Liputan6.com, Jakarta - Jembatan Kaca Bromo akhirnya menampakkan wujudnya. Dalam unggahan terbaru, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memperlihatkan ikon baru destinasi wisata di Gunung Bromo tersebut.Â
"Kapan terakhir kali ke Bromo ? Nah, saat ini di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru (BTS) punya satu lagi ikon yang tidak boleh dilewatkan yaitu Jembatan Kaca Seruni Point," tulis Khofifah, dikutip dari Instagram resminya @khofifah.ip, Jumat (17/2/2023).Â
Advertisement
Baca Juga
Ia menjelaskan bahwa jembatan kaca yang membentang sepanjang 120 meter dengan lebar 1,8 meter di atas jurang dengan kedalaman 80-100 meter ini menawarkan uji adrenalin sekaligus pemandangan menakjubkan. "Fyi, jembatan ini adalah karya anak bangsa yang dikomandani Kementerian PUPR," sambungnya lagi.
Menurut Khofifah ,sekarang ini Jembatan Kaca Seruni Point sedang memasuki tahap finishing. Jika tidak ada halangan, akan dibuka untuk umum Oktober 2023. "Yuk, jadwalkan segera liburan ke Bromo," ajaknya kepada para pengikutnya.Â
Mengutip dari kanal Surabaya Liputan6.com, pihak kontraktor sedang menyelesaikan kaki pondasi di kedua ujung Jembatan Kaca Bromo. Jembatan Kaca Seruni Point mampu menampung hingga 100 orang sekaligus.
"Saya berharap dengan adanya jembatan kaca di TNBTS akan memberikan referensi sekaligus replikasi jembatan kaca baru lainya supaya bisa dibangun di banyak titik di Jatim," tambah Khofifah. Dia menyebut jembatan kaca juga akan dibangun di kawasan Tumpak Sewu yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Malang dengan air terjun yang sangat eksotik.
Sempat Terpeleset
Peristiwa kurang menyenangkan terjadi ketika Khofifah meninjau Jembatan Kaca Bromo pada Rabu, 15 Februari 2023. Ia terpeleset lantaran terdorong anggota rombbongan yang juga terpeleset.
Di video yang beredar, rombongan Khofifah berjalan melintasi jembatan kaca yang tengah diuji coba. Di tengah perjalanan, mendadak ada salah satu anggota rombongan dibelakang Khofifah yang terpeleset jatuh dan tubuhnya menubruk Khofifah. Refleks, Khofifah pun ikut jatuh akibat kejadian tersebut.
Khofifah mengaku jembatan kaca itu licin saat dilewati sebab turun hujan. Karenanya, ia meminta agar disediakan alas kaki khusus untuk pengunjung saat jembatan diresmikan dan dibuka untuk umum. "Saya sempat terpeleset tadi, karena kondisinya memang licin. Tapi jembatan kaca ini adalah karya yang luar biasa dan semoga bisa segera diselesaikan," katanya lagi.Â
Jembatan tersebut menghubungkan antara kawasan wisata Seruni Point dengan shuttle area pemandangan Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru.
Advertisement
Perpanjang Masa Inap
Setelah meninjau jembatan kaca Seruni Point Bromo, Khofifah menyempatkan diri menanam tanaman edelweiss jenis A. Longifolia di halaman kantor TNBTS wilayah Probolinggo. Tanaman ini merupakan hasil budidaya yang sedang dikembangkan TNBTS bekerja sama dengan masyarakat sekitar Bromo.Â
Khofifah optimistis dengan beroperasinya jembatan kaca, akan membuat wisatawan lebih lama tinggal dan berwisata di Taman Nasiona Bromo Tengger Semeru. "Masyarakat bisa menginap dua malam ketika berwisata di Bromo. Selain matahari terbit, wisatawan juga bisa menikmati jembatan kaca di Seruni Point," paparnya lagi.
Jembatan kaca berbentuk jembatan gantung pejalan kaki yang memiliki sistem struktur lantai atau deck jembatan gantung, berupa kaca pengaman berlapis atau laminated glass yang terdiri dari dua lembar kaca atau lebih. Struktur jembatan dilengkapi double protection steel, berupa baja galvanis yang dilapisi cat epoxy agar lebih tahan terhadap karat.Â
Pengujian Jembatan Kaca
Uji beban di Jembatan Gantung Kaca Seruni Point telah berlangsung pada 16 Desember 2022, lapor kanal Surabaya Liputan6.com. Pengujian ini disaksikan perwakilan Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Probolinggo dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo.
Saat itu, tim Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) menggunakan total beban sebesar tujuh ton atau setara 100 orang. Berat tersebut hanya 10 persen dari desain daya tahan jembatan gantung kaca. Selain itu, juga ada lima siklus pengujian dengan berat beban yang beberapa kali dilakukan.
Kepala BGTS, Fahmi Aldiamar, menjelaskan bahwa siklus dalam melakukan uji beban jembatan kaca pertama dilakukan dengan berat beban 0 persen. Kedua, pengujian menggunakan berat beban 50 persen, dan ketiga dilakukan pengujian dengan berat beban 100 persen.
"Selanjutnya, pengujian dengan berat beban kembali pada 50 persen dan yang terakhir, pengujian dengan berat beban 0 persen. Selain mengukur displacement menggunakan TS, loading test juga mengukur performa kabel-kabel baja penopang dan bingkai baja jembatan yang dibangun melintasi jurang sedalam 80 meter," sebut Fahmi.
Â
Advertisement