Sukses

Cerita Akhir Pekan: Sosok Desainer Berprestasi Indonesia

Sosok desainer perhiasan berprestasi asal Indonesia, Amelia Rachim baru-baru ini memenangkan kontes skala internasional di Italia.

Liputan6.com, Jakarta Talenta berprestasi dalam berbagai bidang, salah satunya desain perhiasan kembali mendapat pengakuan secara global. Adalah Amelia Rachim, salah satu diaspora yang menetap di Italia baru-baru ini memperoleh penghargaan di gelaran HRD Antwerp Design Award ke-18.

Ia didaulat sebagai pemenang pertama kategori gemstone di Vicenza, Italia, 22 Januari 2023 lalu. HRD Antwerp Design Award merupakan ajang yang diselenggarakan pada pameran perhiasan internasional Vicenzaoro. Ajang ini merupakan kompetisi bergengsi yang telah diadakan selama lebih dari dua dekade sebagai wadah para desainer perhiasan berbakat di seluruh dunia.

Amelia menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang berhasil bersaing dengan 1.600 peserta yang berasal dari lebih 100 negara. Bercerita mengenai kemenangannya di ajang tersebut tentu tak terlepas dari awal ketertarikannya masuk dunia desain perhiasan.

Salah satu alumni Djarum Beasiswa Plus 2006, merupakan alumus Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Institut Teknologi Bandung (ITB). "Saya selalu tertarik dengan desain yang sangat kecil dan detail. Ketika SKS Kerja Praktik di Bali, saya mulai kenal dengan dunia perhiasan," ungkap Amelia kepada Liputan6.com melalui wawancara tertulis, Kamis 16 Februari 2023. 

Proses pegolahannya yang sangat detail membuatnya jatuh cinta pada sektor ini. "Kalau sudah memulai proyek perhiasan, saya bisa berjam-jam mengulik dan bekerja secara detail, sampai tidak bicara dgn siapa pun," sambungnya lagi.

Sementara wanita kelahiran 27 Mei 1985 ini juga bercerita bahwa kepribadiannya dulu termasuk orang yang sangat introvert. Namun salah satu perubahan yang ia rasakan bermula ketika mendapatkan Djarum Beasiswa Plus (Beswan Djarum). "Softskills yang diajarkan dalam Djarum Beasiswa Plus membuat saya lebih lancar berkomunikasi, berkembang, dan membuat saya lebih percaya diri terhadap kemampuan saya sebagai desainer perhiasan," paparnya. 

2 dari 4 halaman

Sering Menang Kompetisi

Ternyata prestasinya di dunia desain perhiasan bukan pertama kalinya. Amelia sempat memenangkan berbagai lomba perhiasan di Eropa, Amerika, Inggris, dan Kanada. "Desain yang saya menangkan Zamrud Khatulistiwa Ring bahkan sempat dipakai oleh Anggun dan artis Hollywood.

Amelia pernah menjadi pemenang kedua kompetisi Jewelery Design Awards IGE 2014 yang diselenggarakan Instituto Gemologico Espanol yang berlangsung di Madrid, Spanyol. Setahun sebelumnya ia pernah menang di Rebel Chique Desain Competition untuk kategori Ring yang diselenggarakan Royal Asscher di New York, Amerika Serikat. Rasanya jika disebutkan satu per satu, segudang prestasinya pun tak akan cukup. 

Dari pengalaman tersebut, Amelia makin belajar bahwa juri-juri internasional justru sangat mengapresiasi jati diri Indonesia dalam desain-desain saya. Amelia juga sudah banyak berkolaborasi dengan brand-brand dalam dan luar negeri. "Ada keinginan untuk membuat label sendiri, tetapi saya sangat perfeksionis. Membuat brand, menurut saya, membutuhkan konsistensi yang sangat tinggi. Jadi, saya tidak ingin terburu-buru," katanya lagi. 

Visinya tentu salah satunya ingin mengembangkan perhiasan Indonesia dengan beberapa inspirasi yang ia aplikasikan dalam desain. Seperti pada ajang HRD Antwerp Design Award ke-18, di mana desain semut sempat disebutkan terinspirasi dari Indonesia.

Menurutnya selama ini, desain yang ia bawa dalam berbagai kompetisi internasional memang selalu bernapas Indonesia. Misalnya saja Toraja Ring, Zamrud Khatulistiwa, dan Garuda yang ia harapkan lewat tema tersebut masyarakat internasional akan semakin tertarik dengan ragam budaya dan tradisi Indonesia. 

3 dari 4 halaman

Perkembangan Perhiasan Indonesia

Ketika ditanya mengenai perhiasan Indonesia, Amelia melihat bahwa dalam beberapa tahun terakhir perkembangannya cukup signifikan di industri perhiasan dalam negeri. Hal itu, katanya turut didukung kemudahan akses lewat internet.

"Namun, masih ada perajin-perajin di pelosok Indonesia yang kesulitan mengakses informasi tersebut untuk mengembangkan diri, padahal mereka memiliki potensi dan keterampilan sangat tinggi," kata Amelia.

Di tengah prestasi yang telah digapai, bukan berarti Amelia tak memiliki tantangan lagi, apalagi kini ia juga seorang istri dan ibu. "Setelah memiliki anak, saya baru menyadari bahwa menjadi ibu, apalagi di negara asing itu sangat berat karena jauh dari keluarga, teman, dan berbagai support system," cetusnya.

Ia bahkan sempat berpikir untuk mengakhiri karier sebagai desainer perhiasan agar bisa mengurus anak, mengingat ART/babysitter sangat sulit ditemukan di Italia tempat tinggalnya sekarang bersama keluarga barunya. Apalagi biaya menyewa ART juga sangat mahal, bahkan menurutnya sekitar 15 euro per jam.

4 dari 4 halaman

Potensi Perhiasan Indonesia

Ia pun merasa kagum dengan teman-teman wanita diaspora Indonesia yang tinggal di luar negeri. Menurutnya mereka memiliki daya juang yang sangat tinggi sehingga bisa tetap berkarya, sembari mengurus rumah tangga.

Di sisi lain dalam hal desain, menurutnya Indonesia memang agak tertinggal dibandingkan negara-negara lain di Eropa. Namun, dari segi manual skill, Indonesia memiliki potensi yang sangat tinggi. 

Tetapi dalam segi materi, ia belum berkesempatan menggunakan bahan baku dari Indonesia karena perusahaan-perusahaan internasional yang berkolaborasi dengan saya memiliki standar cukup tinggi, khususnya dalam proses pengolahan material. Salah satunya mengharuskan sertifikat dan material yang berkelanjutan.

"Indonesia sangat kaya akan bahan baku, namun masih perlu pengorganisasian yang baik, khususnya untuk pengolahannya.

Dengan segala prestasinya, Amelia pun makin semangat membawa cita-cita yang lebih tinggi. "Saya ingin terus berkarya dan membawa nama Indonesia ke kancah internasional," tutupnya.