Sukses

Krisis Biaya Hidup di Inggris, London Gratiskan Makan Siang untuk Anak Sekolah Negeri

Program makanan sekolah gratis di London itu diharapkan bisa membantu menghemat pengeluaran keluarga yang mengalami krisis biaya hidup.

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota London Sadiq Khan mengumumkan program darurat dengan menyediakan makanan gratis untuk semua anak sekolah dasar negeri di ibu kota Inggris itu. Hal itu menambah bukti bahwa warga Inggris saat ini mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar.

"Krisis biaya hidup menandakan keluarga dan anak-anak di seluruh kota kami sangat membutuhkan tambahan dukungan," kata Sadiq yang mengaku juga mendapatkan makanan gratis di sekolah saat masih kanak-kanak.

Ia menyampaikan itu pada Senin, 20 Februari 2023. Menurut dia, program senilai 130 juta pound sterling atau sekitar Rp2,3 triliun itu akan mulai berlaku pada tahun akademik di September 2023. Bantuan itu diperkirakan akan membantu menghemat pengeluaran keluarga sekitar 440 pound sterling per anak.

Ia juga berharap program itu mengurangi 'stigma yang bisa mengasingkan mereka yang berpendapatan rendah', dikutip dari CNN, Selasa (21/2/2023). Seperempat dari seluruh anak di London, termasuk yang duduk di SMA, sudah berhak untuk mendapatkan makanan sekolah gratis menurut kriteria nasional yang sebagian besar didasarkan pada pendapatan rumah tangga, menurut data resmi.

Program baru ini diharapkan bisa membantu sekitar 270 ribu anak sekolah yang saat ini tidak memenuhi syarat, menurut perkiraan para peneliti untuk pemerintah kota. Angka ini sesuai dengan perkiraan oleh Kelompok Aksi Kemiskinan Anak bahwa sekitar 210.000 anak yang hidup dalam kemiskinan di London tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan makanan sekolah gratis karena kriteria kelayakannya 'sangat ketat'. 

Ini menjadi bukti lanjutan bahwa semakin banyak warga Inggris yang berjuang untuk membeli makanan dan listrik karena inflasi yang mendekati level tertinggi selama empat dekade terakhir, telah mengikis upah dan pembayaran kesejahteraan. Sebuah survei terhadap 85 bank makanan oleh Independent Food Aid Network, sebuah kelompok advokasi, menemukan bahwa 89 persen mendapatkan peningkatkan permintaan pada Desember dan Januari, dibandingkan dengan periode yang sama 12 bulan lalu.

 

 

2 dari 4 halaman

Klien Bank Makanan Meningkat

Lebih dari 80 persen bank makanan pertama kalinya melaporkan jumlah orang yang membutuhkan bantuan meningkat secara signifikan. Begitu pula dengan peningkatan jumlah orang yang membutuhkan bantuan berkelanjutan alih-alih paket makanan sesekali.

Lebih dari sepertiga organisasi juga mengatakan bahwa mereka telah melayani staf yang bekerja untuk Layanan Kesehatan Nasional (NHS). Kelompok ini beberapa kali menggelar pemogokan sejak Desember 2022 karena menuntut gaji dan kondisi kerja yang lebih layak.

"Kelompok klien kami yang tumbuh paling cepat adalah pekerja dengan upah rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan," kata Su Parrish dari The Easter Team, bank makanan di Crawley, selatan London. Parrish menambahkan bahwa bank makanan telah menyediakan jumlah paket Natal 'tercatat' dan memodifikasi isinya dari biasa karena 'klien mengatakan kepada kami bahwa mereka tidak mampu menyalakan oven, bahkan saat Natal'.

Sebuah survei yang dilakukan terhadap lebih dari 2.700 orang dewasa di Inggris yang dipublikasikan oleh Kantor Statistik Nasional pada Senin, menemukan bahwa 51 persen responden mengkhawatirkan tentang menjaga kehangatan di rumah mereka selama musim dingin.

3 dari 4 halaman

Tak Mampu Nyalakan Pemanas

Sekitar 60 persen responden yang disurvei antara 25 Januari hingga 5 Februari 2023 mengatakan bahwa mereka mengurangi penggunaan gas atau listrik di rumah untuk mengatasi biaya pangan, bahan bakar, dan energi yang meningkat. "Kami mendengar cerita mengerikan dari orang-orang yang hidup kedinginan di flat demi bisa menyalakan kulkas di rumah," kata Andi Hofbauer dari St. Aidan's Foodshare di Leeds.

Juga pada Senin, survei ONS terpisah terhadap hampir 18.500 orang dewasa Inggris antara September dan Januari menemukan bahwa 34 persen dari mereka yang berusia 25 hingga 34 tahun dilaporkan meminjam lebih banyak uang atau menggunakan lebih banyak kartu kredit daripada biasanya dibandingkan dengan tahun lalu. Lebih dari separuh orang dewasa yang tinggal di akomodasi sewaan mengatakan mereka tidak akan mampu membayar biaya tak terduga, tetapi perlu, sebesar 850 pound sterling atau sekitar Rp15,5 juta.

Tak hanya krisis biaya hidup, Inggris juga mengalami krisis buah dan sayuran segar. Melansir Daily Mail, Senin, 28 November 2022, industri sayuran Inggris terancam karena kekurangan tenaga petani dan biaya produksi yang mahal sehingga memaksa mereka mengimpor bahan dari luar negeri.

Lea Valley, yang sering dijuluki ibu kota mentimun di Inggris, memperkirakan penurunan angka produksi hingga setengah kuota pada tahun depan, menurut perwakilan Asosiasi Petani Lea Valley, Lee Stiles. 40 orang dari 80 anggota petani memilih tidak menanam sayuran karena mengantisipasi kerugian finansial. Sementara yang lain meninggalkan bisnis sepenuhnya.

"Mendukung petani Inggris dengan membayar harga yang wajar tampaknya tidak jadi prioritas supermarket saat ini," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Dialami Ibu Kate Middleton

Situasi krisis juga dihadapi bisnis yang dimiliki ibunda Kate Middleton, Carole Middleton. Ia mengaku bisnis Party Pieces, layanan perlengkapan pesta yang didirikannya saat ini menghadapi kesulitan lantaran permintaan pelangggan menurun akibat krisis biaya hidup yang menimpa banyak warga Inggris.

Melansir dari Daily Mail pada Senin, 6 Februari 2023, pihaknya kini sedang berselisih dengan pemasok atas perjanjian pembayaran yang terlanjur dibuat. Menurut Carole, ia melihat gelagat buruk dari bisnisnya sejak Natal tahun lalu.

"Carole menjelaskan bahwa ini adalah Natal yang mengerikan, dan diperburuk oleh pemogokan (pengiriman) pos," ujar salah satu sumber pada Daily Mail.

Carole sedang mengusahakan yang terbaik untuk meningkatkan prospek bisnisnya dan terjun langsung bernegosiasi dengan para pemasok untuk meminta keringanan pembayaran. "Dia menjelaskan bahwa ingin melakukan bisnis dengan mereka (pemasok) tetapi menginginkan pesyaratan pembayaran barang selama 90 hari bukan 30 hari seperti biasanya," ujar sumber tersebut.

Namun, penawaran yang dilakukan oleh Carole itu tidak berhasil membuat pemasok menjadi luluh karena kondisinya saat ini. Mereka tidak bisa menerima untuk pembayaran kredit selama 90 hari.