Sukses

Cerita Akhir Pekan: Kiat Sukses Perhiasan Indonesia Tembus Pasar Dunia

Dari sedikit perhiasan Indonesia yang berhasil menemus pasar internasional adalah Jewel Rocks dan karya dari Rinaldy Yunardi.

Liputan6.com, Jakarta - Perhiasan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Hal itu tidak lepas dari sifat dasar manusia yang selalu ingin tampil menarik. Dari keinginan tersebut, berkembang kebutuhan yang kemudian menumbuhkan bisnis perhiasan.

Ada banyak desainer maupun produsen pembuat perhiasan, termasuk di Indonesia. Namun untuk bisa menembus pasar dunia atau internasional tentu bukan hal yang mudah.

Dari sedikit yang bisa menembus pasar internasional adalah Jewel Rocks. Brand perhiasan dan aksesori ini didirikan oleh Imelda Widjadja. Memulai bisnisnya sejak tahun 2006, Jewel Rocks berbasis domisili di Bali.

Awal mula bisnisnya berlangsung karena pesanan dari teman-teman Imelda yang menyadari bahwa Imelda punya potensi dalam berbisnis aksesori. Dari situ, Imelda memutuskan untuk mengembangkan bisnisnya tersebut. Uniknya, semua koleksi dari Jewel Rocks bersumber dari inspirasinya melihat berbagai kehidupan dari hasil hobinya melakukan traveling.

Hal itu terlihat mulai dari warna hingga bahan benar-benar bersumber dari field of experience Imelda Widjadja. "Di tahun 2006 saya menutup toko lifestyle saya di Jakarta dan ingin memulai usaha baru yang dapat memberikan saya skill yang baru yang berhubungan dengan design," terang Imelda lewat pesan pada Liputan6.com, Jumat, 17 Februari 2023.

Waktu itu, Imelda meyakini belajar design jewelry bukan hal yang sulit atau makan waktu lama untuk dipelajari. Ia pun belajar dari buku, praktek jual di bazaar dan diajak teman untuk pindah ke Bali.

“Saya pindah ke Bali dan membuat workshop kecil lalu membuat desain-desain untuk berbagai brand internasional,. Akhirnya setelah dua tahun di Bali sambil belajar dan mulai set up produksi, saya membuat brand Jewel Rocks,” ungkapnya.

Imelda menegaskan ciri khas Jewel Rocks yang membuatnya beda dari brand perhiasan lainnya adalah konsep orisinal untuk tiap koleksinya. "Kita memakai material dan color mix yang unik dan branding yang quirky. Selain itu kita pakai keahlian dan teknik yang unusual dan kreatif," jelasnya.

 

2 dari 5 halaman

Merambah Eropa dan Asia

Setelah 17 tahun berlalu, produk-produk Jewel Rocks sudah menembus ke banyak negara. Di Eropa misalnya, mereka sudah merambah ke Belanda, Prancis, Italia, Spanyol dan negara-negara Skandinavia seperti Finlandia dann Swedia.

Sedangkan di Asia sudah menjelajah sampai ke Singapura, Malaysia, Filipina, Maladewa, Taiwan, Jepang dan Korea Selatan plus Australia. Menurut Imelda ada sejumlah jurus dan usaha yang dilakukannya untuk bisa membawa Jewel Rocks ke dunia internasional.

"Kita harus punya harga wholesale yang baik untuk para buyer dan juga cukup untuk sustain the business. Tentunya kita juga harus punya kualitas yang terbaik dengan tim produksi dan supply material yang stabil. Kita juga harus punya katalog dan lookbook yang menarik," ungkapnya.

"Selain itu kita harus follow up order yang timely. Yang terakhir, memposisikan produk dan brand di lokasi yang tepat untuk bisa ditemukan oleh buyer,"sambungnya.  Mengenai kesulitan yang harus dihadapi untuk menembus pasar internasional, Imelda berusaha mencari agen/distributor yang cocok. Selain itu harus membuat produk dan brand identity yang bisa diterima di market internasional.

Tak hanya bisa menembus pasar dunia, Jewel Rocks juga sukses tampil di ajang fesyen bergengsi, salah satunya adalah Paris Fashion Week di tahun lalu. Imelda pun mengungkapkan bagaimana Jewel Rocks bisa terpilih. "Sebenarnya saya pada saat itu di Bali saja belum ada plan untuk ikut event karena masih masa pandemi, jadi lebih bisa fokus untuk membuat design yang lebih baik dan kebetulan ada lebih banyak waktu untuk buat campaign yang menarik," terangnya.

Mereka juga mulai menjalani online business di Tokopedia dan website. Menurut Imelda, kemungkinan karena online presence Jewel Rocks yang cukup aktif jadi bisa ditemukan oleh kedutaan besar Indonesia di Paris dan L’Adresse Paris Agency yang waktu itu menghubunginya dan menawarkan untuk ikut di Paris Fashion Week.

3 dari 5 halaman

Dampak Positif

Di Paris Fashion Week 2022, Jewel Rocks memamerkan dua koleksi yang terdiri dari 150 desain. Yang pertama adalah Jewel Rocks Women's Classic Collection, berisi semua koleksi best seller mereka dan yang kedua adalah Jewel Rocks Neon Yogi Collection, yaitu koleksi terbaru yang setiap itemnya terinspirasi dari kehidupan spiritual dan budaya di Bali dan Asia Tenggara.

Ada banyak dampak positif yang dirasakan setelah tampi di event bergengsi seperti Paris Fashion Week. "Tentunya kia jadi lebih punya brand credibility di mata buyer-buyer internasional dan juga jauh lebih banyak customer di Indonesia yang mengenal dan membeli Jewel Rocks," tutur Imelda.

Menyebut perhiasan karya anak bangsa yang mampu menembus dunia internasional rasanya tak bisa lepas dari nama Rinaldy Yunardi.Desainer aksesori dan perhiasan ini karya-karyanya telah dipakai oleh sederet selebritas dunia, seperti Lady Gaga, Beyonce, Madonna, Taylor Swift, Kylie Jenner, Rihanna, Katy Perry dan masih banyak lagi.

Semua itu tidak dicapai dengan mudah, apalagi ia mengaku tidak pernah sekolah maupun kursus di bidang fesyen. Meski begitu, pria yang sudah berkarya selama 25 tahun lebih ini mampu menunjukkan eksistensinya dan meraih sukses baik di dalam maupun di luar negeri.

"Saya memang otodidak, belajar sendiri dan bisa dapat ide dari mana saja. Ini tentu bukan pekerjaan saya sendiri, banyak pihak yang ikut membantu, termasuk dari teman-teman desainer, endorsement dan asisten saya," ungkap pria yang akrab disapa Koh Yungyung ini pada Liputan6.com.

 

4 dari 5 halaman

Dari Hong Kong ke Hollywood

"Dulu pekerjaan saya, mulai dari jualan, sampai menghitung ban mobil. Sekarang, apa yang saya lakukan dulu itu jadi dasar ilmu manajemen yang saya punya," kenangnya.  Setelah itu, Rinaldy bertemu dengan seorang legend di bidang bridal yang memperkenalkannya pada tiara.

Bisa dibilang, rasa cinta, passion, dan keberanian Rinaldy mulai lahir dari momen ini. Dari sini, Rinaldy belajar secara otodidak bagaimana membuat aksesori, merelakan waktu senggangnya dalam sehari untuk mengulik pembuatan aksesori, dan akhirnya berani memutuskan untuk bekerja sendiri.

Proses panjang dia tempuh sampai dia bertemu dengan teman baik yang membawa karyanya ke Hong Kong. Dari Hong Kong, karyanya sampai ke China dan akhirnya ke Amerika Serikat hingga karya-karyanya dipakai para selebriti dunia. Hal itu tentunya tak hanya karena kreasinya yang memukau tapi juga berkat dukungan dari berbagai pihak, salah satunya adalah Faye Liu, dari The Clique.

Berbasis di Hong Kong, The Clique menjadi agen Rinaldy. Faye pun mengenalkan karya-karya Rinaldy pada banyak pengarah gaya di AS. Awalnya, selebriti luar negeri pertama yang memaka karya Rinaldy adalah aktor asal Hong Kong, Aaron Kwok dan kemudian penyanyi asal Jepang, Ayumi Hamasaki.

Dari sanalah kemudian beberapa rancangannya kemudian mulai mendapat perhatian para selebritas Hollywood. Tidak hanya dikenakan untuk video musik, tapi juga ada yang mengenakannya untuk pemotretan fashion atau bahkan di red carpet ajang bergengsi seperti Met Gala.

5 dari 5 halaman

Jangan Cepat Puas

"Saya memang banyak terbantu sama agen saya, Faye, dia yang lebih paham dan tahu betul bagaimana mempromosika karya-karya saya. Tapi kalau menurut saya kunci utamanya tetap pada membuat karya yang bagus dan menarik. Jadi biarpun sudah dikenal, kita tetap harus fokus bagaimana membuat karya-karya lainnya yang lebih bagus lagi," tutur Rinaldy.

"Jangan cepat puas, kita harus selalu belajar dan berinovasi supaya karya kita terus disukai dan orang percaya kalau kita bisa menghasilkan karya-karya yang menarik. Saya juga sering ditolak tapi saya terus berusaha dan memahami keinginan klien sampai akhirnya karya saya bisa diterima," sambungnya.

Setelah karya-karyanya dipakai dan dikenal para selebriti dunia, permintaan untuk membuat perhiasan maupun aksesori makin banyak datang dari artis kelas dunia lainnya. Salah satu pengalaman yang rasanya tak mungkin dilupakan oleh Rinaldy adalah saat ia harus membuat aksesori dan berusaha sendiri mencari tahu lebih jauh tentang sosok Madonna.

Rinaldy melakukan riset untuk membuat karya yang berbeda dari yang lain, dan menyesuaikan dengan kebutuhan dari tim lainnya, seperti desainer baju.

"Tiap profesi itu pasti ada plus-minusnya. Kalau kamu merasa plus terus nanti bisa lupa diri, tapi kalau minus terus, nggak maju-maju. Kalau lagi ada di titik minus, saya biasanya jadikan tangga untuk berkarya lebih baik lagi. Kalau gagal terus, coba tanyakan sama diri kamu sendiri, apa ini hal yang benar-benar kamu inginkan. Intinya itu adalah jujur pada diri sendiri," pungkas Rinaldy.