Sukses

Akhir Teka-teki Siamang Hamil walau Tinggal Sendirian di Kandang Kebun Binatang Jepang

Momo, siamang berusia 12 tahun, mengejutkan penjaganya di Kebun Binatang dan Kebun Raya Kujukushima di Nagasaki pada Februari 2021 saat ia melahirkan walau tidak diketahui memiliki pasangan jantan.

Liputan6.com, Jakarta - Penjaga kebun binatang Jepang percaya bahwa mereka telah memecahkan teka-teki seekor siamang bisa hamil meski tinggal sendirian di kandangnya. Momo, siamang berusia 12 tahun, mengejutkan penjaganya di Kebun Binatang dan Kebun Raya Kujukushima di Nagasaki pada Februari 2021 saat ia melahirkan walau tidak diketahui memiliki pasangan jantan. 

Dua tahun kemudian, dikutip dari CNN, Sabtu, 11 Februari 2023, setelah tes DNA dilakukan pada bayinya, kebun binatang telah mengetahui siapa ayahnya. Pihaknya bahkan memiliki teori tentang bagaimana siamang kawin.

Tes menunjukkan bahwa ayahnya adalah Ito, siamang lincah berusia 34 tahun, yang berada di kandang yang berdekatan dengan Momo saat ia hamil. Pihak kebun binatang mengatakan bahwa Momo dan Ito berhasil kawin melalui lubang kecil di pelat baja di antara kandang mereka.

Lubang tersebut berdiameter sekitar 9 milimeter. Bayi siamang yang belum dinamai itu sekarang memiliki berat sekitar 2 kilogram dan "tumbuh sehat" di bawah perhatian penuh kasih Momo, kata pengelola kebun binatang. "Ini adalah kehidupan berharga yang lahir ke dunia, kami akan terus merawatnya dengan baik dan berharap ia akan berumur panjang," kata wakil direktur kebun binatang, Hideki Hisano.

Siamang merupakan spesies kera terkecil, tapi mereka memiliki suara nyanyian nyaring yang telah berkembang jadi bahasa yang rumit. Hewan ini dapat berayun dari cabang ke cabang dengan kecepatan hingga 56 km/jam.

 

2 dari 4 halaman

Spesies Terancam Punah

Ada lusinan spesies siamang yang berasal dari sebagian Asia, mulai dari timur laut India, Cina, hingga Kalimantan, Indonesia. Populasi siamang lincah di alam semakin berkurang dan telah terdaftar sebagai spesies terancam punah di International Union for Conservation of Nature.

Habitatnya terancam aktivitas manusia, seperti penggundulan hutan, pertambangan, dan pembangunan jalan. Sebelum kabar tentang siamang, seorang simpanse di Kebun Binatang China dilaporkan marah, melempar balik botol minuman ke arah pengunjung.

Sebuah rekaman keamanan menunjukkan seorang pria melemparkan botol air plastik ke arah kandang simpanse di Kebun Binatang Ekologi Changsha di China selatan pada 29 Januari 2023. Mengutip New York Post, 4 Februari 2023, Newsflare melaporkan bahwa pria itu berusaha memprovokasi hewan itu untuk menyerang balik.

Begitu simpanse bernama Diu Na Xing ini menyadarinya ada botol jatuh di kandangnya, ia mengambilnya dan mulai membenturkannya ke tanah sebelum melemparkannya kembali ke arah kerumunan turis. Alis seorang gadis diduga berdarah setelah terkena botol plastik. Layar ponselnya juga retak.

 

3 dari 4 halaman

Meningkatkan Pemeriksaan

Gadis itu terlihat memegangi wajahnya dan berjalan menjauh dari kandang simpanse. Wisatawan sebelumnya sudah diimbau untuk tidak menggoda primata yang terkenal suka melempar batu, lumpur, dan barang-barang lain.

Departemen publikasi Kebun Binatang Ekologi Changsha melaporkan kasus tersebut pada manajemen dan mengatakan mereka akan meningkatkan pemeriksaan di kandang. Insiden itu menyebabkan kemarahan dan kekhawatiran online.

"Saya pernah ke sana sebelumnya dan benar-benar bisa merasakan kemarahannya. Saya melihat beberapa turis memprovokasi terlebih dahulu sebelum melawan," kata seseorang warganet, sementara yang lain berkomentar dengan kesal, "Lemparkan pria itu ke kandang simpanse."

Masih tentang kebun binatang, namun bukan lagi soal kemarahan hewan. Kebun binatang di Toronto, Kanada telah dilaporkan menawarkan cara unik merayakan Valentine's Day. Mereka mempersilakan para pengunjung memberi nama kecoak untuk "menghormati seseorang."

Melansir Global News, 17 Januari 2023, Konservasi Margasatwa Kebun Binatang Toronto, mitra kebun binatang yang berfokus pada memerangi kepunahan hewan, adalah pihak di belakang rencana tersebut.

4 dari 4 halaman

Galang Donasi

"Mawar itu merah, violet itu biru… Apakah ada seseorang dalam hidup yang mengganggu Anda? Buat mereka merinding di Hari Valentine dengan menamai kecoak untuk menghormati mereka," goda halaman web konservasi satwa liar itu.

Mereka yang berdonasi akan diberikan sertifikat digital dengan nama kecoak, grafik digital yang dapat dibagikan, serta tanda terima pajak. Donasi minimum program ini adalah 25 dolar AS (sekitar Rp378 ribu).

Namun demikian, Kebun Binatang Toronto dan Toronto Zoo Wildlife Fund mengatakan ada batasan "penamaan, ujaran kebencian, dan kata-kata kotor" yang tidak akan ditoleransi. Pihaknya menjelaskan, "Kecoak memainkan peran ekologis yang sangat integral di rumah hutan hujan mereka dengan membantu membusukkan serasah hutan dan kotoran hewan dan, pada gilirannya, jadi makanan bagi banyak hewan lain."

Ini merupakan tahun pertama Konservasi Margasatwa Kebun Binatang Toronto mengadakan inisiatif tersebut, menurut The Star. Kelsey Godel, pengurus donasi dan koordinator keterlibatan untuk Toronto Zoo Wildlife Conservancy, mengatakan bahwa kebun binatang memutuskan memulai kampanye karena mereka "mengakui bahwa Hari Valentine tidak menyenangkan untuk semua orang."

Pihaknya juga mengatakan "terinspirasi" oleh beberapa kebun binatang di AS yang telah menggalang dana serupa.