023. Layanan kereta ini diaktifkan kembali setelah hampir tiga minggu ditangguhkan akibat protes anti-pemerintah.

Dikutip dari CNA, Kamis, 9 Februari 2023, layanan ke destinasi wisata andalan Peru itu dilanjutkan karena penduduk setempat ingin kembali ke kota kecil di kaki situs Inca kuno. Meski begitu, Benteng Machu Picchu tetap ditutup.

Kereta pertama tiba di kota kecil itu tepat setelah fajar pada Rabu dengan sekitar 80 orang di dalamnya, termasuk segelintir wisatawan, menurut laporan wartawan AFP. Kereta berangkat lagi dengan sekitar 280 penumpang.

Kota itu menderita banyak kekurangan setelah terputus selama 18 hari. Kereta adalah satu-satunya cara untuk mencapai kota selain dengan berjalan kaki dan memakan waktu satu setengah jam dari kota wisata Ollantaytambo.

Pada Selasa, 7 Februari 2023, pemerintah kota Machu Picchu mengatakan "kekurangan makanan, obat-obatan, tenaga kesehatan dan pasokan darurat". Untuk saat ini kereta api akan melakukan dua perjalanan sehari pada Rabu dan Minggu.

Peru digoyang protes massal selama dua bulan terakhir yang dilancarkan para pendukung mantan Presiden Pedro Castillo. Ia dimakzulkan dan ditangkap pada 7 Desember 2023 setelah berusaha membubarkan parlemen dan kabinet melalui dekrit.

Hingga kini setidaknya 48 orang tewas sejak itu dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran. Para pengunjuk rasa memblokir banyak jalan dan meletakkan batu di rel kereta api yang melayani rute ke Machu Picchu.

 

 

 
2 dari 4 halaman

Merugi 6,2 Juta Dolar AS

Pariwisata sangat penting bagi perekonomian Peru dengan negara yang menarik 4,5 juta pengunjung setiap tahun. Sekitar 4.000 pengunjung setiap hari melewati kota Cusco di Andean, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO dan gerbang untuk menjelajahi Machu Picchu dan reruntuhan Inca di sekitarnya.

Kementerian pariwisata memperkirakan pada akhir Januari, sektor ini telah merugi 6,2 juta dolar AS atau setara Rp93,7 miliar akibat krisis politik. Masih belum ada rencana pasti untuk pembukaan kembali Machu Picchu.

Sebelumnya, Peru menutup situs wisata terkenalnya Machu Picchu pada Sabtu, 21 Januari 2023. Ini setelah pihak berwenang mengusir pengunjuk rasa dari sebuah universitas Lima tempat mereka berlindung saat mereka demonstrasi anti-pemerintah tanpa henti di ibu kota.

Protes menuntut pengunduran diri Presiden Peru Dina Boluarte telah berlangsung sejak awal Desember 2022. Sampai 21 Januari 2023, aksi demonstrasi itu menyebabkan 46 orang tewas dan mendorong pemerintah memberlakukan keadaan darurat di daerah yang dilanda kekerasan.

Pihak berwenang mengumumkan pada Sabtu bahwa pengunjuk rasa lain telah meninggal setelah demonstrasi di selatan negara itu, dengan korban tiba sudah meninggal di rumah sakit setempat di wilayah Puno. Sebelum penutupan Machu Picchu, layanan kereta api ke lokasi tersebut telah dihentikan karena kerusakan jalur oleh para demonstran.

3 dari 4 halaman

Turis Terisolir

Sedikitnya 400 orang, termasuk 300 orang asing, terdampar di kaki situs, di kota Aguas Calientes, dan memohon untuk dievakuasi. "Penutupan jaringan jalur Inca dan benteng Machu Picchu telah diperintahkan karena situasi sosial dan untuk menjaga keselamatan pengunjung," kata Kementerian Kebudayaan dalam pernyataan hari Sabtu.

"Kami tidak tahu apakah kereta akan menjemput kami. Semua turis di sini mengantri untuk mendaftar untuk evakuasi," kata turis Chili Alem Lopez kepada AFP, Jumat, 20 Januari 2023.

Turis "tidak dapat pergi karena rel kereta api telah rusak di berbagai tempat," kata Menteri Pariwisata Luis Fernando Helguero. "Beberapa turis memilih jalan kaki ke Piscacucho, tapi itu memakan waktu enam jam atau lebih dan sangat sedikit orang yang bisa melakukannya," katanya.

Piscacucho adalah desa terdekat dengan Machu Picchu yang terhubung dengan jalan raya. Pada Desember, beberapa ratus turis yang terlantar dievakuasi dari dekat lokasi.

Di Lima, lokasi mobilisasi massa selama dua hari oleh para demonstran dari wilayah Andean yang miskin di negara itu baru saja berakhir, situasi hari Sabtu tetap tegang. Pasukan keamanan menggunakan kendaraan lapis baja untuk menerobos gerbang Universitas San Marcos di pusat kota, dalam upaya untuk mengusir beberapa pengunjuk rasa yang tidur di sana.

 
4 dari 4 halaman

Situasi Panas

Sepasukan polisi menggeledah para penghuni, terkadang memaksa mereka untuk berbaring di tanah, kata wartawan AFP. Banyak pengunjuk rasa ditahan oleh polisi. "Saya punya kerabat yang ada di sana. Saya khawatir," kata Luz Maria Ramirez, 62, yang berasal dari Andahuaylas di selatan negara itu. "Saya tidak tahu apa yang dituduhkan kepada mereka."

Para pengunjuk rasa berusaha untuk terus menekan pemerintah Peru, menentang keadaan darurat yang sekarang mencakup hampir sepertiga negara. Uni Eropa sempat mengutuk kekacauan dan "jumlah korban yang sangat besar", menyerukan solusi politik damai di Peru.

"Protes sosial damai yang menghormati supremasi hukum sah dalam masyarakat demokratis," kata blok tersebut dalam sebuah pernyataan. "Uni Eropa menegaskan kembali kecamannya atas tindakan kekerasan yang meluas serta penggunaan kekuatan yang tidak proporsional oleh pasukan keamanan."

Kerusuhan sipil dimulai setelah penggulingan pendahulu Boluarte, Pedro Castillo. Mantan guru sekolah pedesaan itu dicopot dari jabatannya dan ditangkap pada 7 Desember 2022 setelah berusaha membubarkan badan legislatif dan pemerintahan negara dengan keputusan, di tengah berbagai penyelidikan korupsi. Di antara 46 yang tewas, 45 adalah pengunjuk rasa dan satu adalah seorang petugas polisi.

Video Terkini